Berita Palembang

Pertama di Dunia, Pusat Penelitian Perairan Umum Daratan Palembang Diresmikan Menteri KKP

Untuk pusat perikanan tangkap ada di Filipina, pengolahan di Singapura dan budidaya di Malaysia. Kita kebagian untuk pusat penelitiannya

Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Jati Purwanti
Pusat Pengembangan Perikanan Asia Tenggara The Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) di Palembang diresmikan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo, Senin (27/1/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pusat Pengembangan Perikanan Asia Tenggara The Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) di Palembang diresmikan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo, Senin (27/1/2020).

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Sjarief Widjaja mengatakan, pusat penelitian ini merupakan satu-satunya pusat penelitian yang digunakan untuk penelitian perairan umum daratan tidak hanya di Asia namun juga di dunia.

"Untuk pusat perikanan tangkap ada di Filipina, pengolahan di Singapura dan budidaya di Malaysia. Kita kebagian untuk pusat penelitiannya," katanya.

Pusat penelitian ini berdiri di area seluas dua hektare di Jalan Gubernur H A Bastari Nomor 08, Jakabaring, Palembang.

Pusat penelitian ini juga dilengkapi dengan museum dengan koleksi berbagai jenis ikan nusantara serta laboratorium penelitian lainnya.

Sjarief menyebutkan, Palembang dipilih sebagai pusat penelitian berdasarkan arahan dari semua peniliti utama dunia setelah melihat model perairan umum daratan Sumsel yang dinilai paling lengkap.

"Jadi, mulai sungainya, danaunya, rawanya, perilakunya, lebak lebongnya, dan sebagainya adalah model kearifan lokal yang akan diangkat ke tingkat internasional," ujar Sjarief.

Dijelaskan Sjarief, stok ikan nasional yang berasal dari perairan umum daratan kini telah mencapai 3 juta ton sedangkan untuk dari laut 12,54 juta ton.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo menambahkan, pusat penelitian ini harus dimanfaatkan dengan baik sebab bisa digunakan untuk meneliti semua spesies perairan asli Sumsel yang berjumlah 228 spesies.

"Sehingga bisa ketahuan nantinya spesies mana yang sudah mendekati kepunahan dan ujungnya bisa bermanfaat bagi masyarakat," jelas dia.

Sementara itu, Gubernur Sumsel mengatakan pusat penelitian ini tidak salah ada di Sumsel.

Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Balai Riset untuk mempertahankan spesies yang ada di Sumsel.

"Tanpa penelitian yang benar, sulit mendistribusikan bibit yang benar, yang cocok airnya yang cocok alamnya." kata Deru.

Sebelumnya, dilakukan tabur benih ikan nilam dan tembakang sebanyak 7.100 ekor oleh Edhy Prabowo, Herman Deru didampingi Walikota Palembang, Harnojoyo, didampingi Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan, Arif Wibowo. (SP/ Jati Purwanti)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved