Berita Viral
Tak Kalah Mistis Dengan KKN di Desa Penari, Kisah Nyata KKN di Garut Alami Teror Tiap Malam Jum'at
TRIBUNSUMSEL.COM - Tak Kalah Mistis Dengan KKN di Desa Penari, Kisah Nyata KKN di Garut Alami Teror Tiap Malam Jum'at
Singkat cerita, Nur, Widya serta Anton dan Wahyu berhasil selamat, sedangkan Ayu dan Bima mengalami hal aneh sampai selang beberapa bulan usai kepulangan mereka dari KKN, keduanya disebut meninggal dunia.
Ayu dan Bima disebut meninggal dunia setelah sempat lama koma, dimana arwah Ayu sendiri disebut menjadi tumbal menggantikan Widya yang tadinya sempat diincar.
Setelah cerita ini menjadi viral, muncullah nama kawasan Rowo Bayu terletak di Kabupaten Banyuwangi, di Jawa Timur disebut sebagai lokasi KKN di Desa Penari.
Sebagai salah seorang artis yang berasal dari Banyuwangi, Danang DA melalui acara Pagi Pagi Pasti Happy, mengungkapkan kalau daerah tersebut mengalami kerugian atas kabar tersebut.
Rowo Bayu yang dikenal sebagai tempat wisata mendadak sepi karena disebut sebagai tempat terjadinya KKN di Desa Penari.
"Banyuwangi itu memang memiliki historical nya sendiri tinggi, ketika dikaitkan dengan ini mungkin karena banyuwangi memiliki banyak penari kan,
Tapi kerugian yang jelas di alami masyarakat setempat ya itu, karena ekonomi pariwisata yang berjalan jadi sepi, ketika ini naik cerita yang hoax ini naik maka jadi merugi," ungkap Danang yang juga jadi host di acara tersebut.
Di tempat yang sama, Furi Harun memiliki kemampuan indigo membongkar fakta kebenaran adanya cerita KKN di Desa Penari.

Menurut penerawangannya, Furi Harun terang-terangan menyebut kalau desa Penari yang diceritakan itu tidak ada.
Hal itu menurut Furi Harun berdasarkan observasi yang sudah ia lakukan bersama teman-teman indigonya.
"Kalau yang saya lihat desa penari itu engga yah,
Karena sudah ada observasi saya dan teman-teman tidak ada disana,
Kalau yang ada zaman dulu itu terjadi di daerah Jogjakarta (bukan banyuwangi),".
Meski begitu, menurut Furi Harun kemungkinan hal itu terjadi masih masuk akal terlebih kalau sejumlah mahasiswa yang melakukan KKN dengan tingkah yang tidak senonoh dan lain-lain.
"Kalau memang terjadi itu bisa saja terjadi, misalnya ada kkn yang tidak pamit dalam tata krama pun tidak baik, melakukan hal yang tak senonoh yah,
tapi sejauh ini untuk kasus kebenaran KKN di desa Penari ini, belum kelihatan sih," kata Furi Harun.
Meski begitu, dikatakan Furi dari viralnya cerita ini banyak hal positif yang bisa dicerna.
"Mungkin ini cerita hanya dibuat agar sekelompok mahasiswa yang tengah melakukan kkn untuk lebih menjaga attitude,
juga sebagai warning kepada orang yang melakukan ritual khusus," tutup Furi Harun.
Di lain tempat seorang anak indigo bernama Frislly Herlind justru melihat hal berbeda dari penerawangannya dibanding Furi Harun.
Menurut Frislly Herlind, lokasi yang ia lihat dari penerawangan secara mata bathin itu, ia melihat lokasi KKN di Desa Penari itu memang ada.
"Ada kondisinya lumayan jauh dari perkotaan, ada di dekat kaki pegunungan gitu,
Bondowoso kayaknya bukan gitu deh, beda pas hutan yang aku datengin secara mata bathin itu berbeda,
sebab kalau di daerah bondowoso itu adanya penunggu kayak lebih ke macan yah,".

Ditambahkan Frissly Herlind, gambaran sosok Badararuwih yang merupakan penari adalah wanita cantik.
Badararuwih merupakan penari cantik yang diikuti seekor ular besar.
"Bener kayak penari yang disewa kerjaan zaman dulu, ada sosok ular besar banget,".
Senada ahli supranatural lainnya bernaa Hari Hou juga menjelaskan kalau kejadian itu nyata adanya.
Hanya saja ia tidak bisa menjelaskan lokasi asli KKN di Desa Penari.
"Lokasinya memang terdapat di Jawa Timur, backgroundnya ada gunung serta sumber wanita dengan kecantikan dan bentuk ularnya, " .
Hari Hou menjelaskan apa yang terjadi kepada tokoh Bima dan Ayu yang disebut meninggal dari cerita tersebut.
Dikatakan Hari Hou, Bima sebenarnya menjadi suami dari penunggu wanita bernama Badararuwih, sedangkan Ayu menjadi pengganti Badararuwih sebagai penari.
"Yang pria jadi suami badararuwih, dan perempuan harus menggantikan ia jadi penari gitu,".