Rumah Sakit Krisis Keuangan
BPJS Kesehatan Nunggak Bayar Klaim, Kadinkes Sumsel : Ada Rumah Sakit Tutup
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Sejumlah rumah sakit mulai kewalahan akibat BPJS Kesehatan menunggak bayar klaim
Penulis: Yohanes Tri Nugroho | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Sejumlah rumah sakit mulai kewalahan akibat BPJS Kesehatan menunggak bayar klaim.
Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy kepada tribunsumsel.com beberapa hari lalu mengatakan, dalam setiap pertemuan selalu ada mucul keluhan terkait tungakan BPJS Kesehatan, baik secara langsung maupun dengan surat.
Kondisi itu kalau berlarut-larut tentu dapat mengganggu keberlangsungan Rumah Sakit.
Apalagi untuk Rumah Sakit yang kecil, yang berakibat bisa tutup.
Bahkan ia pun mendengar akibat hal tersebut sudah ada beberapa rumah sakit yang tutup.
Untuk itu ia pun berharap kepada pihak BPJS Kesehatan agar segera mencari jalan keluar terkait masih adanya tunggakan.
Rumah Sakit Krisis Keuangan
Manajemen rumah sakit di Palembang putar otak mengatasi masalah keuangan akibat tunggakan klaim BPJS Kesehatan.
Penggunaan air dan telepon dibatasi.
Perjalanan dinas juga disetop.
Sementara pembayaran jasa dokter selama empat bulan terpaksa ditunggak.
Direktur RSUD Bari Palembang, Makiani, mengakui ada dampak yang dirasakan pihaknya akibat klaim tunggakan BPJS Kesehatan belum dibayarkan.
"Klaim baru dibayar pada Juni yang lalu untuk klaim bulan-bulan sebelumnya. Untuk Juli hingga saat ini belum ada," kata Makiani.
Karena itu, untuk menekan biaya pihaknya melakukan penghematan pengeluaran, seperti rapat dilakukan tanpa snack dan menunda ikut diklat.
"Dampak lainnya yang kami hadapi yakni kesulitan stok obat-obatan dan bahan habis pakai karena beberapa perusahaan obat ngeblok obat-obatnya sebelum kami bayar utang obat," jelasnya.
Tentu kata dia, permasalahan itu berdampak pada operasional RS.
Namun untuk pelayanan pasien masih tetap berjalan.
"Upaya kami mengatasi rendahnya likuiditas sebagai dampak belum dibayarnya klaim RS oleh BPJS adalah kami melakukan efisiensi di semua aktivitas operasional," jelasnya.
Misalnya juga penggunaan listrik, telepon, dan air secara cermat. Pengurangan efisiensi pemakaian ATK, kertas, cetakan.
"Kegiatan rapat tidak menggunakan snack rapat lagi. Perjalanan dinas untuk hal-hal yang sangat penting. Pembayaran jasa dokter tertunda tertunda. Saat ini baru membayar jasa Juni. Pengunaan dan pemesanan obat secara cermat dan efisien," bebernya.
Upaya lain pihaknya lakukan yakni berusaha untuk mencari pendapatan dengan membuka pelayanan-pelayanan umum seperti Graha Eksekutif, pelayanan Medical Check-Up ke perusahaan-perusahaan seperti dengan PDAM Tirta Musi.
"Dengan cara begini salah satu juga untuk mencari pendapatan bagi RSUD Bari," jelasnya.
Makiani mengatakan untuk pembayaran gaji pegawai honor tetap diprioritaskan.
"Tetap kita priotiaskan gaji pegawai honorer tanpa pengurangan sedikit pun," tegasnya.
Ia berharap BPJS segera membayar utang ke RS dan ke depannya supaya lebih pasti lagi pembayaran klaim ke rumah sakit.
Kondisi serupa dialami RSMH Palembang yang juga turut terkena imbas akibat tunggakan klaim BPJS Kesehatan.
"Kami juga turut prihatin dengan keadaan ini. Namun memang kami akui saat ini sudah mulai mengurangi perjalanan dinas yang kami tunda terlebih dahulu akibat tunggakan klaim BPJS ini," jelas Koordinator Humas RSMH Palembang, Akhamd Suhaimi.
Sejak awal tahun lalu juga meniadakan snack di setiap acara. Terkecuali acara atau rapat dalam waktu lama.
"Kami juga selama ini telah melakukan pengehematan air, listrik bahkan ATK seperti kertas sisa yang masih bisa dipakai untuk print ulang atau bolak-balik juga kami lakukan saat ini sehingga tidak langsung dibuang saja," jelasnya.
"Namum untuk pelayanan tetap terus kami maksimalkan karena pelayanan tetap menjadi nomor satu," tegasnya.
"Untuk gaji pegawai honorer tetap kami prioritaskan dan tak ada pengurangan. Kita ini ada sebanyak 714 pegawai honorer dari BLU dan 752 pegawai honorer kontrak," tambah Suhaimi.
Katanya, hampir 80 persen pasien RSMH ini merupakan pengguna BPJS sehingga operasional pun sangat tergantung pembayaran klaim BPJS Kesehatan.
"Kami ini sebagai rumah sakit rujukan akhir tipe A, jadi hampir semua rujukan ke kami dan memang 80 persen ini pasien BPJS," ungkap dia.