Breaking News

Operasi Kembar Siam Palembang

UPDATE KEMBAR SIAM PALEMBANG: Alhamdulillah, Bayi Aysha Kondisinya Sudah Stabil

Satu hari pasca menjalani operasi pemisahan tubuh dari kembarannya, kondisi bayi Aysha dalam keadaan stabil.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
ISTIMEWA
Suasana ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH), tempat bayi Asyah dirawat, Rabu (28/8/2019). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Satu hari pasca menjalani operasi pemisahan tubuh dari kembarannya, kondisi bayi Aysha dalam keadaan stabil.

Bayi berumur 16 hari tersebut, sudah bisa membuka mata dan menerima asupan ASI walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.

Hal ini disampaikan anggota Tim pemisahan kembar Siam Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH), Dr Indrayady SP.A(k), Rabu (28/8/2019)

"Saat ini bayi Asyah sudah bisa membuka mata. Selain itu, kita sudah mulai memberikan ASI walaupun sedikit. Sekali minum hanya 1 CC dan rencananya akan diberikan sebanyak 8 kali dalam sehari,"ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kasus bayi kembar siam Asyah dan Alisya yang dioperasi oleh tim dokter RSMH, termasuk jenis bayi kembar siam parasit.

Dimana kondisi bayi saling menempel pada dinding dada bagian bawah, dinding perut dan panggul.

"Pada bayi kembar siam Asyah dan Alisya, diketahui bahwa salah satu bayi yaitu Alisya yang kita sebut sebagai bayi 2, tidak memiliki saluran tenggorokan (napas) dan tidak terbentuk paru-paru, sehingga bayi tersebut tidak bisa bernapas sendiri,"sambungnya.

Sedangkan, lanjutnya, bayi satunya lagi yakni Asyah yang merupakan kakak bayi Alisya atau disebut tim dokter sebagai bayi 2, memiliki saluran napas yang normal.

Diketahui, bayi yang tidak mempunyai saluran napas dan paru-paru (bayi 2) selama ini mendapat oksigen dari bayi yang sehat (bayi 1).

"Keadaan ini menjadi beban bayi yang normal untuk menghidupi dirinya sendiri dan saudara kembarnya. Disamping itu rongga dada bayi parasit (bayi 2) terisi hati dan usus dari bayi yang sehat,"jelasnya.

Disamping itu, dia juga mengungkapkan, pada bayi parasit juga dijumpai kelainan bawaan lahir lain yang memperberat kondisi bayi parasit.

Kelainan bawaan lain yang menyertai bayi parasit adalah terdapat celah lebar pada bibir dan langit-langit mulut, kelainan jantung bawaan yang berat serta ukuran kepala yang kecil.

"Kondisi ini menjadi dilema. Bila dibiarkan terus maka kondisi kedua bayi tersebut akan makin memburuk sehingga bisa menyebabkan keduanya meninggal. Itulah mengapa kita putuskan untuk melakukan tindakan pemisahan. Namun tentunya dengan berbagai kesiapan yang telah dimatangkan,"ujarnya.

Diakui Dr Indrayady, pada kasus yang terjadi pada bayi kembar Siam Asyah dan Alisya, tidak mungkin untuk menyelamatkan keduanya atau mengorbankan keduanya.

Sehingga tim dokter harus memilih salah satu dari bayi kembar tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved