Feby Deru Bertekad Tingkatkan Kualitas Perajin dan Hasil Kerajinan Sumsel

TP PKK Sumsel akan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan skill para perajin dan UMKM Sumsel.

Editor: Vanda Rosetiati
HUMAS PEMPROV SUMSEL
STUDI BANDING - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumsel Febrita Lustia Herman Deru bersama Wakil Ketua 1 TP PKK Sumsel Fauziah Mawardi Yahya dan tim melakukan studi banding ke Desa Wisata Gamblong, Moyudan, Sleman, Yogyakarta , Rabu (26/11/2019). 

TRIBUNSUMSEL.COM, YOGYAKARTA - Peningkatan dan kemajuan bagi Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Selatan benar-benar menjadi perhatian utama Ketua TP PKK Sumsel Febrita Lustia Herman Deru.

Perhatian dan upaya tersebut dilakukan perempuan dengan sapaan akrab Feby Deru itu melalui studi banding ke desa wisata Gamblong, Moyudan, Sleman, Yogyakarta , Rabu (27/11/2019).

Bersama Wakil Ketua 1 TP PKK Sumsel Fauziah Mawardi Yahya dan tim, mantan Ketua TP PKK kabupaten OKU Timur dua periode itu melihat dan menyaksikan langsung proses pengolahan kerajinan berbahan dasar mendong tua, lidi, batang eceng gondok, bambu, agel, mendong kering, dan akar wangi.

Dibincangi sembari menyaksikan aktivitas para perajin di sentra kerajinan itu, Feby Deru bertekad meningkatkan kualitas baik dari sisi para pengrajin dan produk kerajinan yang dihasilkan.

"Tahun 2020, TP PKK Sumsel melalui Pokja 3 yang menaungi program sandang, pangan, dan tata laksana rumah tangga, kita akan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan skill para perajin dan UMKM Sumsel. Kita akan undang pengrajin dari Yogyakarta untuk membagi pengalaman dan keahliannya," tegas Feby.

Sejauh pengamatan menyaksikan proses pengolahan kerajinan di Desa Wisata Gamblong, dengan berbagai kreasi rajutan berupa tas, juga peralatan rumah tangga seperti wadah tisu, tikar, serbet, tatakan gelas, tong sampah, dan topi.
Feby Deru mengungkapkan produk kerajinan yang dihasilkan pengrajin Sumsel tidak kalah bagus dan baik dengan produk kerajinan di Desa Wisata Gamblong.

"Saya lihat kerajinan kita tidak kalah bagusnya. Namun, tetap ada yang harus diperhatikan seperti kerapian produk dan ide serta kreativitas produknya. Ini penting, agar kemasannya semakin menarik dan menggugah konsumen," imbuhnya.

Ide dan kreativitas ini sangat diperlukan agar produk kerajinan yang dihasilkan tidak pasaran. Terpusatnya komunitas pengrajin tertentu dalam satu desa di Yogyakarta, menurut Feby pun telah dilaksanakan di Sumsel, meskipun tidak sama persis terkait lain daerah lain latar belakang sosial budayanya.

"Di kabupaten Musi Rawas kita juga sudah coba terapkan dan laksanakan model desa wisata. Seperti desa manis, desa belimbing, desa coklat, berfokus pada apa yang menjadi unggulan di wilayah itu. Beberapa kabupaten/kota di Sumsel pun sudah melakukannya," jelas Ketua TP PKK Sumsel Hj Febrita Herman Deru.

Di Desa Wisata Gamblong tersebut, Feby Deru dan tim mengunjungi beberapa sentra kerajinan, diantaranya ke Utebag dari Wida's Collection dan Kerajinan ATBM Ragil Jaya.

Pemilik Utebag, Wida menceritakan usaha kerajinan rajutan berbahan dasar daun pandan, eceng gondok, dan agel telah dilakoni dirinya dan keluarga sejak 9 tahun lalu.
"Kami sering menerima kunjungan dari berbagai daerah. Selain kunjungan dari Palembang, pernah juga ada dari Makasar. Para tamu yang datang ke sini rata-rata belajar dan melihat langsung bagaimana proses pengolahan," tuturnya.

Pemasaran produk kerajinannya dikatakan Wida dilakukan melalui kelompok pengrajin dan komunitas, sehingga tidak mengalami kendala.

"Penjualan produk tidak terkendala, dilakukan melalui komunitas dan sentra kerajinan. Kami juga menerima pesanan sesuai keinginan konsumen", ujarnya.

Wida pun mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada TP PKK Sumsel yang telah bersedia berkunjung ke Desa Wisata Gamblong. (humas pemprov sumsel)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved