Curhat Pramugari Garuda di Era Ari Askhara, Kerja 18 Jam Hingga Tak Libur Saat Hari Libur Nasional
Curhat Pramugari Garuda di Era Ari Askhara, Kerja 18 Jam Hingga Tak Libur Saat Hari Libur Nasional
TRIBUNSUMSEL.COM - Curhat Pramugari Garuda di Era Ari Askhara, Kerja 18 Jam Hingga Tak Libur Saat Hari Libur Nasional
Berawal dari penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton oleh mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara, fakta lain pun terungkap.
Ari Askhara diduga berhubungan dengan seorang pramugari di Garuda Indonesia.
Melansir dari YouTube Official iNews, Senin (9/12/2019), pramugari Garuda Indonesia bernama Yosephine turut berkomentar terkait kepemimpian Ari Askhara sebagai Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia.
Sebelumnya diketahui, Ari Askhara telah dipecat oleh Menteri BUMN, Erick Thohir karena diduga menyelundupkan motor Harley davidson dan sepeda brimpton dalam Maskapai Garuda Indonesia GA 9721 Air Bus A300-900 Neo.
Yosephine menuturkan, banyak awak kabin yang merasa lega setelah Ari Askhara dicopot dari jabatannya.
"Pencopotan ini kami awak kabin banyak merasa ya, rasanya duri yang tertanjam di dalam itu lepas akhirnya gitu," jelas Yosephine.
Wujud dari kelegaan tersebut, banyak dari teman-teman Yosephine yang melakukan syukuran atas dicopotnya Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia.
"Setelah tahu itu, banyak teman-teman yang melakukan tumpengan, syukuran, ngundang anak yatim," ungkap Yosephine.
Yosephine mengungkapkan banyak kebijakan yang diterapkan oleh Ari Askhara yang menyulitkan awak kabin.
Seperti penerbangan Pulang Pergi (PP), pramugari harus bekerja selama 18 jam sehari.
Kejadian tersebut dialami oleh Hersanti, yang melayani penerbangan Jakarta-Melbourne-Jakarta.
"Yang paling parah durinya itu seperti penerbangan PP itu lo," jelas Yosephine.
"Tapi kenyataannya kita terbang itu nggak murni 14 jam karena kita kerja dimulai pada saat kita lapor di airport, 1,5 jam sebelum scedule itu kita sudah masuk dalam duty, nah jadi bisa lebih, belum lagi transit di luar negeri," ungkap Yosephine.
Lebih lanjut, Yosephine mengungkapkan adanya kebijakan jaminan uang terbang yang tidak adil antara junior, senior dan manajer.