Mengenal Kasat Narkoba Muaraenim AKP I Putu Suryawan, Pernah Duel Lawan Penjahat Tinggi Besar
Bertugas sebagai anggota kepolisian, membuat pria yang memiliki nama I Putu Suryawan memiliki sejumlah pengalaman tak terlupakan
Penulis: Ika Anggraeni |
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM- Bertugas sebagai anggota kepolisian, membuat pria yang memiliki nama I Putu Suryawan memiliki sejumlah pengalaman tak terlupakan.
Kisah perjalanan karirnyapun dibaginya kepada Tribunsumsel.com saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, (16/9/2019).
"Awalnya dulu saya bercita-cita ingin jadi dokter, tapi gak kesampaian karena saya berasal dari keluarga sederhana yang tidak memiliki banyak uang untuk masuk ke fakultas kedokteran,"
"Setelah lulus dari SMA saya mendapatkan info bahwa Akpol membuka penerimaan dan itu gratis, awalnya sih agak pesimis bisa lulus, tapi iseng-iseng aja, eh gak taunya lulus dan benar-benar gratis," kata pria berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) ini.
Anak pasangan dari Aiptu Inengah Darmawan dan Ni Wayan Suryawati itu juga mengatakan, setelah lulus AKPOL tahun 2008, ia ditugaskan sebagai Kepala SPK Polres Bandar Lampung.
Kemudian karir mulai berkembang.
Putu ditugaskan dibeberapa bagian di Polda Lampung diantaranya jadi kanit reskrim Polsek Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung, Panit I unit ranmor satreskrim polresta Bandar Lampung.
Pernah juga kanit Satnarkoba hingga pindah tugas ke Polda Sumsel sebagai Kapolsek di Kertapati dan sekarang menjadi Kasat Natkoba di Polres Muaraenim.
Ia juga mengatakan dalam menangkap dan mengamankan pelaku kejahatan, iapun kerab mendapatkan pengalaman tak terlupakan.
"Yang paling sering itu mendapat perlawanan saat tugas di Lampung dulu, saya dan anggota pernah nyaris dimassa oleh masyarakat karena mengamankan tersangka wanita yang diduga penadah kasus curanmor,"
"Saat akan membawa tersangka ke mobil, kita diteriaki maling dan nyaris dihajar massa, namun untungnya kita sudah berkoordinasi dengan perangkat desa, setelah dibantu kadesnya barulah kita bisa membawa dan mengamankan tersangaka," katanya.
Tak hanya itu, duel satu lawan satu langsung dengan tersangka kejahatanpun pernah ia alami.
"Waktu itu postur tubuh sayapun masih sangat kurus, saat itu saya dan satu anggota lainnya tengah mengejar dua orang tersangka, tersangka itu benar-benar melawan, dan tidak mau menyerah,"
"Kemudian saat berhasil ditangkap, mereka ngajak duel, ya terpaksa satu lawan satu, badan tersangka yang lumayan cukup tinggi dan besar membuat saya nyaris kewalahan, namun yang ada dalam benak saya saat itu pokoknya jangan sampai target kabur,"
"Meskipun badan sakit semua, namun syukurnya tersangka dapat kami bekuk," katanya.
Ayah dari dua orang putra tersebutpun mengaku bahwa dalam melaksanakan tugas hal yang terpenting adalah berkoordinasi, komunikasi dan menggunakan strategi yang tepat di lapangan.
"Kalau bagi saya, saat melakukan penangkapan atau penggerbekan, saya harus ada di lokasi, sehingga kita benar-benar tahu situasi yang terjadi," ujarnya.
Selain itu koordinasi dan komunikasi yang baik antara sesama anggota, koordinasi dengan perangkat desa juga adalah hal yang terpenting dalam melaksanakan tugas di lapangan.
Ditambah strategi dalam melumpuhkan pelaku kejahatan juga dibutuhkan, serta feeling harus kuat dan tepat.
"Karena bagi saya sampai saat ini jika feeling saya nengatakan bahwa tangkapan itu pasti dapat, ya biasanya berhasil tapi kalau feeling saya saja sudah pesimis duluan, hasil akhir yang didapatpun pasti gagal," jelasnya.
Suami dari AKP Putu Eka Denda Jayanti tersebutpun mengaku bahwa dalam mengungkap penyalagunaan narkotika, pihaknya pernah mengamankan barang bukti dengan berat yang cukup fantastik.
"Kalau tugas itu yang dalam benak saya hanya menerapkan motto berikanlah yang terbaik selagi kamu bisa, pengalaman selama menjadi kasat narkoba tangkapan yang barang buktinya paling banyak saat tugas di lampung dulu, kita berhasil mengamankan 4. 7 ton Ganja,"
"Waktu jadi kasat narkoba Polres Lampung Selatan dan empat bulan kemudian dapat lagi tangkapan dengan barang bukti narkoba jenis sabu dengan berat sekitar 22 kg,"katanya.
Namun lanjutnya dalam menangkappun terkadang tak selalu berjalan mulus, ia pernah diberi harapan palsu alias di PHP oleh informan yang ia percaya.
"Padahal ia sudah kita beri uang untuk pura-pura melakukan transaksi dengan bandar narkotika, tapi pada saat kita mau nangkap eh malah informan tersebut malah kabur dan uang yang kita kasih malah dibawa kabur," katanya.
Ditambahkan Putu, Saat bertugas jangan pernah mengeluh dan takut takgagal dengan apa yang kita kerjakan.
"Jalani dan laksanakan dengan sebaik-baiknya, apapun hasil yang akan didapat itu kita serahkan pada yang diatas, yang penting kita sudah melakukannya dengan optimal," pungkasnya.