Warga Prabumulih Tewas Ditabrak Kereta
BREAKING NEWS, Wanita 45 Tahun Ditemukan Tewas Ditabrak Kereta Api di Prabumulih
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Masyarakat Desa Pangkul Jawa Kecamatan Cambai kota Prabumulih, Senin (24/11/2019) pagi mendadak gempar
Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Masyarakat Desa Pangkul Jawa Kecamatan Cambai kota Prabumulih, Senin (24/11/2019) pagi mendadak gempar.
Pasalnya ditemukan sesosok mayat dengan posisi terlungkup di saluran drainase pinggir rel di jalur 334-4 desa Pangkul.
Korban diketahui bernama Lis Suningsih (45 tahun), warga desa Pangkul Jawa Kecamatan Cambai kota Prabumulih.
Lis diduga tewas akibat tertabrak kereta api penumpang Sindang Marga jurusan Palembang-Lubuk Linggau sekitar pukul 21.15.
• 20 Mahasiswa Baru Binus @Palembang Kuliah Perdana, Terapkan Sistem Kuliah Binus Online Learning
Saat ditemukan korban mengalami luka pecah di kepala dan patah di bagian kaki.
Selain itu, saat ditemukan korban menggunakan celana training, baju kaos dan mengenakan sarung.
Warga yang menemukan kemudian melaporkan penemuan jenazah itu ke kepolisian dan langsung dilakukan evakuasi ke kamar mayat RSUD Prabumulih.
Jenazah Lis tersebut pertama ditemukan perugas PT KAI yang melakukan pencarian di sepanjang jalur rel.
"Semalam kita mendapat informasi dari masinis kereta api Sinar Marga jika ada warga kena tabrak, lalu kita lakukan pencarian hingga 1 kilo dikawasan diinformasikan namun tidak ditemukan," ungkap satu diantara petugas PT KAI Prabumulih ketika wawancarai di kamar mayat.
• Kecelakaan Tragis di Kayuagung Gegara Hujan Deras dan Jalan Licin, 1 Tewas, Ismu Retak Kepala
Petugas itu mengungkapkan, pencarian kemudian dilakukan lagi pagi hari dan didapati mayat terlungkup di dalam drainase.
"Kita menghubungi warga dan petugas kepolisian, lalu jenazah dibawa ke kamar mayat RSUD Prabumulih," katanya.
Sementara Dika (25) yang merupakan anak angkat korban mengaku dirinya memang tinggal bersama sang ibu.
Pada hari Minggu dirinya pulang ke desa Kelekar Kabupaten Muaraenim karena ada keluarga hajatan.
Lalu pada Senin dirinya langsung bekerja sebagai pengantar galon dan belum pulang ke rumah.
Dika hanya pulang mengantar makanan tanpa memeriksa apakah sang ibu atau tidak dan langsung berangkat bekerja lagi.