Kisah BJ Habibie Lihat Jenderal Tidur di Kolong Tempat Tidurnya, Ternyata Bahaya ini Mengintainya

Seorang jenderal TNI memiliki pengalaman yang tak terlupakan saat mengawal Bj Habibie, ketika masih menjabat sebagai presiden RI ke-3

Editor: M. Syah Beni
Tribunnews.com/ Istimewa
Habibie dan TB Hasanudin 

TRIBUNSUMSEL.COM - Seorang jenderal TNI memiliki pengalaman yang tak terlupakan saat mengawal Bj Habibie, ketika masih menjabat sebagai presiden RI ke-3

Sang jenderal kala itu harus mengawal ketat BJ Habibie yang sedang diincar oleh prajurit liar

Jenderal TNI tersebut tak lain adalah mantan ajudan BJ Habibie saat menjabat sebagai presiden, Mayor Jenderal TNI (Purn) Tubagus Hasanuddin

TB Hasanuddin mengungkapkan, Habibie menjadi presiden saat situasi di Indonesia sedang kacau.

"Waktu itu ada banyak informasi, ada pasukan liar, ada jenderal yang datang, yang tentu saja harus saya atasi dengan baik-baik, harus saya berikan informasi," ujar TB Hasanuddin, Rabu (11/9/2019).

Puncaknya, lanjut TB Hasanuddin, ia mendapat informasi, ada sekelompok orang yang hendak meracuni di kediaman BJ Habibie.

Pengakuan TB Hasanuddin yang kala itu berpangkat kolonel membuat host KompasTV, Aiman Witjaksono, tercengang.

Ia sampai mengulang pertanyaannya untuk memastikan kabar tersebut.

TB Hasanuddin melanjutkan, setelah mendengar informasi tersebut, pihaknya langsung siaga untuk menjaga Habibie dan keluarga.

Bahkan, siapapun yang ke pasar, harus didampingi.

"Kami jaga beliau, kami awasi , bahkan yang belanja ke pasar pun kami dampingi supaya tidak terjadi hal-hal," ujar eks Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Puncaknya, TB Hasanuddin harus tidur di bawah tempat tidur BJ Habibie.

"Ketika malam hari, katanya akan ada prajurit atau kelompok liar. Saya pun tidur di bawah tempat tidur Pak Habibie," ujar dia.

Jalan itu ditempuh TB Hasanuddin karena ia mendapatkan tugas untuk mengamankan dan menyelamatkan seorang presiden.

Tak tanggung-tanggung, TB Hasanuddin pun tidur dengan bersenjata lengkap.

"Saya tidur bersenjata lengkap dan pakaian training," katanya.

BJ Habibie pun mengetahui TB Hasanuddin yang tidur di kolong ranjangnya saat hendak ke toilet.

Ia pun meminta TB Hasanuddin pindah tempat tidur.

"Saat itu, Pak Habibie hendak ke toilet, mungkin lihat saya, 'sudah kamu tidurnya sebelah situ saja,'" ujar TB Hasanuddin menirukan ucapan Habibie.

Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (5/7/2018)
Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (5/7/2018) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Menurut TB Hasanuddin, saat itu, ia melihat raut wajah BJ Habibie yang tampak begitu tenang di tengah berbagai ancaman yang mendera sang Presiden.

"Saya melihat raut wajah beliau tenang saja, tidak terlihat ada sesuatu tekanan. Itu benar-benar saya kagumi," kata dia.

Peristiwa ini, lanjut TB Hasanuddin, terjadi beberapa waktu setelah pelantikan BJ Habibie sebagai Presiden RI.

Apalagi setelah pelantikan, terjadi demo di mana-mana dan muncul berbagai macam isu.

Sebagai orang melekat pada BJ Habibie, TB Hasanuddin mengaku tahu persis apa yang terjadi saat itu.

Apalagi sebagai ajudan, ia mencatat perkembangan yang terjadi setiap lima menit dalam sebuah buku.

Buku tersebut, aku TB Hasanuddin, masih tersimpan rapi.

Termasuk ada cerita khusus tentang kasus pencopotan Pangkostrad yang kala itu dijabat oleh Letjen Prabowo Subianto, yang juga menantu Soeharto.

"Mungkin dua jam, tiga jam, bisa habis cerita itu ya. Saya punya catatan tersendiri, sebagai ajudan tiap menit saya catat dan buku itu masih tersimpan dengan rapi."

"Fakta yang saya lihat langsung ada dalam buku catatan ajudan dan sekarang masih saya pegang," kata dia.

Saat ditanya darimana ia mendapatkan informasi tersebut, lulusan Akmil 1974 itu menjawab dengan tegas.

"Saya dapat informasi itu dari Kepala Bakin atau sekarang Kepala BIN," kata TB Hasanuddin.

"Kami harus melakukan tindakan-tindakan seperti apa demi menyelamatkan presiden," sambungnya.

Kenangan Soeharto dengan BJ Habibie

Soeharto memiliki kenangan tersendiri saat pertama kali bertemu dengan Bacharuddin Jusuf Habibie yang kala itu masih muda

Seperti diketahui, meninggalnya BJ Habibie pada Rabu (11/9/2019) kemarin meninggalkan banyak kenangan bagi bangsa Indonesia

Tak terkecuali dengan Soeharto yang merupakan teman dekat BJ Habibie saat mereka bersama-sama memimpin Indonesia di Orde Baru

Habibie menjabat sebagai Presiden Indonesia ketiga setelah Presiden Indonesia kedua, Soeharto mundur.

Presiden ke-3 RI BJ Habibie Dirawat Intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Begini Kondisi Terbarunya
Presiden ke-3 RI BJ Habibie Dirawat Intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Begini Kondisi Terbarunya (Ist Tribun Bali)

Sebelumnya, BJ Habibie dipercaya oleh Soeharto untuk menjadi Wakil Presiden Indonesia, Menteri Negara Riset dan Teknologi, serta Kepala Badan Pengusahaan Batam.

Habibie memang termasuk salah satu orang dekat sekaligus kepercayaan Soeharto

Dilansir dari Majalah Bobo dalam artikel berjudul ' BJ Habibie, Dari Jalan Bau Massepe ke Jalan Merdeka Selatan', kedekatan mereka ternyata sudah terjalin sejak Habibie masih remaja.

Bacharuddin Jusuf Habibie, begitu nama lengkap Habibie, lahir 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan, 155 kilometer dari Ujungpandang.

Habibie yang punya panggilan kesayangan Rudy, adalah anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan Tuti Marini Puspowardoyo, yang berasal dari Yogya.

Saat proses melahirkan Habibie di rumah, sang Ibunda tercinta dibantu oleh sanro, sebutan suku Bugis untuk bidan.

Di rumah yang terletak di Jalan Bau Massepe Nomor 5 Parepare itulah Habibie menghabiskan masa balitanya.

Pada waktu pendudukan Jepang, keluarga Alwi Abdul Jalil Habibie mengungsi ke Kampung Lanrae, Desa Nepo, Kecamatan Mallusetasi.

Tentu, Habibie yang waktu itu masih berusia 6 tahun ikut serta.

Di Desa Lanrae itulah Habibie kecil senang berenang di sungai. Tak cuma sebentar tapi betah berjam-jam.

la juga sering memandikan kuda kesayangannya yang bernama La Bolong alias si Hitam.

Ia memang sangat gemar menunggang kuda, dan bertindak sebagai joki.

Bila sedang bosan menunggung kuda, Habibie kecil kemudian sibuk main layang-layang, kadang main kelereng atau juga mallogo (permainan daerah Bugis menggunakan tempurung kelapa berbentuk segitiga).

Habibie cilik tidak lama di Parepare.

Tugas sang Ayah sebagai Kepala Jawatan Pertanian Sulawesi Selatan membuat seluruh keluarga pindah ke Makassar.

Kebetulan saat itu Soeharto bertugas sebagai Komandan Brigade III Garuda Mataram untuk menumpas pemberontakan Kapten Andi Aziz.

Markas pasukan Brigade III berada di depan rumah Habibie di Jalan Klaperlaan.

Soeharto saat pecahnya G30S PKI
Soeharto saat pecahnya G30S PKI (Ist)

Soeharto pun sering berkunjung ke rumah Habibie.

Suatu malam di tahun 1950, ayah Habibie meninggal dunia ketika tengah menjalankan sholat Isa.

Sedang ibunya sedang mengandung anaknya yang kedelapan.

"Ya, waktu itu saya yang baru berusia 13 tahun cuma bisa menangis," kenang Habibie.

"Pak Harto memeluk saya, sembari berkata: sabar. Bib. Bapakmu orang baik, meninggal sewaktu sholat."

Sang Ibu pun bersumpah di sisi jenazah suaminya untuk terus menyekolahkan anak-anaknya.

Atas anjuran ibunya, Habibie berangkat ke Bandung masuk SMP 5 dan kemudian melanjutkan di SMA Kristen Jalan Dago.

Lulus dari SMA tersebut, Habibie sempat kuliah sebentar di ITB jurusan elektro.

Tahun 1955, Habibie mendapat bea siswa untuk belajar di Jerman Barat.

Tapi sungguh tak sia-sia ia menimba ilmu di mancanegara.

Berkat kecerdasannya yang luar biasa ia berhasil meraih gelar doktor di bidang konstruksi pesawat terbang dengan predikat summa cumlaude.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pengalaman Jenderal TNI Saat Kawal BJ Habibie yang Diincar Prajurit Liar, Tidur pun Bawa Senjata, https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/13/pengalaman-jenderal-tni-saat-kawal-bj-habibie-yang-diincar-prajurit-liar-tidur-pun-bawa-senjata?page=all.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved