Berita OKU
Nadia Gadis Penderita Kelainan Genetik di OKU Dirujuk ke Palembang, Ini Kondisinya Sekarang
TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA-Nadia (19 tahun), pasien yang diduga menderita kelainan genetik dirujuk ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang
TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA-Nadia (19 tahun), pasien yang diduga menderita kelainan genetik dirujuk ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang.
Sedangkan sang adik Vika Laona (11 tahun), masih dirawat di RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja.
Humas RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja yang dihubungi via telepon Minggu (15/9/2019), membenarkan bahwa pasien atas nama Nadia sudah dirujuk ke Paembang.
Sementara adiknya Vika masih diarawat di RSUD dr Ibnu Sutowo Baturaja.
Yunani, ibu dari Nadia dan Vika yang ditemui di RSUD dr Ibnu Sutowo mengatakan, dia dan suaminya berbagi tugas mendampingi kedua anak mereka.
• Palembang Diselimuti Kabut Asap, Kas Hartadi Khawatir Kondisi Pemain Sriwijaya FC
Sang suami Zahril Hamid (39 tahun), mendampingi putri sulungnya yang dirujuk ke Palembang.
Ibu dua anak ini mengaku belum tahu pasti apakah Vika akan dirujuk juga ke Paembang seperti kakaknya.
“Masih menunggu petunjuk dokter, kalu uji dokter berangkat ke Palembang kami berangkat,” kata Yunani.
Menurut Yunani, kedua anaknya sudah menjalani perawatan di rumah sakit selama 11 hari.
Semua biaya ditanggung pemerintah.
Saat ditanya penyakit apa yang diderita kedua puterinya, warga Desa Merbau Kecamatan Lubukbatang Kabupaten Ogan Komering Ulu ini mengaku belum tahu pasti apa namanya.
• Penerimaan CPNS 2019 : Empat Lawang Usulkan Rekrut 500 CPNS dan 1.000 P3K
Dikesempatan itu, Yunani mengatakan sejak dirawat oleh dokter spesialis Kulit di RSUD Dr Ibnu Sutowo ini, keluhan puterinya sudah mulai berkurang.
Kalau sebelumnya Vika tidak bisa tidur harena mnegeluh sgatal dan sakit, sekarang sudah berangsur berkurang.
Kulit Vika yang sebelumnya berwarna kemerahan kini sudah terlihat mulai membaik dan bentol-bentol seperti koreng sudah banyak yang mengering dan hanya sesekai saja terlihat Vika menggaruk karena tidak kuat menahan rasa gatal dikulitnya.
Pantauan di rumah sakit, Vika sudah mulai mau diajak berkomunikasi walaupun suaranya kecil dan pelan.
Bocah berusia 11 tahun ini mengaku sedih berpisah dangan kakaknya Dea (panggian akrab Nadia).
“Sedih yuk Dea jauh, kami dak biso ngobrol,’ kata Vika .
• Cerita Satgas Karhutla Muratara Bertemu Hewan Buas saat Terjebak Dikepung Api
Menurut Vika, selama ini mereka belum pernah berpisah, hari-hari dilalui berdua dengan kakaknya Dea.
Apalagi keduanya tidak memiliki teman lain selain mereka beruda bersaudara.
Sebab teman-teman dsebaya dikampung menjauhi kaak beradik yang menderita penyakit kulit ini karena takut ketularan.
Bertahun-tahun kedua saudara kandung ini menghabiskan waktu di rumah saja tidak pernah bermain ke luar rumah atau bepergian ke kalangan (pasar pekan) seperti layaknya anak seusia mereka.
Disisi lain, sejak viral di media massa setempat, banyak pihak yang bersimpati dan mengulurkan bantuan untuk keluarga yang belum beruntung.
Bupati OKU Kuryana Azis sudah menanggung biaya pengobatan Dea dan Vika, kemudian dari Kepolisiam Resor Ogan Komering Ulu.
Kalau sebelumnya hanya bidan desa Bidan Tatik dan Dinkes yang rutin membantu Dea dan Vika kini sudah ada pihak-pihak yang peduli melakukan penggalangan dana.
Diawalai oeh PWI Peduli OKU yang sudah melakukan penggalawngan dana dari para wartawan dan mencari ke dinas intansi.
Kini sudah ada juga pihak dari Sekolah Relawan (kini bisa .com) yang melakukan survey dan berjanji aan melakukan penggalangan dan untuk Nadia dan Vika.
Fauzan perwakilan dari Sekoah relawan berjanji akan menggalang dana untuk Nadia dan Vika. (SP/ Leni Juwita)