Marak Sewa Pembunuh, Inilah 2 Legenda Pembunuh Bayaran (Assassin) Indonesia yang Sudah Tobat
Marak Sewa Pembunuh, Inilah 2 Legenda Pembunuh Bayaran (Assassin) Indonesia yang Sudah Tobat
Saat itu, Umar bertindak sebagai sopir yang menunggu di luar rumah, dua temannya menjadi eksekutor, dan satu lainnya menjaga di depan pintu.

Namun, kedua teman Umar yang menjadi eksekutor telah meninggal dunia, sedangkan satu temannya masuk penjara.
Umar Jaya berhasil dibekuk polisi dan dipenjara selama 11 tahun.
Ia bebas pada tahun 2011.
Umar Jaya juga pernah terlibat kasus perampokan di rumah pemilik mesin giling padi di Nagari Guguak VII Kota Talago, Kecamatan Guguak, pada 18 Agustus 2015.
Iwan Cepi Murtado adalah seorang pembunuh bayaran yang dikenal bengis saat beraksi dan paling ditakuti di Indonesia.
Ia adalah anak dari Murtado, seorang jawara Betawi yang dikenal dengan sebutan 'Macan Kemayoran'.
Berbeda dengan ayahnya, Iwan memang tidak memiliki kemampuan silat, tapi ia sangat cermat, cerdas, dan bengis.
Saat masih anak-anak, Iwan sudah pernah dijebloskan ke penjara karena membunuh dan tidak membuatnya jera.

Di tahun 1970-an, Iwan kembali mengulangi perbuatannya.
Iwan Cepi mengaku sebelum menjadi pembunuh bayaran pernah menjadi seorang tentara selama delapan tahun.
Ia kemudian memutuskan keluar karena merasa tidak disiplin.
Akhrinya pekerjaan sebagai pembunuh bayaran pun dilakoninya.
Ia mengaku bahwa jumlah bayaran untuk sekali membunuh tidak menentu, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 25 juta.