Ingat Tanaman Bajakah Kalimantan yang Viral, Bocah Penderita Tumor Harap Mukjizat Usai Minum Ramuan
Ingat Tanaman Bajakah Kalimantan yang Viral, Bocah Penderita Tumor Harap Mukjizat Usai Minum Ramuan
TRIBUNSUMSEL.COM - Ingat Tanaman Bajakah Kalimantan yang Viral, Bocah Penderita Tumor Harap Mukjizat Usai Minum Ramuan
Tumor di lengan kanan Angga Febrianto (15), remaja asal Desa Durenan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, semakin membesar.
Tumor itu diketahui setelah Angga memeriksakan bengkak di tangannya karena jatuh saat bermain futsal.
Dokter menyarankan agar dilakukan amputasi atau menjalani kemoterapi.
Namun, Angga enggan menjalani semua saran dokter itu.
• 7 Artis Terkenal Indonesia Memilih Jadi PNS Pasca Stop dari TV, Ada yang Kini Jabatan Lumayan Tinggi
“Tumornya semakin membesar, tapi tidak merasa sakit. Saya hanya bisa pasrah karena Angganya enggak mau operasi atau kemoterapi,” ujar Painah, orangtua Angga saat ditemui di rumahnya, Sabtu (6/10/2019).
Painah mengaku, saat ini keluarga berupaya menggunakan pengobatan alternatif.
Salah satunya dengan menggunakan kayu bajakah yang diketahui khasiatnya mampu menyembuhkan kanker.
Sejak diberitakan sejumlah media, Angga mendapat kiriman kayu bajakah dari Kalimantan.
Painah berharap pengobatan dengan menggunakan kayu bajakah bisa mengobati tumor di lengan kanan anaknya.
“Sudah seminggu lebih minum rebusan kayu bajakah. Kemarin dapat kiriman dari Kalimantan,” ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Angga Febrianto (15), siswa MTsN 10 Magetan, menderita tumor.
Angga hanya bisa tiduran di rumah dan menghibur diri dengan memainkan game PS.
• Aiptu Pariadi Tembak Istri Hingga Tewas Lalu Bunuh Diri Tembak Kepalanya Sendiri, Ini Kronologinya
Lengan kanan penghobi sepak bola itu membengkak hingga sebesar bola sehingga menyulitkan beraktivitas. Angga terjatuh saat main futsal bersama teman-temannya pada Desember 2018.
Rumah Sakit Umum Mawardi Solo memberikan pilihan amputasi untuk mencegah tumor menjalar ke bagian tubuh lainnya atau menjalani kemoterapi.
Viral Tanaman Bajakah
Tanaman bajakah menjadi viral setelah ditemukan khasiatnya.
Apalagi tanaman bajakah bisa menjadi obat penyembuh penyakit kanker yang menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia.
Berhasil, membawa tumbuhan Bajakah muncul dari hutan kalimantan adalah dua orang siswi SMA.
Lalu bagaimana cerita awal mula penemuan tanaman tersebut ?
Seperti diketahui, sampai saat inim belum ada obat yang mampu menyembuhkan kanker.
Penemuan ini tentu sangat berarti bagi kehidupan umat manusia.
Penemuan dua siswi ini bahkan sudah diakui tingkat dunia.
Namun yang menjadi persoalan, tumbuhan ini tumbuh di hutan lebat Kalimantan.
Pihak sekolah takut jika berita ini menyebar luas, maka akan ada eksploitasi hutan secara besar-besaran.
Tim AIMAN dari Kompas TV pun melakukan penelusuran ke Kalimantan.
Begini catatan AIMAN yang disampaikan Aiman Witjaksono.
Dua orang siswi SMA berhasil membawa karya ilmiahnya untuk dibuktikan di tingkat dunia.
Mereka menemukan tumbuhan yang bisa menyembuhkan total penyakit pembunuh nomor satu di dunia, kanker!
Pertama kali menerima informasi ini, saya setengah percaya. Kenapa?
Barangkali sama seperti yang ada di benak pembaca sekalian, apa iya??? Saya pun melakukan penelusuran awal.
Informasi saya dapatkan dari Jurnalis KompasTV di Palangka Raya Kalimantan Tengah, Kurnia Tarigan.
Ternyata informasi yang saya terima betul adanya.
Ada 2 siswi SMAN 2 Palangka Raya yang baru dua pekan lalu menerima penghargaan atas karya ilmiahnya menemukan tumbuhan penyembuh kanker, sekali lagi penyembuh, bukan meringankan, melainkan menghilangkan sel kanker yang ganas sekalipun.
Sekolah dan guru menolak wawancara??
Namun, ada satu masalah yang menghalangi publikasi atas temuan ini.
Pihak sekolah dan guru keberatan untuk diwawancara.
Mereka khawatir akan ada eksploitasi besar-besaran atas hutan di Kalimantan Tengah jika informasi ini tersebar.
Tim AIMAN berusaha meyakinkan bahwa publikasi atas temuan ini bertujuan untuk memberi manfaat bagi umat manusia.
Syukurlah, kami berhasil meyakinkan pihak sekolah dan para guru.
Saya bersama tim AIMAN segera bergegas menuju kota yang pernah disebut Bung Karno akan menjadi Ibu Kota RI tahun 60-an silam.
Setelah mendarat di kota ini, saya segera meluncur menuju ke SMA yang berada di tengah kota.
Saya langsung menuju laboratorium sekolah untuk melihat bagaimana bentuk tumbuhan yang diganjar medali emas pada kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan pada 25 Juli 2019 lalu.
Saya melihat sepintas hanya batang atau mirip akar pohon biasa. Tak ada yang istimewa.
Tetapi berdasar hasil uji Laboratorium yang dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, KalimantanSelatan, tumbuhan ini memiliki kandungan anti-oksidan ribuan kali lipat dari yang jenis tumbuhan lain yang pernah ditemukan. ?
Saya menanyakan apa nama tumbuhan ini?
Bajakah! Begitu orang menyebut tumbuhan ini.
Masuk ke hutan
Tumbuhan ini hanya hidup di hutan. Untuk mendapatkannya, kita harus masuk ke bagian dalam hutan.
Tak puas di laboratorium, saya bergegas menuju ke hutan yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Palangka Raya.
Saya diantar oleh seorang guru dan juga 2 siswi penerima penghargaan.
Sang Guru memberi catatan, saya tak boleh memberi tahu di mana hutan itu berada!??
Setelah melewati jalur Trans Kalimantan, saya dan tim AIMAN mulai masuk ke dalam hutan menggunakan mobil.
Beberapa menit perjalanan di dalam hutan, kami tiba di lokasi yang tidak bisa lagi dilalui mobil.
Kami pun turun berjalan kaki selama beberapa menit dan tiba di sebuah tempat di tengah hutan di antara lahan gambut dengan airnya yang berwarna khas, coklat namun jernih, mirip warna minuman ringan ternama.
Di sinilah saya pertama kali melihat dan menemukan pohon yang dikatakan langka ini.
Lagi-lagi sepintas pohon ini seperti pohon biasa, sulit membedakannya dengan tanaman lain.
Bedanya, pohon ini tumbuh dengan cara merambat meski memiliki batang yang kuat dan cukup besar.
Ia bisa merambat pada ketinggian 5 meter lebih hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.
Akarnya menghujam di dasar aliran air lahan gambut.
Satu hal lagi yang saya dapatkan, tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tak banyak masuk, tertutup rimbunnya hutan.
Awal penemuan
Bagaimanakah kisah awal penemuan khasiat tumbuhan ini?
Adalah Daldin warga suku dayak asli di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang menyampaikan pertama kali.
Ia pula yang memberi nama tumbuhan ini. Kisahnya bermula pada sekitar tahun 1970-1980-an.
Di kurun waktu itu, Ibunda Daldin menderita kanker payudara. Menurut dokter, levelnya sudah stadium 4.
Saat itulah ayah Daldin pergi ke hutan dan mencari tumbuhan ini untuk kemudian direbus dan airnya diberikan kepada sang istri.
Kondisi ibu Daldin saat itu sangat memprihatinkan.
Sejumlah bagian tubuhnya yang terkena kanker bahkan sudah mengeluarkan nanah.
Namun sepekan meminum rebusan tumbuhan itu, perubahan mulai tampak.
Luka pada payudara sang ibu membaik. Sebulan setelahnya, luka tersebut sembuh total.
Ibunda Daldin kini sehat walafiat. Dokter menyatakan bahwa Kanker yang sebelumnya menggerogoti sang ibu telah hilang sepenuhnya.
Program AIMAN yang tayang Senin 12/8/2019 pukul 8 malam di KompasTV, akan menayangkan wawancara lengkapnya.??
Bagaimanapun ini adalah sebuah awal.
Kesembuhan pada penyakit apa pun adalah karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui perantaraan makhluk-Nya, bisa alam maupun manusia.
Oleh karenanya, tak berlebihan jika temuan 2 siswi SMA ini ditindaklanjuti untuk kemanfaatan umat manusia, tanpa harus merusak alam.??
Saya Aiman Witjaksono... ?