Cerita Khas Palembang
Mengenal Kapolrestabes Palembang Anom Setyadji, Sosok Tegas Pecinta Mobil Jadul Jimny dan Jeep
Ketika ditemui di ruang kerjanya, pria yang semula bercita-cita menjadi arsitek ini selalu keblinger ketika melihat Jeep dan Jimny
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
Sang wartawan dipanggil dan setelah mengobrol, akhirnya sang wartawan mau melepaskan mobil Jimny nya untuk sang perwira tersebut.
Terlepas dari perwira melati ini dengan hobinya terhadap mobil jadul, ketika disinggung mengenai jabatannya sebagai Kapolrestabes Palembang, Anom mengungkapkan pastinya ia ingin lebih baik menjalankan tugas dari pejabat sebelumnya.
Berbekal selama 25 tahun menjadi seorang polisi, pastinya ia memiliki cara sendiri untuk menciptakan Palembang menjadi kota yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
Terlebih, pernah bertugas di Jakarta sebagai Kapolsek Kebayoran Baru dan Tanah Abang yang wilayahnya tidak kalah rawannya.
Dengan berbekal pengalaman itu, ia mengaku tidak kaget ketika ditugaskan di Palembang.
Ia juga pernah bertugas di wilayah Sumbagsel, sehingga sedikit banyak memahami karakter orang Sumatera.
"Tidak dipungkiri, Palembang memang memiliki tindak kejahatan terbilang tinggi. Palembang masuk kota besar yang telah banyak menggelar event-event internasional. Menurut saya, bukan main-main untuk penanganan di Palembang ini. Memnag harus keluar tenaga ekstra," ujarnya.
• Tim Hunter Sabhara Polrestabes Siap Bikin Palembang Seperti Neraka Bagi Para Penjahat
Maka dari itu, ia selalu beranggapan dimana pun bertugas termasuk di Palembang menganggap semua wilayah di Palembang rawan.
Rawan disini, untuk selalu membuat kesiap siagaan dan tidak boleh lengah dengan kemungkinan-kemuninan yang terjadi termasuk tindak kejahatan.
Ia juga mengungkapkan kepada seluruh personilnya, untuk tidak santai dalam bekerja.
Sebagai aparat negara yang sudah digaji dengan uang negara, ia tidak mau ada anggotanya hanya banyak bersantai di kantor.
Karena, masyarakat membutuhkan kehadiran polisi dan merasakan secara langsung pengamanan yang dilakukan.
"Tingginya tindak kriminalitas dan ungkap kasus yang dilakukan, bukan berarti Palembang tidak aman. Karena kenapa, buktinya meningkatkan jumlah ungkap kasus itu adalah gambaran bila anggot itu bekerja. Berbanding berbalik, kalau ungkap kasus sedikit. Itu tandanya anggota tidak bekerja dan belum tentu bisa dikatakan aman," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, sudah dibenamkan dalam hatinya dan juga sudah ditegaskan kepada seluruh anggotanya, agar Palembang ini seperti menjadi neraka bagi para pelaku kejahatan.
Meski pelaku kejahatan selalu mencari kesempatan untuk beraksi, tetapi upaya pengamanan selama 24 jam dengan mengerahkan seluruh anggota dilapangan termasuk kendaraan dinas terus dilakukan.