Heboh banyak Sapi Mati, Muncul Tuduhan Diracun Orang Untuk Dapat Harga Murah
Warga dihebohkan dengan sapi-sapi yang mati. Diduga sapi-sapi itu diracun orang.
TRIBUNSUMSEL.COM - Warga dihebohkan dengan sapi-sapi yang mati. Diduga sapi-sapi itu diracun orang.
Kepala Desa Nyawangan, Tulungagung, Sabar mengungkap modus sebenarnya maraknya sapi-sapi warganya mati diduga karena diracun.
Ada oknum sengaja meracuni sapi-sapi milik warganya. Sebab sapi yang mati adalah sapi-sapi yang gemuk, baik sapi perah atau sapi pedaging.
Dugaan warga, sapi-sapi ini mati karena diracun.
Sapi yang mati, tujuh di antaranya dijual, sedang satu sapi disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada warga.
"Warga takut orang yang menebar racun ini masih keliling cari mangsa.
Makanya warga terus curiga dan berjaga-jaga," ungkap Sabar, Selasa (3/12/2019).
Menurut Sabar, para pemilik sapi yang mati sudah melaporkan kepada polisi.
Namun polisi juga kesulitan, karena bangkai sapi tidak ditemukan.

"Setiap kejadian baru dilaporkan ke saya, lima atau tujuh hari setelah kejadian. Jadi saya juga tidak tahu detailnya," katanya.
Ada pula yang curiga, kematian sapi ini karena ada modus kejahatan.
Sapi yang mati harganya jatuh hanya sekitar Rp 3 juta per ekor.
Padahal dalam kondisi hidup, utamanya sapi perah belum produksi, harganya mencapai Rp 17 juta.
Modus ini dilakukan untuk mendapatkan sapi dengan harga murah.
Selanjutnya daging akan dijual layaknya daging sapi pada umumnya, dengan harga normal.
Warga resah

Warga Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Tulungagung dibuat resah karena sejumlah sapi mati mendadak dalma rentang waktu dua bulan ini.
Isu liar yang berkembang, sapi yang mati mencapai 30 ekor.
Isu ini berkembang liar di media sosial, hingga menimbulkan ketakutan warga.
Setiap malam warga berjaga-jaga keliling kampung, menjaga kandang-kandang sapi.
"Memang ada sapi yang mati, tapi jumlahnya tidak sampai 30 ekor.
Dari yang kami data hanya ada delapan ekor," ujar Sabar.
Sabar mengungkapkan, enam ekor di antara sapi yang mati ada di Dusun Puthuk.
Kematian sapi ini terjadi sejak dua bulan lalu.
Mati diracun

Kepala Dusun Puthuk, Desa Nyawangan, Sutikno membenarkan ada enam sapi di wilayahnya mati mendadak.
Dari ciri-cirinya sapi itu memang mati karena racun.
Sebelumnya sapi dalam kondisi sehat, tiba-tiba melenguh sangat keras, kemudian ambruk, berdiri lagi, ambruk lagi kemudian mati.
"Ada yang mulutnya berbusa atau lidahnya keluar. Ciri-ciri itu biasanya karena racun," ucap Sutikno.
Ciri-ciri ini berbeda dengan sapi yang sakit, yablng biasanya perutnya dalam kondisi melembung berisi udara.
Atau kasus kematian yang paling banyak ditemui warga, yaitu broyongen (prolapsus uteri).
Kapolres berikan gajinya
Sebelumnya, Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban memenuhi janjinya memberikan satu kali gajinya kepada penangkap pencuri sapi dan begal.
Kamis (24/1/2019), AKBP M Arsal Sahban memberikan gajinya kepada Sono (52) warga Dusun Karangsari Desa Karanganyar Kecamatan Yosowilangun, Lumajang.
Sono adalah orang pertama yang memergoki sapi milik tetangganya hendak dicuri oleh Abdul Aziz (22) warga Kecamatan Kunir, Lumajang, Selasa (22/1/2019) lalu.
Pada saat kejadian, Sono berteriak meminta tolong kepada warga seraya mencoba menghadang Aziz yang sudah membawa sapi milik Supanji keluar dari kandang.
Sono menghadang Aziz seorang diri. Mengetahui ada orang memergoki aksinya, Aziz memukul Sono. Sono pun terjatuh.
Setelah memukul Sono, Aziz kabur dengan meninggalkan sapi. Warga yang mendengar teriakan Sono, bergegas mengejar pencuri.
Tim Cobra Polres Lumajang yang mendapatkan informasi dari warga juga langsung ikut mengejar.
Walhasi, Aziz berhasil ditangkap ketika bersembunyi di belakang rumah seorang warga.
Sono yang mendapatkan hadiah uang tunai dari Kapolres Lumajang terlihat senang. Dia juga bersyukur perbuatannya diapresiasi oleh polisi.
“Terima kasih Pak Kapolres Lumajang yang telah memberikan hadiah sayembara ini kepada saya. Meskipun terkena pukulan dari pelaku pada saat kejadian, saya tidak kapok untuk membantu polisi lagi," ujar Sono yang kemudian disambut tawa oleh mereka yang mendengar penuturan lelaki itu.
"Apalagi satu pukulan bisa mendapatkan hadiah seperti ini, saya mau dipukul sama Pak Kapolres,” katanya.
Sedangkan, Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban menyatakan sayembara pemberian hadiah akan terus dilakukan.
“Hari ini saya menyerahkan gaji saya satu bulan penuh kepada Pak Sono yang memang telah memberikan informasi tentang pencurian ternak sapi ini. Saya nyatakan sayembara tidak berhenti di sini, silahkan berlomba-lomba untuk menangkap para pelaku maling sapi maupun pelaku begal yang berada di wilayah Lumajang,” tegas Arsal.
Lebih lanjut, Arsal meminta kepada warga agar lebih berhati hati dalam menjaga hewan ternaknya.
“Saya imbau berulang kali kepada warga yang memiliki ternak sapi agar menggunakan rantai untuk menggantikan tali untuk mengikat sapi tersebut. Rantai ini adalah buah pikiran saya dan juga sudah diuji kekuatannya, sehingga para pelaku akan berpikir dua kali jika akan mencuri sapi yang menggunakan rantai sapi tersebut,” pungkas lelaki lulusan Akademi Kepolisian tahun 1998 itu.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Bangkai Sapi Dijual Murah Sebelumnya Sengaja Diracun, Kepala Desa Nyawangan Ungkap Modus Sebenarnya, https://surabaya.tribunnews.com/2019/12/03/bangkai-sapi-dijual-murah-sebelumnya-sengaja-diracun-kepala-desa-nyawangan-ungkap-modus-sebenarnya?page=all.
Penulis: David Yohanes
Editor: Iksan Fauzi