Mayat PNS Dicor Semen
Buronan Pembunuh Apriyanita Ternyata Eks Nusakambangan, Kasus Pembunuhan PNS Kementerian PU
Dua lagi tersangka pembunuhan berencana Apriyanita PNS Kementerian PU masih buron.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dua lagi tersangka pembunuhan berencana Apriyanita PNS Kementerian PU masih buron.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi menuturkan, dari hasil pemeriksaan, tersangka Yudi merupakan pelaku utama dalam kasus pembunuhan terhadap Aprianita. Sedangkan, Ilyas menjadi eksekutor berdasarkan perintah dari Nopi berdasarkan permintaan Yudi.
"Dua lagi pelaku masih buron yakni Nopi dan Amir. Polda Sumsel telah mengeluarkan edaran DPO untuk keduanya. Kami himbau kepada dua pelaku untuk menyerahkan diri, bila tidak akan kami tembak di tempat," ujar Supriadi, Senin (28/10/2019).
Tim sudah diterjunkan untuk memburu kedua pelaku.
Tim juga sudah melakukan pengejaran dibeberapa tempat, tetapi kedua pelaku belum ditangkap. Tetapi, tim akan tetap melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku.
Dari informasi yang diperoleh, Nopi ini merupakan paman dari Yudi.
Saat korban memaksa meminta hutangnya dibayar, akan tetapi tersangka Yudi tidak bisa membayar membuatnya meminta bantuan sang paman untuk menghabisi nyawa korban Apriyanita.
"Tersangka Yudi tidak mengaku bila ia yang meminta agar menghabisi nyawa korban. Setelah ditemukan barang bukti rekening koran dan ponsel tersangka, akhirnya Yudi mengaku dia yang mendalangi pembunuhan korban," jelas Supriadi.
Ketika disinggung mengenai Nopi yang merupakan residivis kasus pembunuhan dan baru bebas dari Lapas Nusa Kambangan, menurut Supriadi pihaknya juga masih berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai informasi pelaku Nopi.
"Informasi itu memang beredar bila pelaku ini residivis kasus pembunuhan. Tetapi, kami masih harus melakukan koordinasi untuk memastikan informasi itu," katanya.
Sementara itu,
-Tewasnya Apriyanita (50 tahun), ASN Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan Metropolitan Satker wilayah III Palembang, bukan hanya meninggalkan luka mendalam di hati keluarga korban saja.
Namun juga menjadi kenyataan pahit yang harus diterima oleh keluarga para pelaku yang juga terkena imbas dari perbuatan keji tersebut.
Kesedihan dirasakan juga oleh RW (44 tahun), istri IN alias Nopi alias Acik, satu dari empat tersangka pembunuh Apriyanita.
Ibu empat orang anak itu, kini hanya seorang diri menghidupi keempat anaknya.
Anaknya paling besar berusia 17 tahun sedangkan bungsu berusia 10 tahun.
• Kepala Desa Babulu Diduga Siksa Gadis Remaja Dituduh Curi Cincin, Videonya Viral di Facebook
Dimana suaminya, IN hingga saat ini masih belum diketahui keberadaannya setelah terlibat pembunuhan Apriyanita.
"Saya pasrah saja, tidak tahu bagaimana selanjutnya. Cuma berharap dikasih kesehatan supaya bisa terus mengurus dan membesarkan anak-anak," kata R saat ditemui Tribunsumsel.com di kawasan TPU Kandang Kawat, Senin (28/10/2019)
Ya, sehari-harinya RW menjadi salah satu penjual bunga di kawasan TPU Kandang Kawat.
Sedangkan suaminya bekerja serabutan di kawasan pemakan tersebut.
Terkadang menjadi tukang gali kubur, tak jarang juga jadi tukang pembersih makan apabila ada permintaan.
• Hari Keenam Pencarian 2 Pendaki Hilang, Pendakian ke Gunung Dempo Ditutup Sementara
Penghasil yang didapat keduanya pun tak menentu bahkan cenderung pas-pasan.
"Kami menikah sejak tahun 2001 dan kerjanya sama-sama di sini. Saya jualan, suami serabutan," ucapnya.
Keterpurukan RW semakin dirasa dengan adanya kanker serviks stadium 3 B yang dideritanya sejak tahun 2015.
Meskipun kondisinya kini berangsur membaik karena menjalani rawat jalan namun RW juga mengkhawatirkan nasib masa depan anak-anaknya.
"Dengan adanya kejadian ini bukan cuma saya, tapi anak-anak juga terpukul. Itulah kenapa saya tidak ingin terlalu banyak ngomong."
"Takut drop, susah kalau seperti itu. Bagaimana nasib anak-anak nanti," kata RW seraya menyeka air mata yang sedikit menetes.
• Mencari Jejak Nopi, Pria yang Mengubur dan Mengecor PNS Kementerian PU di Kandang Kawat
Saat berbincang dengan Tribunsumsel.com, terlihat jelas RW terus berusaha menahan tangisnya.
Matanya pun sesekali melirik ke arah seorang pemuda yang tengah membersihkan salah satu makam.
Kemudian diketahui bahwa pemuda tersebut merupakan T (17) anak pertama RW dan IN.
"Sejak bapaknya terlibat kasus ini, dia yang jadi tulang punggung keluarga," kata RW dengan raut sedih sembari menunjuk ke arah T.
Sebagai seorang ibu, RW mengaku batinnya tak kuasa melihat anaknya yang sudah harus menanggung beban keluarga.
Belum lagi omongan dari orang sekitar, semakin membuat keluarganya merasa terpuruk.
"Terakhir kali kami ketemu sama bapak hari Minggu tanggal 20 Oktober. Setelah itu tidak tahu lagi kemana."
"Soalnya bapak memang sering keluar rumah dan tidak bilang mau kemana. Sudah kami jelaskan juga ke polisi kalau kami tidak tahu dimana keberadaannya. Mau cari juga tidak tahu kemana," ujarnya.
Tukang Gali Kubur
Nopi alias Aci saat ini menjadi buronan sangat dicari polisi.
Nopi merupakan tersangka yang terlibat pembunuhan Apriyanita, PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang.
Dua tersangka sudah ditangkap yakni Yudi dan Ilyas.
Tim Unit Jatanras Polda Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sedang memburu Nopi yang berperan sebagai pemberi saran kepada keponakannya untuk membunuh Apriyanita.
Nopi juga orang yang mengubur dan mengecor Apriyanita di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat Palembang.
Dalam kesehariannya, Nopi ternyata merupakan tukang gali kubur di TPU tersebut.
Ia telah bekerja di sana sudah sejak lama.
Bahkan, satu pondok tempatnya bekerja dipasang nomor handphone, bagi siapapun yang membutuhkan jasanya baik itu untuk menggali kubur maupun memasang nisan makam.
Pantauan Kompas.com di lapangan, lokasi tempat korban dikubur berada persis di belakang pondok milik Nopi.
Sisi makam kanan dan kiri yang biasa digunakan untuk jalan bagi peziarah, ternyata digunakan tersangka ini untuk mengubur jasad Aprianita secara sadis.
Bahkan terlihat coran tersebut sedikit tebal dan rata dengan permukaan jalan agar tempat itu tak dicurigai sebagai makam.