Kronologi Perampokan Ojek Online, Dua Pelaku Bawa Senjata Tajam dan Senjata Api
Rasa cemas masih begitu dirasa Abdul Salim (25) bila teringat peristiwa perampokan yang telah dialaminya, Jumat (24/1/2020).
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rasa cemas masih begitu dirasa Abdul Salim (25) bila teringat peristiwa perampokan yang telah dialaminya, Jumat (24/1/2020).
Tak hanya kehilangan sepeda motor yang baru dikreditnya sejak empat bulan lalu, pengemudi ojek online ini juga masih teringat benar bagaimana ancaman senjata tajam maupun senjata api yang ia alami ketika perampokan itu terjadi.
"Saya masih bersyukur tidak ditembak atau ditusuk sama perampok kemarin," ujar pria yang kerap disapa Alim itu, saat ditemui di kediamannya di Jalan Sei Seluang RT 49 RW 06 Kelurahan Ogan Baru Kecamatan Kertapati Palembang, Sabtu (25/1/2020).
Perampokan itu terjadi ketika Alim yang merasa sepi penumpang, memutuskan untuk berkeliling di beberapa titik kota Palembang dengan mengendarai sepeda motornya.
Namun ketika melintas di Jalan Perintis Kemerdekaan Lorong Produksim sekira pukul 16.15, tiba-tiba ia dicegat oleh dua orang pria yang mengendarai sepeda motor merk Honda Beat warna hitam tanpa plat nomor Polisi.
Saat itu kondisi jalan juga sedang sepi.
"Waktu mau keluar dari lorong Produksim dan mengarah ke Jalan Veteran, tiba-tiba saya dicegat dari arah depan dan motor saya dipaksa berhenti oleh mereka," ujarnya.
Kemudian, satu orang pelaku langsung turun dari sepada motor dan menghampiri Alim.
Pelaku tersebut memaksa Alim untuk turun dari sepeda motornya.
"Jelas saya tolak permintaan itu. Saya juga sempat tanya maksudnya apa, kok seperti itu ke saya," ujarnya.
Mendengar jawaban tersebut, pelaku itu langsung mengeluarkan sebuah senjata tajam berupa pisau ke arah Alim.
Takut akan disakiti, Alim memutuskan untuk menuruti kehendak pelaku dan bersedia turun dari sepeda motornya.
Selang beberapa detik kemudian, tiba-tiba sebuah tendangan langsung diarahkan oleh pelaku dan tepat mengenai perut sebelah kiri Alim dan membuatnya jatuh terduduk di jalan.
"Waktu saya mau berdiri, satu pelaku lainnya langsung mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya ke saya. Saat itu saya diancam supaya tidak berteriak dan tidak boleh berdiri dari tempat saya terduduk tadi," ujarnya.
Merasa ketakutan, Alim hanya bisa meringis menahan sakit di perutnya dan tidak berteriak meminta pertolongan.