Presiden Jokowi Ganti Kepala Bakamla, Ada Kaitan dengan Banyak Kapal Asing di Perairan Natuna?
Presiden Jokowi Copot Kepala Bakamla, Ada Kaitan dengan Banyak Kapal Asing di Perairan Natuna?
TRIBUNSUMSEL.COM - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya Achmad Taufiqoerrochman diganti oleh Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo sudah memutuskan nama pengganti Laksdya Achmad Taufiqoerrochman
Laksdya Achmad Taufiqoerrochman diganti karena akan memasuki masa pensiun.
Keputusan diambil Jokowi dalam sidang Tim Penilai Akhir (TPA) yang berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/1/2020) siang ini.
"Tadi Bakamla sudah diputuskan orangnya," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD seusai rapat.
• Istri Tengah Hamil 7 Bulan Saat Jumadi Tewas, Viral Kejanggalan Tewasnya Pendaki Dempo
Namun, Mahfud belum mau membocorkan nama pengganti Taufiqoerrochman.
Ia menyerahkan kepada Presiden Jokowi dan pihak Istana untuk mengumumkan siapa nama tersebut. "Nanti saja biar diumumkan Istana," kata Mahfud.
Taufiq sudah menjabat sebagai Kepala Bakamla sejak 24 September 2018 hingga.
Pria kelahiran 18 Oktober 1961 ini akan segera memasuki masa pensiun.
• 2 Pecandu Berat Sabu di Palembang Ini Curi Kompor dan Tabung Gas 3 Kg Usaha Ayam Goreng
Sebelum menjabat sebagai Kepala Bakamla, Taufiq merupakan mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal).
Heboh Bawa Keris
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman menyampaikan perintah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto demi melindungi perairan Natuna.
Taufiqoerrochman mengaku pihaknya hanya dibekali dengan sebuah keris untuk mengusir kapal China di perairan Natuna.
Diketahui, China mengklaim kepemilikan perairan Natuna hingga mengizinkan kapal-kapalnya mengambil sumber daya alam dari wilayah tersebut.
Mulanya, Achmad Taufiqoerrochman mengaku Bakamla sudah melakukan sejumlah upaya untuk menghalau kapal China dari perairan Natuna.
"Kita sudah giring ke Utara, tapi tetap dia nggak mau," kata Achmad Taufiqoerrochman.
"Berarti belum digiring?" sahut Najwa Shihab.
Menurut Taufiqoerrochman, Bakamla sudah berupaya menghalau kapal China, namun gagal.
"Bukan, kita sudah giring, kita pepet tapi tetep nggak mau," ujar Kepala Bakamla itu.
"Ini juga tidak boleh bermanuver membahayakan, nanti kita akan disalahkan."
Menanggapi pernyataan Taufiqoerrochman itu, Najwa Shihab lantas melontarkan pertanyaan.
Ia menyinggung ukuran kapal China yang lebih besar dibandingkan dengan milik Bakamla.
"Kapalnya jauh lebih besar dibanding kapal Bakamla ya, Pak?" tanya Najwa Shihab.
"Relatif sama, saya (kapal Bakamla) 110, dia (kapal China) 145," jawab Taufiqoerrochman.

Lantas, Najwa Shihab pun menanyakan peralatan yang ada di kapal Bakamla.
"Peralatan senjatanya?" tanya Najwa Shihab.
Namun, jawaban Taufiqoerrochman justru membuat Najwa Shihab terkejut.
Taufiqoerrochman menyebut kapal Bakamla dibekali senjata keris.
"Kita pakai keris," jawab Taufiqoerrochman.
"Keris?" sahut Najwa Shihab terkejut.
Taufiqoerrochman menambahkan, keberadaan keris sebagai senjata Bakamla itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan).
"Jadi di Permenhan kita itu sebelum diizinkan, tapi saya sudah menghadap (Menhan) Pak Prabowo, Beliau langsung 'Belikan yang besar'," ujar Taufiqoerrochman.
"Dan sekarang lagi proses. Jadi kemarin belum ada (senjata), baru disetujui sekarang."
Najwa Shihab kembali mengulangi pertanyaannya.
"Jadi sampai detik ini kapal-kapal di Bakamla tidak ada senjatanya satu pun? Hanya keris?" tanya Najwa Shihab.
"Iya, keris," jawab Taufiqoerrochman.
"Ya gimana mau mepet Pak kalau mepet kalau cuma bawa keris," sahut Najwa Shihab.
Mendengar pernyataan Najwa Shihab, penonton pun terbahak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com