Cerita Perempuan Penakluk Api Karhutla, Korbankan Diri Dampak Kerabatnya Tewas Terpapar Kabut Asap
Cerita Perempuan Penakluk Api Karhutla, Korbankan Diri Dampak Kerabatnya Tewas Terpapar Kabut Asap
"Kita bawa ke rumah sakit, kata dokter itu ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) akut. Sejak itu, ia diliburkan sama perusahaannya." Kejadian lebih nahas lantas menimpa atasannya.
"Dia batuk-batuk sudah mulai parah, akhirnya kata dokter 'ya udah, coba balik (pulang) lewat kapal'. Jadi beliau balik lewat kapal, pergi ke Pontianak. Baru dari Pontianak beliau ke Balikpapan," kisahnya.
Sebenarnya, sang bos ingin mengungsi dari Ketapang, namun berbagai jadwal penerbangan justru dibatalkan.
Alhasil, ia terperangkap semakin lama di lingkungan berkabut asap tebal.
Seiring waktu, ISPA yang diderita semakin parah, hingga akhirnya ia mengembuskan napas terakhir.
"Akhirnya masih berlanjut ISPA-nya itu. Itulah yang merenggut nyawanya," tutur Sola.
Menjadi saksi dua peristiwa itu membuat Sola semakin geram dengan nasib nahas yang harus dihadapi ia dan jutaan warga lain yang terdampak.
"Kok bisa ini kejadian? Kenapa? Siapa dalang dari semua ini?" tanyanya kesal.
Ia bertekad menghentikan kebakaran hutan dan lahan dengan tangannya sendiri.
Menjadi relawan Tim Cegah Api adalah hal yang bisa ia lakukan saat ini.
"Bos sama temanku udah (cukup menjadi korban), jangan sampai itu terjadi sama keluargaku," ujarnya.
"Mungkin bukan saat ini kita lihat (dampaknya). Mungkin bukan saat ini kita hirup langsung kita mati, tapi nanti 15 tahun, 20 tahun (lagi)."

Kami yang Menjaga Hutan
Sumarni Laman menceritakan kisah masa kecilnya yang kerap terjaga memantau jilatan api di sekitar rumahnya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
"Rumah saya itu dulu di sampingnya kayak hutan. Dan itu dari saya kecil, dari SD, sering kebakar, hampir kena rumah," tuturnya.
"Kami harus jaga siang-malam untuk menjaga apinya biar tidak kena ke rumah."