Bayi Kembar Siam Meninggal
Dua Anaknya Meninggal Usai Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam, Orin : Nasib, Nangis Juga Sudah Puas
Bayi kembar siam Aysha dan Alisya meninggal dunia pasca menjalani operasi pemisahan bayi kembar siam di RSMH Palembang
Penulis: Shinta Dwi Anggraini |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Bayi kembar siam Aysha dan Alisya meninggal dunia pasca menjalani operasi pemisahan bayi kembar siam di RSMH Palembang.
Alisya lebih dulu meninggal dunia, kemudian Aysha meninggal dunia pada Rabu (4/9/2019) pagi.
Orang tua Aysha dan Alisya yaitu Orin Safitri (26) dan suaminya, Afit (30) tengah dirundung duka mendalam.
Anak mereka, Aysha yang tengah menjalani perawatan intensif pasca menjalani operasi pemisahan tubuh di rumah sakit Mohammad Hoesin, meninggal dunia, Rabu (4/9/2019) sekitar pukul 10.55 pagi.
"Meskipun sedih, tapi saya tetap mencoba untuk tegar. Mau bagaimana lagi, nasib sudah seperti ini.
Nangis juga sudah puas, air mata sudah banyak yang keluar. Saya sudah sampai di titik pasrah,"kata Orin, Rabu (4/9/2019)
Sebelumnya diketahui, pasca terlahir kembar Siam di pada 12 Agustus 2019 lalu di RSUD Kayu Agung,
Aysha dan kembarannya Alisya menjalani operasi pemisahan tubuh di Rumah sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Selasa (27/8/2019) lalu.
• Suami Tembak Mati Istrinya Usai Sidang Cerai, Mertuanya Justru Dukung Perbuatan Keji Sang Mantu
Namun Alisya dinyatakan meninggal saat proses operasi karena merupakan bayi parasit yang tidak memiliki organ tubuh lengkap dan sejak dilahirkan selalu menumpang organ dengan kembarannya yakni Aysha.
"Selama Aysha menjalani perawatan di rumah sakit, tim dokter terus memberi tahu kondisinya. Baik atau buruk perkembangan anak saya, selalu diberitahu ke kami.

Jadi istilahnya kami bisa siap dengar kabar dari apapun dari Aysha,"tuturnya.
Meskipun berusaha untuk tetap tegar, Orin mengaku sulit untuk menyembunyikan kesedihannya.
Sebagai seorang ibu, batinnya begitu terpukul dengan kejadian ini. Apalagi Aysha dan Alisya merupakan anak pertamanya.
"Tapi untungnya ada suami saya. Dia selalu menguatkan dan bilang bahwa kejadian ini adalah ujian dari Allah SWT untuk keluarga kami yang harus dijalani,"ujarnya.
Dukungan moril itulah yang menjadikan Orin tetap kuat menjalani hari-harinya menunggui Aysha yang tengah dirawat intensif di rumah sakit.
Bahkan, bekas operasi bedah sesar yang sesekali terasa di perutnya seakan terabaikan sebab ingin selalu melihat perkembangan putri kecilnya, Aysha.
"Anak saya dirawat di ruangan khusus. Saat masuk di ruangan itu, saya selalu nangis. Tidak kuat rasanya melihat anak saya banyak dipasang alat di tubuhnya.
Seakan saya bisa merasakan sakit yang dia rasa. Tapi mau bagaimana lagi, itu untuk kebaikannya,"ujar Orin.
Namun ketabahan hati yang berusaha dipupuk Oris, seketika sirna saat tim dokter menyatakan bahwa Aysha meninggal dunia pada Rabu (4/9/2019) sekitar pukul 10.55 pagi.
"Nangis-nangis terus saya,"ujar Oris sembari menarik nafas panjang.
Bahkan hatinya semakin pilu saat diperbolehkan untuk mencium dan menggendong bayi Aysha.
Sebab itu adalah kali pertama dan terakhir baginya untuk melakukan itu pasca melahirkan.
"Soalnya sejak dilahirkan saya tidak bisa menyentuh anak saya. Tapi tadi sempat saya cium dan gendong jenazahnya,"ucap Oris.
Kini jenazah Aysha sudah dimakamkan di kampung halaman orang tuanya di desa Cipta Karya Pedamaran Timur
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Aysha dimakamkan bersebelahan dengan makan kembarannya, Alisya.
"Malam ini sudah langsung dimakamkan. Dan saat ini kami juga sudah ada di rumah,"tuturnya.
Kini, Oris mengaku sedang berusaha untuk menenangkan diri dan tak ingin larut dalam kesedihan.
Setelah memulihkan kesehatannya, Orin berencana akan kembali menjalankan profesinya yakni mengajar bahasa Inggris di SD IT Al Izzah SP 3 desa pancawarna kecamatan Pedamaran Timur.
Dimana, suaminya Afit, juga mengajar sekaligus sebagai kepala sekolah disana.
"Setelah sehat, saya akan kembali ngajar,"ujarnya.
Kabar meninggalnya Aysha dibenarkan oleh Tim kembar Siam RSMH yang disampaikan melalui Korrdinator Humas RSMH, Akhmad Suhaimi.
"Bayi Aysha dinyatakan meninggal dunia pada pukul 10.55 tadi pagi,"ujarnya.
Berikut Kronologi meninggalnya Aysha menyusul kembarannya yang sudah wafat.
Tanggal 27-29Agustus2019
Penderita post operasi dalam keadaan stabil.
Tanggal 30Agustus2019
Alat bantu napas tercabut secara tidak sengaja oleh penderita tapi kondisi napas masih bagus dan alat bantu napas dipindahkan ke hidung.
Tanggal 31Agustus2019
Kondisi penderita dalam keadaans tabil, penderita mulai diberikan minum.
Tanggal 1September 2019
Kondisi penderita masih stabil tapi dari hasil laboratorium penderita menunjuk kan bahwa keadaan infeksi penderita makin berat ,sehingga kami berikan anti biotik tambahan.
Tanggal 2 September 2019
Napas penderita mulai semakin sesak ,penderita dipasang kembali alat bantu napas berupa pipa yang dipasang di tenggorokan. Penderita juga mulai mengalami muntah berwarna kehijauan sehingga pasien di puasakan
Tanggal 3 September 2019
Penderita tampak semakin memburuk dari hasil laboratorium darah infeksi semakin berat sehingga pemberian antibiotik ditingkatkan dan pasien diberikan immunoglobulin untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Pukul18.27 :Tensi tidak terukur dan nadi mulai lemah. Penderita diberikan obat-obatan untuk penguat jantung.
Pukul 18.56 tensi mulai terukur kembali.
Tanggal 4 September 2019
Pukul01.00 :tensi penderita tidak terukur, nadi mulai lemah, penderita diberikan obat untuk penguat jantung, kemudian sekitar jam 3 malam tensi mulai terukur kembali tapi masih rendah.
Napas penderita mulai makin sesak sehingga pemberian alat bantu napas ditingkatkan. Dan dari hasil pemeriksaan darah tampak kondisi penderita semakin memburuk.
Pukul 08.15 :Jantung penderita mulai berdenyut lemah, sudah kita bantu dengan obat-obatan untuk menguatkan jantung. Tapi tidak ada respon.
Pukul10.55 :Pasien dinyatakan meninggal dunia
Alisya Lebih Dulu Meninggal
Sebelumnya, Selasa (27/8/2019) bayi Alisya tidak bisa diselamatkan, sedangkan Aysha sang kakak, masih menjalani perawatan secara intensif pasca dilakukannya operasi pemisahan tubuh.
Informasi ini didapat Tribunsumsel.com dari Afit (30) sang ayah bayi kembar tersebut.
"Operasinya sudah selesai dilakukan. Tapi anak kedua kami tidak bisa diselamatkan," ucap Afit saat ditemui Tribunsumsel.com di RSMH.
Afit mengatakan berdasarkan informasi yang didapatnya dari keterangan dokter, bahwa bayinya memiliki satu tali pusar.
"Saya tidak tahu secara rinci. Tapi garis besarnya dokter bilang tali pusar kedua anak saya hanya satu. Jadi ketika dipotong untuk dipisahkan, aliran darah adiknya berhenti. Soalnya selama ini sang adik yang menopang ke kakaknya," ujar Afit.
• Suami Tembak Mati Istrinya Usai Sidang Cerai, Mertuanya Justru Dukung Perbuatan Keji Sang Mantu