Kisah Bunda D, Ibu Rumah Tangga yang Sediakan Bilik Asmara di Rumahnya, Bikin Warga Sekitar Sial

Kisah Bunda D, Ibu Rumah Tangga yang Sediakan Bilik Cinta di Rumahnya, Bikin Warga Sekitar Sial

Shutterstock
Ilustrasi 

Kisah Bunda D, Ibu Rumah Tangga yang Sediakan Bilik Cinta di Rumahnya, Bikin Warga Sekitar Sial

TRIBUNSUMSEL.COM - Seorang wanita paruh baya tergiur menjalani bisnis esek-esek, diantaranya DW yang merelakan rumahnya untuk dijadikan tempat maksiat.

Demi meraup uang, cara tidak lazim dilakukan oleh DW.

Usaha mencari uang yang dilakukan oleh ibu rumah tangga di Desa Karangmulya, Padaherang, Pangandaran ini sungguh tak lazim.

Bunda alias DW (47) menyediakan kamar alias bilik cinta untuk pasangan bukan suami istri.

Kini, Bunda alias DW sudah diamankan oleh Polres Ciamis.

Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso mengatakan, praktik penyediaan bilik cinta di Padaherang, Pangandaran itu sudah berlangsung selama empat tahun.

Selama itu pula, bilik cinta tersebut dikenal dari mulut ke mulut.

Biasanya, penyewa kamar yang datang sudah datang bersama pasangan, atau minta dicarikan pasangan untuk berkencan.

Bunda menerapkan tarif Rp 50 ribu sampai Rp 120 ribu sebagai uang sewa kamar atau bilik cinta tersebut.

Kasat Reskrim AKP Risqi Akbar menambahkan, dalam sehari, bilik cinta itu bisa ramai.

Ada tiga kamar di rumah DW yang digunakan untuk tempat kencan.

Tiga ibu rumah tangga jadi tersangka karena punya bisnis sampingan menyediakan “bilik asmara” untuk pasangan yang akan berbuat mesum di Padaherang Pangandaran.

"Bila lagi ramai, bisa sepuluh pasangan yang sewa tempat per hari," ujarnya kepada wartawan di Mapolres Ciamis, Senin (30/9/2019) siang.

Tak hanya sewakan kamar, Bunda alias DW ternyata juga menyediakan alat kontrasepsi dan obat kuat.

Untuk menjalankan bisnis haramnya itu, Bunda mempekerjakan dua orang lainnya.

Dua orang lainnya itu adalah LN (42) asal Sukasari Banjarsari dan HR (42) asal Sukamaju Banjarsari, mereka berdua juga merupakan ibu rumah tangga.

Selain bertugas di bagian administrasi, mereka berdua juga bertugas mencari dan menghubungi perempuan untuk diajak kencan lelaki hidung belang.

Kini, ketiga ibu rumah tangga itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Bismo Teguh Prakoso mengatakan, mereka dijerat ketentuan pasal 296 KUHP dengan ancaman hukuman 1 tahun 4 bulan penjara.

Sementara barang bukti yang diamankan berupa buku catatan sewa kamar, uang tunai tiga lembar pecahan Rp 10.000 dan dua lembar pecahan Rp 50.000, dua sachet kondom, 1 tisu basah super magic serta 1 sachet obat kuat.

Bahkan gara-gara ulah Bunda DW menyediakan tempat untuk prostitusi membuat warga yang tinggal berdekatan sial.

Tak jarang, banyak warga yang mengalami kesialan seperti kehilangan barang dan lain-lain.

"Ya sial karena ada bilik asmara itu, warga tidak tahu kalau rumahnya jadi tempat pacaran (berhubungan badan), kami tahunya yang selalu datang itu adalah temannya," ungkap warga setempat.

PSK naik kelas

Terpisah, banyak cara pekerja seks komersial ( PSK) untuk meningkatkan statusnya naik kelas.

Memesan kamar hotel berbintang untuk membikin pelanggan nyaman dan menghindari penggerebekan petugas.

Berkat aplikasi chatting smartphone, PSK online kini mudah mencari pelanggan.

Meski harus mengeluarkan modal sendiri secara patungan dengan PSK online lainnya untuk menyewa kamar hotel, tapi bisa untuk tiga PSK secara giliran.

Bagi mereka, melayani tamu di hotel berbintang lebih nyaman karena menghindari penggerebekan oleh petugas.

Tak lama ini, reporter Tribun Jambi membooking seorang PSK online.

Tak terduga, ternyata PSK online juga menjadi honorer yang bekerja di pemerintahan.

Jalannya menjadi PSK online lantaran penghasilannya selama ini tak mencukupi untuk menghidupi anaknya.

Ya, sebut saja Jasmine (bukan nama sebenarnya).

Jasmine adalah seorang janda dan memiliki satu anak.

Sudah hampir setahun ini ia menjadi PSK online.

Foto Ilustrasi : Kisah Bunda D, Ibu Rumah Tangga yang Sediakan Bilik Asmara di Rumahnya, Bikin Warga Sekitar Sial
Foto Ilustrasi : Kisah Bunda D, Ibu Rumah Tangga yang Sediakan Bilik Asmara di Rumahnya, Bikin Warga Sekitar Sial (reckontalk)

Kisah Bunda D, Ibu Rumah Tangga yang Sediakan Bilik Asmara di Rumahnya, Bikin Warga Sekitar Sial

"Kalau dulu saya nungguin pesanan dari tamu. Jadi di mana mereka nginap, saya ke sana. Kalau sekarang ada yang order saya minta aja datang ke sini," tuturnya.

Ia menyebut memilih di hotel berbintang karena tidak mau lagi terulang kejadian dulu.

"Pernah sekali diangkut Satpol PP waktu nginap di hotel melati," ungkapnya.

Pengalaman tak sedap itu membuatnya lalu mengajak temannya seprofesi untuk pindah ke hotel berbintang.

Mereka selalu pindah dari hotel yang satu ke hotel yang lainnya.

"Kadang cuma dua malam, sudah itu pindah ke hotel yang lain. Biar nggak terlalu dicurigai," ujarnya.

Jasmine mengatakan dalam memilih kamar hotel memilih yang tarifnya di bawah Rp 500 ribu.

Modus baru yang dilakukan PSK online di Jambi yakni berbagi kamar hotel untuk melayani pelanggan.

Liputan ekslusif Tribun Jambi menguak, para PSK online ini menggunakan satu kamar hotel yang digilir 2-3 orang PSK untuk melayani tamu mereka.

Untuk biaya akan mereka bagi sama-sama.

Namun ada kalanya biaya itu tak dibagi rata, karena yang punya tamu lebih banyak akan berpartisipasi lebih banyak juga.

"Makanya kita cari teman sekamar yang memang tidak pelit," terang Mawar.

Tarif Rp 600 Ribu

Tarif terendah yang dipatok Jasmine untuk kencan singkat adalah Rp 600 ribu.

Pada saat menawarkan di awal kepada tamu yang ingin menggunakan jasanya, ia akan menyebut angka Rp 800 ribu.

"Biasanya tamu akan nawar. Tapi ada juga yang baik, gak nawar, langsung oke tarifnya segitu," terangnya.

Mengaku sudah lima tahun tinggal di Kota Jambi, ia juga bilang pernah menjadi SPG serta LC freelance

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved