Bus Sriwijaya Masuk Jurang di Pagaralam

Polisi: Kecelakaan Bus Sriwijaya Karena Sopir Mengantuk, Analisa Sementara

Ditlantas Polda Sumsel masih menganalisa secara manual penyebab kecelakaan Bus Sriwijaya.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
Kolase Foto (Tribun Sumsel & Kompas.com)
Pesan Terakhir Sopir Bus Sriwijaya kepada Keluarga, 'Mak Pamit Ya. Mungkin Aku Tidak Pulang' 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ditlantas Polda Sumsel masih menganalisa secara manual penyebab kecelakaan Bus Sriwijaya.

Namun, analisa ini juga belum menjadi patokan penyebab pasti kecelakaan bus Sriwijaya di tikungan Lematang Indah Pagaralam.

Sejauh ini, dari hasil olah tempat kejadian diduga sopir tidak sempat membanting stir sehingga membuat bus berjalan lurus dan menghantam pagar pembatas lalu terjun ke jurang.

"Diduga sementara ini, karena sopir mengantuk. Bila sopir sadar, maka si sopir akan refleks banting stir ke kanan. Sehingga hanya menabrak tebing dan tidak terjun ke jurang," jelas Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, Kamis (26/12/2019).

Akan tetapi lanjut Supriadi, bila itu hanya analisa sementara.

Karena, saat ini tim masih melakukan evakuasi para korban.

Bila nanti evakuasi sudah selesai, bisa dimungkinkan untuk dilakukan analisa ulang.

Caranya, kemungkinan dengan memotong-motong badan bus dan meletakan bagian badan bus di titik awal hingga jatuh ke dalam jurang.

Dengan menggunakan alat Traffic Accident Analisys, dimungkinkan bisa diketahui secara pasti penyebab kecelakaan bus Sriwijaya.

"Dari hasil olah tempat kejadian perkara, terlihat sepertinya bus juga tidak laik jalan. Akan tetapi, masih dipaksakan untuk jalan. Di satu sisi itu, di sisi lain diduga karena sopir mengantuk tadi," ungkapnya.

Kesulitan Analisa

Ditlantas Polda Sumsel sudah mendatangi lokasi kecelakaan bus Sriwijaya di tikungan Lematang indah Pagaralam.

Dengan menggunakan alat Traffic Accident Analisys, tim berupaya mengungkap secara pasti penyebab kecelakaan bus Sriwijaya. Ternyata dengan menggunakan alat secanggih Traffic Accident Analisys, juga tidak dapat mengetahui penyebab kecelakaan bus Sriwijaya.

"Susah untuk dianalisis meski menggunakan alat TAA, karena titik pertama kecelakaan dan lokasi jatuhnya bus membutuhkan waktu yang lama. Karena, dari titik awal ke lokasi jatuhnya bus Sriwijaya membutuhkan waktu 20 menit. Sedangkan, durasi dari TAA hanya 5 menit," ujar Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, Kamis (26/12/2019).

Lanjut Supriadi, kendala untuk memastikan penyebab kecelakaan bus Sriwijaya karena badan bus yang berada di dalam jurang. Bus tidak bisa diangkat atau dibawa ke titik awal tempat jatuhnya bus.

Nantinya, dimungkinkan untuk dapat mengetahui penyebab pasti kecelakaan bus Sriwijaya dengan cara memotong-motong badan bus dan diletakan ke titik awal kecelakaan lalu dijatuhkan ke jurang tepat lokasi bus jatuh.

"Susah untuk menganalisanya, padahal alat sudah terbilang canggih. Kendalanya itu tadi, karena rentang waktu dari titik awal kecelakaan ke jurang harus di tempuh 20 menit. Terlebih menuju ke lokasi tidak bisa menggunakan kendaraan, harus berjalan kaki," jelasnya.

Bus yang menabrak pagar pembatas, terjun ke dalam jurang dengan bagian depan terlebih dahulu menghamtam jurang. Sehingga, penumpang yang tewas merupakan duduk dibagian depan bus. Sedangkan, penumpang yang duduk di belakang termasuk kernet bisa selamat.

"Sopir bus yakni Ferry yang tewas. Kernetnya selamat, karena dia berada dibagian belakang. Itu analisanya sementara," kata Supriadi.

 Jenazah Sari Lama Dikenali karena Sidik Jari Sempat Tidak Teridenfikasi dan Tanpa KTP

Jurang 

Bus Sriwijaya Exspres yang sarat penumpang terjun ke jurang Likuan Lematang Pagaralam, Selasa (24/12) dini hari.

Tragedi itu mengakibatkan 26 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Ini adalah kecelakaan terburuk yang pernah terjadi di Pagaralam selama 5 tahun terakhir.

Jurang Likuan Lematang itu berada di antara akses jalan raya Pagaralam-Lahat.

Jalan Pagaralam-Lahat memang terkenal dengan jalan yang menanjak dan berliku, seperti daerah pegunungan.

Likuan Lematang adalah satu dari dua Likuan ekstrem yang ada di sana. Satu likuan lainnya yakni Likuan Endikat.

Disebut masyarakat setempat sebagai likuan karena jalan menikung yang tajam dan tanjakan.

Di sisi jalan itu adalah jurang dan tebing.

Lokasi

Ketinggian jurang di likuan Lematang tempat terjunnya Bus Sriwijaya Ekspres mencapai 80 meter.

Dasar jurang adalah Sungai Lematang itu sendiri. Bus yang terjun lalu langsung tenggelam di Sungai Lematang.

Beberapa korban yang selamat mengaku bisa keluar dari bus setelah berhasil memcahkan kaca bus.

Saat itu air cukup deras mengisi kabin bus.

Dalam rilis Selasa (24/12/2019), Kepala Kantor SAR Palembang Berty DY mengatakan, dari infromasi tim di lapangan, jurang itu sangat tinggi.

Diperkirakan ketinggian jurang itu sekitar 75 sampai 80 meter. Sedangkan untuk jarak lokasi bus jatuh ke jalan, sekitar satu kilometer.

"Jarak sekitar kurang lebih 1 kilometer dari jembatan jika dilihat dari peta. Dari tim di lapangan, ketinggian jurang itu sekitar 75 sampai 80 meter. Sementara ini tim masih melakukan pencarian korban yang hilang," ujar Berty DY, Kepala Kantor SAR Palembang Berty DY.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved