Konflik Hewan Buas dengan Manusia Makin Sering di Sumsel, Setelah Harimau Muncul Beruang dan Buaya
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Konflik hewan buas semakin sering terjadi di Sumatra Selatan (Sumsel) dalam satu bulan terakhir
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Konflik hewan buas semakin sering terjadi di Sumatra Selatan (Sumsel) dalam satu bulan terakhir.
Setelah serangan harimau di Pagaralam dan Lahat, kini ada serangan beruang dan kemunculan buaya.
Dua orang tewas akibat serangan ini, sedangkan beberapa lainnya luka-luka.
Hewan ternak warga juga tidak luput dari serangan satwa liar ini.
Nawandri (25) warga Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), harus meregang nyawa usai diserang beruang madu.
Ia diserang beruang di Dusun 7, Talang Bukit Bungkuk, Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji, Senin (2/12/2019).
Sedangkan Kuswanto (48), warga Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, tewas diterkam harimau.
Kronologi Harimau menerkam Kuswanto terjadi pada Minggu (17/11/2019) sekitar pukul 10.00 WIB.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, Nawandri diserang oleh seekor beruang madu betina saat sedang melakukan kegiatan di kebun.
Korban mengalami luka di sekujur tubuhnya hingga membuatnya meninggal di tempat kejadian.
"Jarak antara lokasi kebun dan kediaman korban cukup jauh, sehingga evakuasi memakan waktu lama. Saat ini jenazah korban sudah dikebumikan,"kata Genman, Rabu (4/12/2019).
Menurut Genman, kejadian petani diserang beruang juga pernah terjadi di daerah lain.
Beberapa di antaranya terjadi di kawasan Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, dan Empat Lawang.
Ia pun telah menyelidiki penyebab beruang itu menyerang manusia.
Sebab, sifat dari beruang sendiri biasanya akan menghindar ketika bertemu manusia, terkecuali jika habitatnya terganggu.
"Kita sudah antisipasi agar beruang ini tidak memasuki perkampungan, sehingga tidak menimbulkan korban lagi," ujar Genman.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Baturaja Aziz Abdul Latif menambahkan, lokasi tempat serangan itu memang berdekatan dengan hutan lindung yang merupakan habitat beruang.
Ia pun menduga bahwa korban tak sengaja bertemu dengan beruang itu, hingga akhirnya diserang. "Kemungkinan korban ini berhadapan langsung dengan beruang, sehingga diserang.
Kami telah memasang kamera trap untuk memantau keberadaan beruang yang ada di sana," kata Aziz.
Serangan hewan buas di Sumsel semakin sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Seperti yang terjadi di kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat.
Di dua lokasi tersebut, serangan harimau telah empat kali terjadi dan menyebabkan satu orang tewas.
Setop Merambah Hutan Lindung
Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni menyampaikan bahwa harimau yang meneror masyarakat Pagaralam akibat ulah oknum masyarakat yang menganggu habitat satwa liar itu.
"Ini jelas bahwa Habitat mereka yang terganggu karena adanya perambahan hutan di kawasan hutan lindung," ujar Walikota saat konfrensi press diruang Besemah I Kota Pagaralam, Selasa (3/12/2019).
Untuk itu mengatasi hal ini Walikota telah melakukan imbauan kepada masyarakat untuk tidak merambah hutan dan menganggu habitat mereka di kawasan Hutan Lindung.
"Jangan sampai habitat mereka yang diganggu. Kami tegasnya bahwa habitat mereka yang terganggu yang membuat mereka menyerang warga," katanya.
Wako mengimbau kepada petani untuk sementara tidak bermalam di kebun untuk menghindari serangan Harimau sampai ada keterangan resmi dari pihak terkait.
"Kami harap masyarakat waspada dan hati-hati saat berada di kebun atau di kawasan wisata yang memang berdekatan dengan hutan lindung," imbaunya.
Wako juga menegaskan bahwa saat ini Pagaralam aman untuk dikunjungi karena pihaknya sudah membentuk tim untuk mengawasi keberadaan Harimau tersebut dikawasan wisata.
Buaya Berkeliaran
iga buaya dalam beberapa hari ini berkeliaran di sungai Desa Ujan Mas Baru, Kecamatan Ujan Mas Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel).
Tiga buaya ini terdiri dua buaya berukuran besar dan satu buaya kecil.
Warga Ujan Mas khawatir keberadaan buaya tersebut dapat membahayakan anak-anak yang sering mandi dan berenang di sungai tersebut.
Dari keterangan warga, buaya berukuran panjang sekitar 2 meter itu mulai terlihat sejak empat hari belakangan ini di sungai desa mereka.
Warga mengaku tidak mengetahui dari mana asal buaya itu.
Informasi keberadaan buaya berawal dari salah seroang warga desa tetangga yang tengah memancing di sungai desa Ujan Mas Baru, dan melihat ada buaya yang berenang di sungai tersebut.
Oleh warga keberadaan buaya itu segera di laporkan ke warga Desa Ujan Mas Baru.
Saat Ditemukan Warga yang mendapat laporan segera mendatangi sungai di belakang desa,
Warga memang menemukan seekor buaya berukuran cukup besar berenang di sungai tersebut.
Keberadaan buaya itu bahkan sempat direkam warga menggunakan telepon selular.
Faizin (52) warga setempat mengatakan, dari cerita warga yang sudah melihat buaya tersebut, jumlahnya bukan 1 ekor tetapi 3 ekor, terdiri 2 ekor buaya dewasa dan 1 ukuran kecil.
Buaya-buaya itu kerap muncul dan berenang di bawah pohon besar yang ada di tepi sungai.
“Jumlahnya 3 pak, 2 buaya berukuran besar dan 1 kecil, mereka kerap terlihat berenang di bawah pohon besar ini” katanya.