Spirit Bisnis
Analisis Peluang Bisnis di Palembang : Tahun 2020 Banyak Cafe Bermunculan
Persaingan antar cafe juga akan terjadi, bila tidak bisa mengikuti permintaan pasar akan ditinggal pelanggan dan lambat laun tutup
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Semakin banyak cafe atau tempat nongkrong bermunculan di Palembang.
Cafe atau tempat nongkrong, sepertinya menjadi idola tidak hanya untuk anak muda berkumpul.
Diprediksi di tahun 2020 ini cafe atau tempat nongkrong akan terus bermunculan.
Mulai dari yang memiliki fasilitas yang cukup lengkap atau cafe hanya sekedar tempat nongkrong.
Persaingan antar cafe juga akan terjadi, bila tidak bisa mengikuti permintaan pasar akan ditinggal pelanggan dan lambat laun tutup.
Awan Jammeson, pengelola cafe Volum di Jalan Sumpah Pemuda Palembang mengungkapkan, saat ini cafe bukan sekedar tempat nongkrong saja.
Akan tetapi juga sudah digunakan untuk tempat melakukan aktivitas pekerjaan.
"Tahun 2020 ini, akan makin banyak cafe bermunculan. Itu memang kota maju, sehingga masyarakat mengganggap cafe sudah jadi kebutuhan dengan kata lain masyarakatnya lebih konsumtif," ungkap pria yang juga sudah malang melintang di dunia bisnis cafe dan resto ini, Minggu (12/1/2020).
Lanjut relawan komunitas pengembang pariwisata Palembang ini, dengan makin maraknya cafe atau tempat nongkrong di Palembang, pemilik dan pengelola pastinya harus bisa menyesuaikan tema berdasarkan kriteria yang berkembang.
Selain itu, lokasi juga menjadi tempat yang dianggap penting suatu cafe atau tempat nongkrong itu dibuka.
Bila mengambil lokasi yang salah, maka cafe tersebut biasanya tidak akan berkembang dan lebih cenderung nantinya akan tutup.
Pemilik atau pengelola cafe juga harus memiliki jaringan atau komunitas yang kuat.
Dengan ini, mengetahui pangsa pasar yang diinginkan dan dapat memperoleh keuntungan dari usaha yang dikelola.
Bukan hanya sekedar untuk meningkatkan pamor, tanpa memikirkan cafe yang dibuka sebenarnya mengganggu fasilitas umum.
"Sekarang ini, kalau saya lihat orang membuka cafe hanya untuk mengedepankan prestise, bukan untuk menekuni bisnis. Hanya untuk meningkatkan pamor si pemilik, tanpa melihat pangsa pasar."