Update Video Bullying Siswi Prabumulih, Orangtua Marah Video Dibilang Prank Padahal Bullying Asli

Kasus Bullying yang dilakukan pelajar kelas 12 SMA Negeri 4 kota Prabumulih terhadap adik tingkatnya kelas 10 inisial A, terus berlanjut.

Penulis: Edison | Editor: Prawira Maulana
EDISON/TRIBUNSUMSEL.COM
Keluarga korban bullying Prabumulih. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH – Kasus Bullying yang dilakukan pelajar kelas 12 SMA Negeri 4 kota Prabumulih terhadap adik tingkatnya kelas 10 inisial A, terus berlanjut.

Nurlela, orangtua korban A (14) dan kerabatnya yang merupakan warga Dusun II Desa Karangan Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT) kota Prabumulih, mengaku tidak terima video yang beredar menimpa anaknya dinyatakan 'Prank' oleh kepala sekolah.

"Kami tidak terima video menimpa anak kami dikatakan prank atau main-main, kami sebetulnya sudah memaafkan namun mendengar pernyataan kepala sekolah kami tidak terima," ungkap Nurlela didampingi keluarga dibincangi di rumahnya.

Nurlela mengaku sangat terpukul dengan kejadian yang dialami putri bungsunya dan mengakibatkan rasa trauma usai kejadian tersebut.

"Anak kami ini pendiam dan wongnyo dak banyak tingkah, pas kejadian kemarin itu dio dak ngomong dicak itukan ayuk tingkatnyo," ketika diwawancarai wartawan.

Sedangkan korban inisial mengaku kejadian itu berawal ketika dirinya menaruh hati kepada RZ yang merupakan mantan dari teman pelaku D. Namun kemudian D atau pelaku tidak terima dengan korban hingga melakukan aksi Bullying tersebut.

Dalam perbincangan dengan sejumlah media, korban mengaku jika saat ini dirinya merasa tertekan oleh oknum guru yang meminta untuk mengakui jika kejadian tersebut adalah 'Prank'.

"Waktu itu saya disuruh ke ruang laboratorium oleh guru, lalu saya disuruh ngaku kalau ada wartawan bertanya kejadian masalah video itu bilang saja murni Prank," ungkap anak bungsu dari empat bersaudara itu.

Sementara, Erna Wasih yang merupakan bibik korban mengungkapkan jika saat ini keluarga korban sebelumnya sudah memaafkan pelaku atas tindakan kekerasan itu namun karena pihak sekolah mengatakan hal itu hanya main-main dan prank membuat pihaknya kesal.

"Kami diundang ke sekolah untuk berdamai dengan keluarga pelaku, kami terima dan sudah maaf-maafan tau-tau malah video itu dikatakan prank dan hanya main-main, kami tidak senang dan kesal jadinya. Padahal keluarga memaafkan karena kasian dia kelas 3 mau ujian tapi kalau begini kami tidak terima," katanya.

Untuk itu Erna dan ibu korban meminta Pemerintah melalui Dinas Pendidikan agar memberikan sanksi kepada pelaku Bullying disebabkan bukan prank namun jelas perlakuan yang merugikan keponakan serta keluargannya.

"Kami minta dinas pendidikan memberikan sanksi tegas, jangan dikeluarkan karena dia kelas 3 mau ujian tapi di skor atau sanksi apa. Pihak kepolisian juga kami minta menindak kasus ini meski dia dibawah umur sehingga tidak diulangi lagi," pintanya.

Terpisah, Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM mengungkapkan akan memanggil pihak sekolah dan keluarga korban maupun pelaku dalam waktu dekat.

"Dalam waktu dekat akan kita panggil, baru jadi kakak tingkat sudah seenaknya sama bawahan, tidak boleh seperti itu dan ini harus didik apalagi pemuda calon pemimpin, nanti akan dilaporkan ke pak Gubernur," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved