Berita Pendidikan
Siap Go Internasional, Sekolah Filial LPKA Palembang Ikut Seleksi di PBB
Sekolah Filial di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Pakjo Palembang, siap go internasional
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sekolah Filial di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Pakjo Palembang, siap go internasional.
Sampai sekarang ada tujuh negara yang melakukan study di LPKA Klas 1 Palembang.
Perwakilan tujuh negara itu belajar bagaimana di dalam lapas anak bisa diterapkan sekolah formal.
Terlebih, sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang masuk dalam Top 45 program inovasi satu-satunya di bidang pendidikan se indonesia di LPKA.
Sebelumnya, sekolah Filial juga masuk dalam Top 99 program inovasi di pendidikan satu-satunya se Indonesia.
Rencananya, penghargaan dari Presiden Jokowi akan diterima bukan Oktober ini di Jakarta atas program inovasi bidang pendidikan satu-satunya di LPKA se Indonesia.
Kepala LPKA Klas 1 Palembang Wahyu Hidayat didampingi Kasubsi Pendidikan dan pelatihan Keterampiran LPKA Fahriyuddin Jusep menuturkan, keberhasilan sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang atas dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Palembang.
Sehingga sekolah Filial di LPKA bisa berjalan dan bisa masuk dalam Top 45 program inovasi di bidang pendidikan LPKA satu-satunya di Indonesia.
"Bila tidak ada dukungan penuh dari Pemerintah kota Palembang dan Diknas Kota Palembang, sekolah Filial yang ada di LPKA Klas 1 Palembang ini tidak akan berjalan."
"Karena, kami ada anak binaan tetapi kami tidak memiliki sumber daya guru dan perlengkapan untuk anak binaan kami yang akan sekolah," ujar Wahyu, Jumat (11/10/2019).
Lanjutnya, dengan berjalannya program sekolah Filial di LPKA Klas 1 Palembang tidak hanya dari Indonesia yang datang untuk melakukan study.
Tetapi juga, hampir setiap bulan ada study yang dilakukan dari beberapa negara baik dari wilayah Eropa maupun Asia.
Kedatangan ini, untuk melakukan study bagaimana bisa dilakukan penerapan pendidikan formal kepada anak binaan yang berada di lapas.
Bukan hanya pembinaan, akan tetapi juga mengubah anak yang terjerat untuk mendapatkan hak yang sama dengan anak yang berada diluaran.
"Saat ini, kami sedang melaksanakan program rumah Tahfiz dan sudah ada 50 anak yang menghafal Al-Quran. Sekolah Filial di LPKA ini akan diikut sertakan dalam penilaian tingkat dunia. Seleksi akan diajukan ke PBB, agar sekolah Filial ini bisa go internasional," ujarnya.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto menuturkan, awalnya tidak pernah terpikir bila sekolah filial ini akan menjadi program inovasi yang bisa sampai menjadi percontohan se Indonesia bahkan beberapa negara.
Karena, sebelumnya di LPKA Klas 1 Palembang hanya ada sekolah paket untuk anak-anak yang terjerat hukum.
Dari situ, dimunculkan ide untuk membuat sekolah formal dengan jumlah anak binaan yang terbilang cukup banyak di LPKA Klas 1 Palembang.
"Jadi, saya bersama pihak LPKA Klas 1 Palembang berdiskusi bagaimana program ini bisa berjalan. Lambat laun, dengan keterbatasan yang ada tetapi denagn niat baik akhirnya program ini bisa berjalan. Saya tidak menyangka, bila ide ini menjadi program inovasi hingga jadi percontohan tidak hanya di Indonesia tetapi juga dari negara lain," ujarnya.
Zulinto menjelaskan, bila program inovasi di LPKA ini juga menjadi ide lain untuk membuka tempat pendidikan bagi anak jalanan yang saat ini sudah berjalan.
Dengan kata lain, sebagai dinas yang berkaitan dengan pendidikan berharap agar anak-anak yang terjerat hukum dan anak jalanan bisa tetap mendapatkan pendidikan yang laik.
Dengan pendidikan yang memadai dan laik, kedepannya anak-anak yang berada di LPKA dan jalanan bisa memiliki masa depan yang lebih baik lagi.
Ini salah satu cara, menurut Zulinto, memanusiakan manusia terutama untuk anak-anak yang sedang terjerat hukum dan juga anak-anak jalanan.
"Tanggal 15 Oktober mendatang, penghargaan Top 45 dari presiden akan diterima walikota Palembang dan saya di Jakarta. Setelah ini, nantinya akan diikut sertakan dalam seleksi program inovasi tingkat dunia. Saya yakin, program inovasi ini mendapat perhatian dunia karena memang hanya satu-satunya sekolah formal berada di lapas," ungkapnya.
Namun, Zulinto juga mengungkapkan dengan berjalannya sekolah Filial dan mendidik anak-anak binaan di LPKA membuat anak binaan di LPKA terus menurun. Ini juga menjadi perhatian tersendiri bila anak binaan di LPKA habis maka sekolah Filial tidak bisa berjalan lagi.
Maka dari itulah, ia sudah berkoordinasi dengan Kanwil Kemenkumham Sumsel untuk memindahkan anak-anak yang terjerat hukum di wilayah Sumsel ke LPKA Klas 1 Palembang. Sehingga, bisa dilakukan pembinaan dan tetap bisa sekolah seperti anak-anak pada umumnya.
"Susah berkoordinasi, nantinya tinggal menunggu respon. Apakah dari lapas-lapas di daerah mau memindahkan anak-anak yang dibina di sana. Tetapi, kami berharap besar agar ini bisa berjalan agar program inovasi ini terus berkelanjutan," pungkasnya.