Longsor di Lahat

Lahat Peringkat 4 Kabupaten Rawan Bencana di Sumsel, Bupati :  Hutan Rusak Dampak Perambahan

Belum lenyap teror harimau dialami warga Kabupaten Lahat, kini sudah datang ancaman longsor dan banjir

Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Ehdi Amin
Hujan deras yang terus mengguyur Bumi Seganti Setungguan (Kabupaten Lahat) berdampak terjadinya longsor dibeberapa kecamatan di Kabupaten Lahat, Minggu (5/1/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Belum lenyap teror harimau dialami warga Kabupaten Lahat, kini sudah datang ancaman longsor dan banjir.

Hujan disertai angin yang terus mengguyur Bumi Seganti Setungguan membuat warga takut.

Apalagi dalam sepekan terakhir ini bencana longsor dan banjir terjadi hampir disetiap kecamatan di Kabupaten Lahat.

Puluhan rumah di Desa Keban Agung, Kecamatan Mulal Sebingkai rusak berat akibat dihantam banjir bandang.

Jembatan penghubung Lahat-Muara Enim di Kecamatan Mulak Ulu, ambruk.
Terjadi longsor di Kecamatan Pagar Gunung, Pulau Pinang dan Muara Payang.

Banjir di Kota Lahat akibat hujan deras, sungai Lematang meluap hingga merendam rumah warga di Kelurahan Pasar Bawah dan Kota Jaya dan dibeberapa tempat lainya.

Minggu (5/1/2020), bencana longsor kembali terjadi di jalan lintas Lahat-Pagaralam, tepatnya antara Desa Lekung Daun dan Tanjung Mulak, Kecamatan Pulau Pinang, Lahat.

Longsor juga terjadi di akses jalan menuju Kecamatan Pagar Gunung dan Mulak Sebingkai.

Masih hari ini, luapan air lematang merendam rumah warga di Kelurahan Pasar Bawah.

Luapan air juga merusak sawah warga di Kecamatan Mulak Sebingkai dan Pulau Pinang.

Musibah serupa bisa saja kembali terjadi dengan kondisi cuaca saat ini.

Hujan terus mengguyur sementara, hutan banyak yang rusak baik karena perambahan hutan hingga dampak karhutlah.

Bupati Lahat, Cik Ujang mengatakan, terjadinya longsor dan hujan tidak lepas akibat rusaknya kawasan hutan dampak perambahan untuk berbagai kepentingan.

Cik Ujang menegaskan, akan bekerjasama dengan pihak terkait sehingga perambahan dan perusakan hutan tidak kembali terjadi dan mencari solusi sehingga kawasan hutan kembali membaik.

Gubernur Sumsel Herman Deru yang berkunjung ke Lahat beberapa hari lalu, juga menyebut daerah aliran sungan (DAS) di Lahat sudah rusak.

Tak ayal, saat hujan terjadi sungai sungai meluap hingga berdampak buruk bagi manusia.

Kini imbauan baik dari Pemkab Lahat, TNI Polri terus diberikan kepada warga di Kabupaten Lahat agar lebih waspada akan terjadinya bencana alam.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lahat, Marjono, struktur wilayah dikelilingi perbukitan, dengan tekstur tanah yang labil akibat dampak dari kebakaran hutan saat musim kemarau lalu.
Disinyalir bakal menambah deretan daftar kejadian, bencana banjir dan longsor di Lahat.

Kabupaten Lahat dikatakan Marjono, berada pada peringkat 4 rawan bencana di Sumatera Selatan.

Dari 24 kecamatan di Lahat, mayoritas bencana saat ini masih seputar banjir dan tanah longsor.

Marjono menjelaskan, untuk antisifasi bencana, pihaknya sementara hanya bisa memberikan imbauan langsung ke masyarakat dan melalui Camat.

Jika sifatnya seperti membuat tembok penahan, pihaknya hanya bisa melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

"Namanya bencana ini kan tidak diketahui kapan terjadinya. Untuk itu kita memberikan sosilisasi ke daerah yang sudah dipetakan rawan bencana. Jika prediksi BMKG, hujan deras hingga bulan April nanti. Tapi puncaknya di bulan Januari-Februari," jelas Marjono. (SP/ Ehdi Amin)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved