Berita Viral
Tak Kalah Mistis Dengan KKN di Desa Penari, Kisah Nyata KKN di Garut Alami Teror Tiap Malam Jum'at
TRIBUNSUMSEL.COM - Tak Kalah Mistis Dengan KKN di Desa Penari, Kisah Nyata KKN di Garut Alami Teror Tiap Malam Jum'at
Bukan tanpa alasan, kisah KKN di Desa Penari sendiri pertama kali dipublish diunggah di akun anonim, lebih lagi kalau memang benar ada, mungkin pemberitaan sudah lebih dulu heboh.
Di samping pro dan kontra akan kisah KKN di Desa Penari ini, sosok indigo bernama Furi Harun saat menjadi bintang tamu di acara Pagi Pagi Pasti Happy, Rabu (4/9/2019).
Seperti diketahui, KKN di Desa Penari menceritakan pengalaman 6 orang mahasisa terdiri dari Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton.
6 orang mahasisa terdiri dari Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton tengah melakukan KKN di salah satu desa yang disebut desa Penari oleh penulis.
Awalnya kedatangan ke-6 mahasiswa itu sudah ditolak oleh tokoh desa setempat yakni kepala desa bernama Pak Prabu.
Setelah didesak oleh Ilham merupakan kakak Ayu, akhirnya ke-6 mahasiswa itu mendapat izin untuk KKN di Desa Penari.

Sejak awal kedatangan Nur dan rombongan, Nur dan Widya sudah merasa ada hal aneh dengan kekuatan mistis yang kental memasuki desa Penari.
Lokasi desa Penari sendiri diceritakan jauh dari keramaian kota, dimana lokasi desa sendiri tidak bisa ditempuh dengan mobil melainkan harus menaiki motor.
Kedatangan Nur yang ternyata dijaga oleh Mbah Dok lah yang awalnya tidak diterima oleh lelembut desa setempat.
Namun adanya Mbah Dok membuat Nur terhalang menjadi korban tumbal dari makhluk halus disebut Bandaruwih, sosok penari yang ada di desa Penari itu.
Kesalahan fatal Bima yang begitu terobsesi kepada Widya membuat ia hilang akal dan dimanfaatkan Badaruwih untuk mencari tumbal gadis perawan menurut kepercayaan masyarakat setempat.
Bima diberi sebuah mahkota yang tadinya harus diterima Widya, namun Ayu yang dititipi Bima nyatanya tidak menyampaikan hal itu kepada Widya.
Ayu malah menyimpan mahkota tersebut, dan balik memelet Bima yang telah lama ia sukai dengan sebuah selendang berwarna hijau yang ternyata juga diberi oleh Bandaruwih.
Bima dan Ayu pun diceritakan melakukan perbuatan terlarang di sebuah petilasan yang dikeramatkan penduduk setempat.
Akibat ulah Bima dan Ayu ini, KKN pun berjalan tidak lancar hingga harus melibatkan sesepuh bernama Mbah Buyut dalam menghadapi serangan makhluk alam lain.