Ekspedisi Sriwijaya Sripo Tribun
Melihat Megalit Berusia 3.000 Tahun di Situs Tinggi Hari Pagaralam
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM - Pagaralam merupakan salah satu daerah di Sumatera Selatan yang kaya akan situs megalit
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM - Pagaralam merupakan salah satu daerah di Sumatera Selatan yang kaya akan situs megalit.
Seperti di Desa Belumai Kecamatan Pagaralam Selatan. Ada sejumlah situs cagar budaya yang masih dipertahankan dan dipelihara hingga sekarang.
Kesungguhan pengelola cagar budaya sejauh ini membuahkan hasil karena situs-situs cagar budaya terawat dengan baik.
Namun tetap saja ada tangan-tangan kriminal yang ingin merusak dan mencuri sebagian bentuk situs megalit berupa arca atau patung.
"Kalau musim (batu) akik, bahaya. Saya selalu waspada 24 jam menjaga arca agar tidak dicuri orang," kata Lubis, petugas situs cagar budaya batu berelief di Desa Belumai, Rabu (28/8/2019).
• Gubernur Sumsel Lepas Keberangkatan Tim Ekspedisi Sriwijaya Sripo-Tribun Sumsel
Menurutnya, ada oknum tidak bertanggung jawab ingin mencuri sebagian material patung untuk dibuat perhiasan.
"Terakhir kali musim batu akik tahun 2015 lalu, kami petugas cagar budaya sangat kewalahan," ucapnya.
Dikatakan Lubis, pihak cagar budaya pun bahkan berkoordinasi dengan Polres Pagaralam untuk mengantisipasi aksi pencurian material arca atau patung.
Selain merawat, menjaga keutuhan arca peninggalan nenek moyang sejak 3 ribu tahun lalu itu menjadi tanggung jawab Lubis dan kawan-kawan di lembaga maupun instansi cagar budaya.
"Penting untuk merawat peninggalan nenek moyang karena ini tanggung jawab bersama," pungkasnya.
Banyak Didatangi Wisatawan
Setelah mengelilingi situs-situs bersejarah zaman megalitik di Lahat, tim ekpedisi Sriwijaya langsung menuju kota Pagaralam guna menelusuri jejak nenek moyang wong Sumsel.
Tinggi Hari (1, 2,3) sampai situs Rindu Manis menjadi destinasi penelusuran tim ekspedisi.
Tim banyak menemukan bebatuan megalitik di kota seribu megalitik mulai dari Menhir, Dolmen dan lain sebagainya yang tampak masih kasar ukirannya
Namun di kota Pagaralam sendiri batu peninggalan zaman megalitiknya ditemukan secara halus atau indah.
Contohnya saja pada kunjangan tim ekspedisi di situs Tegur Wangi wilayah Dempo Utara Kota Pagar Alam yang bagus Guratan ukirannya, mengambarkan bentuk mata, hidung, kepala, dan mulut yang terlihat sangat jelas.
• Mengenal Desa Pagar Batu, Tempat Bermukim Anak Cucu Raden Fatah di Lahat
Sedangkan di situs Tinggi Hari I penggambaran masih terlihat kasar hanya rupa kepalanya, tubuh dan aksesorisnya.
"Di perkirakan usia ya bisa sampai 3000 tahun sebelum masehi,"ujar Edwin Malian juru pelihara situs Tinggi Hari 1, Rabu (28/8/2019)
Bahkan ada saja bagian batu megalitik yang hilang dan tak terkikis batunya sehngga tak begitu jelas rupa Arca Manusiannya.
Selain itu juga ini menjadi bukti bahwa peradaban zaman dahulu sudah ada kehidupan manusia.
Banyak megalit yang sampai saat ini masih sering ditemukan di kawasan ini.
Namun banyak cerita dan tentang peningalan pra sejarah ini, mulai dari cerita mistis hingga cerita tentang keunikan-keunikan batu megelitumnya.
Tidak hanya itu banyaknya peninggalan pra sejarah zaman Megalitikum ini membuat Kota Pagaralam menjadi salah satu tujuan wisata pra sejarah di Sumsel selain Kabupaten Lahat.
Banyak wisatawan yang ingin tahu asal usul dan bagaimana batu-batu tersebut ada di Pagaralam. (Agung Dwipayana, Haris Widodo/ Wawan Septiawan)