Orangtua Korban Bully : Bukan Tak Mau Memaafkan, Tapi Harus Ada Efek Jera Dulu

Orangtua yang menjadi korban bullying mengaku bukan tidak mau memaafkan para pelaku yang telah menganiaya anaknya RRZ.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
ISTIMEWA
Korban saat melapor ke Polda Sumsel. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Orangtua yang menjadi korban bullying mengaku bukan tidak mau memaafkan para pelaku yang telah menganiaya anaknya RRZ.

Sebagai orangtua dan juga ibu, pastinya Reni Oktarina memiliki perasaan untuk tidak ingin memperpanjang kasus ini hingga ke jalur hukum.

Hanya saja, dari pihak keluarga pelaku juga harus memiliki etikat baik untuk datang dan meminta maaf.

"Memang ada yang datang ke rumah, tapi datang sebentar minta maaf terus minta foto sebagai bukti kalau mereka sudah minta maaf. Saya itu bukan tidak memaafkan, tapi saya bilang fikir-fikir dulu karena keluarga besar dan saya juga seorang ibu," ungkapnya ketika dihubungi, Jumat (17/1/2020).

Reni mengaku, tidak mau melihat video penyiksaan anaknya.
Ia hanya sekali melihat video tersebut dan rasanya sudah sangat terpancing emosi.

Sehingga, ia memutuskan tidak mau melihat video tersebut agar tidak terpancing emosi dan lebih cenderung bermusyawarah dengan keluarga besar untuk menyelesaikan kasus ini.

Reni juga merasa kecewa, dengan keluarga para pelaku yang hanya datang sekali ke rumahnya.

Padahal, ia pernah bilang kepada keluarga para pelaku untuk berfikir dan musyawarah terlebih dahulu dengan keluarga besarnya.

Nanti, para keluarga para pelaku bisa datang lagi ke rumah untuk mengetahui keputusan keluarga besarnya atas kasus penganiayaan yang diterima RRZ.

Namun, hingga kini pihak keluarga korban sama sekali tidak datang lagi.

Hanya sekali datang dan mengungkapkan permintaan maaf sekali lalu meminta foto. Dari situ, para keluarga pelaku tidak pernah datang lagi ke rumah RRZ.

"Bukan tidak mau memaafkan, kalau bisa kasih efek jera seperti di penjara sehari sampai tiga hari. Karena, biladi bebaskan begitu saja, bisa muncul korban lain dan sama perlakuannya seperti yang didapat anak saya. Saya juga menyadari, mungkin kejadian ini juga anak saya ada salah. Tetapi, namanya kita hidup harus adalah etikat datang ke rumah orang," katanya.

Reni juga mengungkapkan, misal kejadian ini terjadi pada salah satu anak yang melakukan penganiayaan.

Pastinya, sebagai orangtua sangat marah melihat anaknya diperlakukan seperti itu dan dikeroyok beramai-ramai.

Para orangtua pelaku juga harus merasakan bagaimana rasanya, bila posisi yang dialaminya juga terjadi pada salah satu orangtua para pelaku.

Tidak akan mudah untuk mengambil keputusan langsung memaafkan tindakan yang dilakukan para eplaku terhadap RRZ.

"Saya juga mendapat pelajaran dari kasus ini, kalau bisa kita sebagai orangtua bisa lebih memperhatikan anak-anak kita. Begitu pula dengan pergaulannya, cukup anak saya yang mendapat perlakuan seperti ini," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved