Gerhana Matahari Cincin

Niat, Tata Cara dan Tuntunan Sholat Gerhana Matahari Cincin yang Diajarkan Rasulullah SAW

Niat, Tata Cara dan Tuntunan Sholat Gerhana Matahari Cincin yang Diajarkan Rasulullah SAW

Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
Istimewa
Niat, Tata Cara dan Tuntunan Sholat Gerhana Matahari Cincin yang Diajarkan Rasulullah SAW 

Niat, Tata Cara dan Tuntunan Sholat Gerhana Matahari Cincin yang Diajarkan Rasulullah SAW

TRIBUNSUMSEL.COM - Tepat hari ini 26 Desember 2019 fenomena alam Gerhana Matahari akan terjadi di sebagian wilayah Indonesia.

Dalam ajaran islam apabila terjadi suatu Gerhana amalan yang dianjurkan Rasulullah kepada umatnya adalah mendirikan sholat gerhana.

Dikutip dari bimasislam.kemenag.go.id berikut beberapa tuntunan dan tata cara sholat gerhana sebagai berikut :

Tuntunan Shalat Gerhana

Shalat Gerhana merupakan shalat sunnah Muakkad sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW :

Dari Mughirah bin Syu'bah, ia berkata, "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW (yaitu) pada hari wafatnya Ibrahim (putra Nabi). Kemudian orang-orang berkata, Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatrya Ibrahim. Lalu Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya matahari dan bulan Itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah. (Shahih Al-Bukhari, 1:228 No.1043).

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain:

1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari klamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam shalat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka.

Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesal shalat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis" (HR.Muttafaq 'alaih).

3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan shalat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nasa'i). Tidak ada azan dan Igamah dalam pelaksanaan shalat gerhana. Karena adzan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.

4. Disunahkan mengeraskan bacaan surat, balk shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam shalat gerhana (HR. Muttafaq alaih).

5. Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah SAW selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323).

6, Wanita boleh ikut shalat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah SAW. (HR. Bukhari).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved