Berita Viral
Di Pasar Tomohon Daging Tikus Lebih Laris Ketimbang Sapi
Bagi orang Minahasa menyantap daging hewan-hewan liar seperti tikus, kelelawar, anjing, kucing, hingga ular bisa dibilang sudah jadi kebiasaan
”Pokoknya, semua hewan yang berkaki, melata, terbang, dan berenang kami sikat, ha-ha-ha,” ujar Cici.
Dari sekian hewan yang disebutkan, Cici sangat menyukai tikus hutan yang dimasak bumbu rica dan santan.
”Setiap kali makan nyanda (tidak) cukup kalau cuma dua ekor, paling sedikit lima ekor baru kenyang,” kata Cici.
”Wah, rasanya mau nambah,” ucap Cici saat ditanya bagaimana rasanya.
Ia mengasosiasikan cita rasa daging tikus dengan daging ayam yang diberi sedikit rasa manis.
Kelelawar jadi obat Banyak anggapan daging hewan liar jadi obat manjur mengobati penyakit.
Kepercayaan penyembuhan dengan memakan daging seperti kelelawar juga banyak dipercaya masyarakat di Indonesia.
Di sejumlah marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia, mudah ditemui obat yang dibuat dari daging maupun hati kelelawar.
Obat dari daging dan hati kelelawar umumnya berfungsi sebagai penyembuh penyakit pernapasan.
"Sakit asma dijamin sembuh dengan obat alami dari alam. Serbuk daging kelelawar diambil dari daging dan hati kelelawar untuk menyembuhkan penyakit asma," bunyi iklan di Bukalapak, seperti dilihat Kompas.com.
Harganya cukup mahal, berkisar Rp 420.000 untuk satu botol berisi 50 butir kapsul.
Beberapa penjual kapsul bernama Asthma Capsule ini juga merupakan seller yang memiliki reputasi penjualan yang baik yang ditandai dengan bintang sehingga bisa dikatakan produknya tersebut cukup laris di pasaran.
Di Indonesia, diketahui banyak pasar di beberapa daerah yang menjual daging hewan buas, seperti di Jakarta, dan Solo di Jawa Tengah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Tikus Mengalahkan Sapi di Pasar Tomohon",