Berita Muba
Jhon Tembak Mati Janda di Sekayu Melalui Ventilasi Jendela Kamar, Ini Kronologinya
Polres Muba mengungkap misteri pembunuhan janda beranak dua di Sekayu yang terjadi tahun 2015 lalu.
Puncaknya pada Senin kemarin tersangka semakin merasa bersalah.
“Saat ini tersangka sudah kita amankan dan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tersangka melanggar pasal 338 Subsider 340 KUHP dengan ancaman kurungan seumur hidup,” terang Kapolres.
Sementara, Tersangka Jhon Hendri mengungkapkan dirinya kesal lantaran kesal melihat mertuanya sering ribut dikarenakan korban.
Oleh karena itu kesal sehingga menghabisi nyawa korban.
• Massa Serang Mapolres Yahukimo di Papua, Dipicu Kencing Sembarangan, Satu Anggota Brimob Tewas
"Saya kesal melihat korban, karena mertua saya sering ribu oleh karena itu saya habisi menembaknya lewat jendela saat tidur. Selama 4 tahun saya hanya di sekayu dan bekerja seperti biasa,"ujarnya.
Untuk mengingatkan kembali, 4 tahun silam bahwa, Maya Kartika Sari (23) warga Dusun I Desa Muara Teladan, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) meregang nyawa setelah ditembak orang tidak dikenal di rumahnya.
Korban tewas setelah peluru menembus pinggang bagian kanannya. Peluru itu menyebabkan korban tewas sekitar pukul 04.30 WIB, Rabu (11/11/2015).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tewasnya Maya yang merupakan seorang janda dua anak ini disebabkan tembakkan oleh orang tidak dikenal.
Penembak diduga melepaskan tembakan ke arah korban dari luar jendela kamarnya.
Namun sebelum korban ditembak ada seseorang yang tidak dikenal mengetuk jendela kamarnya.
Karena ada yang mengetuk jendela kamarnya dari luar, korban lantas bangun dan menuju jendela untuk melihat siapa yang mengetuk.
Saat jendela dibuka separuh, korban langsung ditembak di bagian pinggang sebelah kiri.
Setelah ditembak, korban terjatuh dan meringis kesakitan akibat proyektil yang bersarang.
• Di Palembang Banyak Pelaku Prostitusi Menjajakan Diri Lewat MiChat, Sampai-sampai Ada yang Dibacok
Pada saat kejadian, orang tua korban, Hosin yang telah bangun dan duduk di belakang, ikut mendengar suara letusan satu kali.
Tidak beberapa lama mendengar suara anaknya yang meringis kesakitan.