Berita OKI
Wakil Bupati OKI Djakfar Shodiq Meniti Karir Politik Mulai dari Kepala Desa
TRIBUNSUMSEL, KAYUAGUNG-Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Djakfar Shodiq memiliki cerita panjang tentang perjalanan politiknya
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL, KAYUAGUNG-Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Djakfar Shodiq memiliki cerita panjang tentang perjalanan politiknya.
Sebelum menjabat sebagai Wabup OKI, lelaki yang akrab disapa Shodiq ini melalang buana merasakan kursi kepemimpinan dari lingkup terkecil hingga namanya besar di zona dan poros lintas timur Kabupaten OKI.
Sebelum melejit menjadi seorang wabup, Shodiq pernah menduduki kursi anggota legislatif Anggota DPRD Periode 2014-2019 fraksi partai Golkar, Dapil IV yang meliputi Mesuji, Mesuji Raya dan Mesuji Makmur.
Shodiq juga pernah merasakan jadi seorang kepala desa di Desa Makarti Jaya, Kecamatan Mesuji, OKI.
Tak ayal, pengalamannya menjadi Kades tersebut lantas akan ia bagikan kepada para calon Kades yang nanti akan bertarung pada 19 November di pemilihan Kades serentak se-Kabupaten OKI.
"Alhamdulillah, kalau saya memang pernah jadi kepala desa tapi beda dengan saat sekarang."
"Kalau saat zaman saya dulu, saya ini calon tunggal dan kala itu aturannya meski calon tunggal tapi masih bisa lanjut," ungkap Djakfar Shodiq kepada Tribunsumsel.com, saat mulai membagikan pengalaman serta wejangannya yang diperuntukkan para calon kades, Minggu (17/11/2019).
Ayah dari tiga orang anak ini, merasa senang dengan proses pilkades serentak kali ini.
Ada peraturan jika tidak boleh ada lagi yang namanya calon tunggal.
Menurutnya, banyaknya calon kades menandakan proses pemilihan akan lebih terbuka.
"Justru sekarang ini saya senang dengan banyaknya calon kades, artinya dalam proses pemilihan bisa lebih terbuka atau ada keterbukaan," pungkasnya.
Selaras dengan salah satu visi Pemerintah Kabupaten OKI yakni membangun OKI dari Desa, maka banyaknya calon kades yang bersaing dianggap salah satu bentuk tekad supaya putra-putra desa berkontribusi membangun desa.
"Bahkan kalau kita lihat dari beberapa calon, banyak putra-putra daerah atau putra-putra desa mau membangun desa,"
"Beda dengan dulu, kalau di zaman saya cari calon kades saja susah. Sekarang malah banyak, disamping keterbukaannya yang semakin baik juga ada tekad ingin membangun desa," jelasnya.
Saat ditanya mengenai amanat apa yang akan disampaikan kepada para calon kades, suami dari Siti Rohani yang juga wakil ketua TP PKK ini lantas menyatakan untuk kades yang terpilih, harus menelaah dan mencari tau kondisi diri sendiri yang membuat masyarakat memberi kepercayaan jabatan pada dirinya.