Berita Prabumulih
Mengenal Sosok Sutarno, Ketua DPRD Prabumulih yang Nyaris Tidak Terpilih
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Sutarno SE menjabat ketua sementara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prabumulih periode 2019-2024.
Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Sutarno SE menjabat ketua sementara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prabumulih periode 2019-2024.
Sutarno tidak pernah menyangka, sebab sebelumnya nyaris tidak terpilih menjadi anggota dewan.
Ia bercerita, terpaut hanya 15 suara dari rekan satu partainya.
Suami Rita Hayati ini mengaku tidak menyangka pada pemilihan kali ini dirinya terpilih menjadi anggota legislatif.
"Pada perhitungan internal Golkar suara saya kurang namun setelah perhitungan di tingkat PPK dan KPUD Prabumulih ternyata suara saya banyak dan saya yang duduk terpaut 15 suara dari kader Golkar lainnya," ungkap politisi Partai Golkar ini dibincangi Kamis (26/9/2019).
• Komandan Kodim Sulit Kontak Anggotanya, Rusuh Pembakaran Pemukiman di Kabupaten Pegunungan Bintang
Pria yang akrab disapa Mas Tarno ini kelahiran Seragen pada 12 Mei 1969.
Ia bercerita, awal mula mengenal politik setelah dirinya pertama ikut-ikut menjadi pengurus partai berlambang pohon beringin sekitar tujuh tahun silam.
"Di partai kita banyak berguru dengan senior-senior seperti ketua DPD Golkar yakni pak Walikota dan pak H Daud Rotasi, pak Ganjar Hasyim serta lainnya, alhamdulilah berkat mereka kami bisa begini," ujarnya.
Anak almarhum Atmogiono dan almarhumah Sujikem ini menjelaskan, ia merupakan anak kedua dari enam bersaudara.
• Ada 11 Parpol Tapi Hanya Ada 9 Fraksi di DPRD Sumsel, Ini Rinciannya
Sejak kecil bersekolah di SD 2 Majorejo Sragen, SMP 2 Karang Malang Sragen dan STM Bina Wiyata Saragen.
Lalu pada tahun 1991 Tarno merantau dan masuk kota Prabumulih.
Ia merantau ke kota nanas karena diajak temannya Lamde Husen yang merupakan anak mantan bupati untuk jalan-jalan ke pulau Sumatera.
"Karena teman itu dulu kontraktor jadi ikut dia, saya bekerja sebagai pengawas lapangan, kadang urus tahuhan dan lainnya."
"Lalu 1994 saya ketemu gadis Prabumulih istri saya dan menikah, baru pada tahun 1998 belajar jadi kontraktor sendiri," ujarnya.
Dalam menjalani usaha sebagai kontraktor, Tarno yang merupakan warga luar sumatera itu kerab kali mengalami kegagalan dan nyaris bangkrut.