Karhutla 2019
Potensi Hujan di Sumsel Menurun, Hot Spot Kembali Meningkat
Angin ini mengakibatkan potensi masuknya asap akibat kebakaran hutan, kebun, dan lahan (karhutbunla) ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya
Penulis: Irkandi Gandi Pratama | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Angin permukaan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang umumnya dari arah Tenggara – Selatan dengan kecepatan 4-11 Knot (7-20 Km/Jam).
Angin ini mengakibatkan potensi masuknya asap akibat kebakaran hutan, kebun, dan lahan (karhutbunla) ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya.
LAPAN mencatat pada tanggal 30 September 2019, ada beberapa titik panas di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang.
"Tingkat kepercayaan di atas 80 persen yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang yakni pada wilayah Pampangan, Banyuasin 1, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang dan Mesuji," ungkap Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Bambang Beny Setiaji.
Selain itu, Intensitas Asap (Smoke) yang terjadi pagi hari sekitar pukul 04.00-07.00 WIB, dikarenakan labilitas udara yang stabil (tidak ada massa udara naik) pada saat tersebut.
Fenomena Asap sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye/merah pada pagi/sore hari.
Hal ini berpotensi tidak baik jika adanya campuran kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena Kabut Asap (Smog) yang umumnya terjadi pada pagi hari.
Jarak Pandang Terendah pada pagi hari, berkisar 1000-2000 meter dengan Kelembapan pada saat itu 94-95 persen dengan keadaan cuaca Asap (Smoke) yang tidak berdampak pada aktifitas penerbangan di Bandara SMB II Palembang.
Secara Regional, munculnya Badai Tropis Mitag di Laut Cina Selatan mengakibatkan kembali adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah badai tersebut.
"Ini mengakibatkan penurunan potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel tiga hari ke depan (1-3 Oktober 2019)," terangnya.
Secara Lokal, kondisi hujan akibat faktor lokal (awan konvektif) akan tetap berpotensi di wilayah Sumsel dikarenakan kelembapan udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan, biasanya hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis (berbeda tiap tempat) dan berpotensi petir disertai angin kencang.
BMKG Sumsel mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi pada pagi hari (04.00-07.00 WIB) seiring potensi peningkatan partikel udara kering di udara (asap) dan menurunnya jarak pandang.
Masyarakat diminta mengkonsumsi banyak air saat beraktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan dikarenakan udara akan terasa lebih terik pada siang hari,
Karena posisi matahari berada di ekuator (khatulistiwa) dan tetap menghimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian atau perkebunan.