Teuku Markam, Sosok Kaya Raya yang Sumbang 28 Kg Emas untuk Monas Namun Hidupnya Berujung Tragis

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang merevitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat.Rencananya, revitalisasi dikerjakan selama tiga tahun

Editor: Moch Krisna
kolase berbagai sumber
Teuku Markam 

Teuku Markam adalah pengusaha kaya Aceh pada jaman pemerintahan Presiden RI Soekarno.

Sebelum menyumbangkan emas untuk Monas, ternyata Teuku Markam sudah lebih dulu berkontribusi banyak untuk negeri ini.

Salah satunya ialah memasukkan peralatan perang ke Indonesia demi mendukung kampanye militer Trikora merebut Irian Barat.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Politisi PDI Perjuangan H Karimun Usman, Senin (10/6/2019).

"Tetapi Markam tipe yang tidak balas budi ke Bung Karno. Keuntungan dalam memasukan alat perang IRIAN BARAT tahun 1963 dibelikan dalam bentuk emas yang dipasang dipuncak Monas."

"Bukan diberikan kepada pribadi Bung Karno," kata Karimun.

Hal itu didapat Teuku Markam usai dirinya memenangkan tender pengadaan Peci dan Kopiah bagi aparatur pemerintahan Orde Lama.

"Di Jakarta Markam bertemu Jendral Gatot Subroto dan diperkenalkan kepada Presiden Soekarno, yang waktu itu sedang ada tender pengadaan peci atau kopiah. Teuku Markam berhasil memenangkan tender tersebut," ujar Karimun.

Walau sudah menyumbangkan emas sebanyak itu dan berkontribusi secara materil demi utuhnya NKRI, harta kekayaan Teuku Markam seperti tak pernah surut.

Dengan sisa kekayaannya yang lain, Teuku Markam masih sanggup mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Berdikari yang masih eksis hingga saat ini.

Namun gegara di cap PKI oleh rezim Orde Baru, Teuku Markam dijebloskan ke penjara dan kekayaannya diambil alih oleh negara.

"Perusahaannya PT Berdikari diambil alih oleh negara dan dijadikan BUMN," kata Karimun.

Karimun juga menyatakan saat ini bisa saja DPRD Aceh dan Pemerintah Aceh meminta kembali perusahaan itu ke Aceh dan dipersilakan mengajukannya ke Presiden Jokowi.

"Sekarang waktu yang tepat bila DPR Aceh dan Pemerintah Aceh menginginkan PT Berdikari dikembalikan ke Aceh, terlebih masih ada anak dari almarhum Teuku Markam," tambah Karimun Usman.

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved