Natal dan Tahun Baru 2020

Wisatawan Sepi Imbas Teror Harimau di Pagaralam, Rumahkan Karyawan dan Tutup Restoran

Sejumlah pengusaha di Pagaralam mengeluhkan turunnya jumlah wisatawan dampak teror harimau yang terjadi satu bulan terakhir

Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Yohanes Tri Nugroho
Pintu gerbang masuk ke kawasan wisata Gunung Dempo, Kota Pagaralam. Sejumlah pengusaha di Pagaralam mengeluhkan turunnya jumlah wisatawan dampak teror harimau yang terjadi satu bulan terakhir. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM-Sejumlah pengusaha di Pagaralam mengeluhkan turunnya jumlah wisatawan dampak teror harimau yang terjadi satu bulan terakhir.

Insiden empat orang tewas diterkam harimau membuat jumlah wisatawan yang datang ke kawasan wisata Gunung Dempo, Pagaralam, turun drastis.

Penurunannya dirasakan sampai 80 persen.

Padahal akhir tahun biasanya jadi momen pengusaha meraup untung berlipat dengan banyaknya wisatawan.

Muhammad Ramadian, pengelola vila di Pagaralam, sudah menerima 130 pembatalan setelah adanya serangan harimau.

Sedang Reses di Desa Pajar Bulan Lahat, Alex Noerdin Banyak Terima Laporan Warga Terkait Harimau

Padahal pada masa libur tahun baru, vila di Pagaralam banyak dipesan wisatawan.

"Sekarang penurunan wisatawan sudah 80 persen. Saya sebagai pengusaha tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya pasrah dengan kondisi ini," kata Ramadian, Minggu (22/12/2019).

Keadaan ini memaksa Ramadian merumahkan empat karyawan untuk menutupi operasional 22 vila yang dikelolanya.

Bahkan salah satu restoran yang dikelolanya di kawasan kaki Gunung Dempo akan berhenti beroperasi dalam waktu dekat karena sepinya para wisatawan.

"Di Pagaralam ini hanya ada dua momen, lebaran dan tahun baru. Namun, untuk tahun baru sudah tidak bisa apa-apa lagi,"ujarnya.

Pemerintah Kota Pagaralam, diharapkan Ramadian, segera bertindak untuk mengatasi situasi konflik harimau dan manusia sehingga tidak lagi membuat masyarakat dan wisatawan resah.

Ramadian juga meminta keringanan pajak untuk kondisi tersebut.

Cegah Konflik Harimau dan Manusia, Gubernur Sumsel Akan Relokasi Petani dari Hutan Lindung

Pasalnya kerugian yang dialaminya begitu membengkak.

"Tahun ini saya merugi Rp 180 juta. Ini sama saja seperti bencana alam, kami harap Pemkot Pagaralam memberikan dispensasi pajak,"ujarnya.

Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni tidak menampik jumlah wisatawan pada akhir tahun ini turun akibat konflik harimau.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved