Berita Palembang

Jika Tak Ingin Ditembak, Nopi dan Amir Tersangka Pembunuhan PNS PU Diminta Menyerahkan Diri

Nopi dan Amir tersangka kasus pembunuhan Apriyanita, PNS PU, masih terus diburu Polda Sumsel.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
TRIBUN SUMSEL
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Nopi dan Amir tersangka kasus pembunuhan Apriyanita, PNS PU, masih terus diburu Polda Sumsel.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi menuturkan, hingga kini Polda Sumsel khususnya Ditreskrimum Polda Sumsel terus melakukan pengejaran terhadap kedua buronan itu.

Surat Daftar Pencarian orang juga sudah dikeluarkan dan disebar ke seluruh jajaran Polda Sumsel dan juga Polda lainnya.

Tak hanya mengeluarkan surat DPO, Polda Sumsel juga telah mengimbau kepada pihak keluarga untuk menyerahkan atau menginformasikan keberadaam kedua pelaku.

"Dari informasi yang diterima, bila kedua pelaku ini khususnya Nopi itu sudah keluar dari wilayah Sumsel."

"Dari itulah, penyidik sedikit kesulitan untuk mengejar pelaku ini," ungkap Supriadi.

Meski begitu, lanjut Supriadi Polda Sumsel terus melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku.

Karena, kasus pembunuhan ASN Apriyanita dianggap sadis.

Lantaran, tersangka Yudi bersama Nopi sudah merencanakan pembunuhan terhadap Apriyanita dan dikubur dengan cara di cor.

Pemburuan terhadap kedua pelaku, terus dilakukan.

Polda Sumsel juga menghimbau kepada kedua pelaku untuk menyerahkan diri.

Kedua pelaku diminta menyerahkan diri ke Polda Sumsel atau ke kantor polisi.

"Kami imbau untuk menyerah, ketimbang nanti kami lakukan tindakan tegas atau tembak di tempat bila tidak menyerah. Sebelum kami yang menangkap, lebih baik menyerahkan diri," pungkasnya.

Nopi, buronan pembunuh Apriyanita.
Nopi, buronan pembunuh Apriyanita. (ISTIMEWA)

Peran Nopi

Nopi alias Acik dan Amir, dua pelaku pembunuhan terhadap Apriyanita, PNS Kementerian PU Satker 3 Palembang, hingga saat ini masih menjadi buronan polisi.

Unit 1 Subdit 3 Ditreskrimum Polda Sumsel sudah menangkap dua tersangka yakni Mgs Yudi Thama Redianto (41 tahun) yang merupakan otak dari pembunuhan dan juga M Ilyas Kurniawan (26 tahun) yang merupakan eksekutor.

Nopi alias Acik, merupakan paman dari Yudi.

Dari Nopi inilah, Yudi mendapat saran untuk membunuh korban Apriyanita.

Semua rencana pembunuhan diatur Nopi, baik untuk mengeksekusi, mencari eksekutor hingga menguburkan korban.

Nopi dan Amir yang ikut menguburkan korban.

Setelah menguburkan korban di TPU Kandang Kawat Palembang, keduanya langsung kabur.

Hingga kini, Nopi dan Amir belum tertangkap dan masih menjadi buronan polisi.

Sempat Pamit Kepada Keluarga

Tersangka Nopi alias Aci, masih menjadi buronan polisi.

Nopi merupakan satu dari empat tersangka pembunuhan Apriyanita (50 tahun), PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang.

Nopi merupakan orang yang mengubur dan mengecor Apriyanita di TPU Kandang Kawat Palembang.

Ternyata setelah mengecor Apriyanita, Nopi sempat pamit dan memohon maaf kepada keluarga.

"Pada tanggal 20 kemarin, Papa pamit. Minta maaf, sudah melakukan itu. Kami terkejut Papa bilang begitu. Setelah itu Papa pergi," kata TG (17 tahun), anak tertua Nopi.

Setelah itu, sambung TG, Ia tak mengetahui keberadaan ayahnya.

Setelah kepergian ayahnya tersebut, TG kini menjadi tulang punggung keluarga.

Kegiatan Nopi sebagai pembersih makam dan tukang gali kubur kini digantikan oleh TG.

Ia pun berharap agar ayahnya bisa kembali ke rumah untuk berkumpul dengan keluarga serta mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukanya.

"Adik-adik kangen. Mama juga sekarang lagi sakit-sakitan. Kalau bisa Papa pulang," harap TG yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ini.

TG menceritakan, sebelum kejadian, ia sempat bertemu dengan tersangka Yudi sekitar pukul 15.30 WIB pada 9 Oktober 2019 lalu.

Di mana Yudi mencari ayahnya di TPU Kandang Kawat.

"Waktu itu bertemu saya, Yudi nanya Papa (Nopi) di mana. Aku bilang di rumah lagi tidur. Lalu aku disuruh memanggil Papa," ujarnya.

Kemudian, sambungnya, ia pun pulang ke rumah untuk memanggil ayahnya yang sedang tertidur untuk menemui Yudi di TPU Kandang Kawat.

Saat itu, ia mengaku tak melihat ada kejanggalan kepada Yudi, karena Yudi adalah keponakan dari ayahnya.

Diberitakan sebelumnya, setelah dilaporkan menghilang dan menjadi korban penculikan selama 17 hari, Aprianita yang bekerja di Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, ditemukan tewas mengenaskan dengan tubuh dicor.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terungkap saat pihak keluarga korban membuat laporan polisi mengenai dugaan penculikan.

Setelah mendapatkan laporan itu, polisi lalu melakukan penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi.

Setelah mendapatkan petunjuk, polisi melakukan penggalian di TPU kandang, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.

Jenazah Aprianita pun akhirnya ditemukan di TPU tersebut dengan kondisi dicor di samping makam.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved