Ekspedisi Sriwijaya Sripo Tribun
Mengenal Desa Pagar Batu, Tempat Bermukim Anak Cucu Raden Fatah di Lahat
Menyebut nama Raden Fatah, sebagian masyarakat tahu dan mengenalnya sebagai seorang penyebar agama Islam di Sumatera Selatan asal Demak, Jawa Tengah
Penulis: Agung Dwipayana |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Menyebut nama Raden Fatah, sebagian masyarakat tahu dan mengenalnya sebagai seorang penyebar agama Islam di Sumatera Selatan asal Demak, Jawa Tengah.
Raden Fatah juga dijadikan nama perguruan tinggi negeri di Palembang yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah.
Meski telah wafat, keturunan Raden Fatah masih ada di sejumlah daerah di Sumatera Selatan.
Tim Ekspedisi Sriwijaya Sripo-Tribun menelusuri keberadaan anak cucu Raden Fatah di Desa Pagar Batu Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Lokasi Desa Pagar Batu berjarak sekitar 10 kilometer dari kota Lahat.
Untuk memasuki desa tersebut, tim harus melewati jembatan gantung semi permanen sepanjang 200 meter.
Jembatan gantung berlantaikan papan dengan pagar tali besi baja tersebut cukup membuat jantung berdetak kencang karena setiap melangkahkan kaki, guncangan jembatan sangat terasa.
Sampai di Desa Pagar Batu, tim disambut Kepala Desa bernama Sepriadi.
Sepriadi menjelaskan gambaran umum Desa Pagar Batu yang menjadi satu dari lima desa di Kabupaten Lahat tempat bermukim keturunan Raden Fatah.
"Selain Desa Pagar Batu, ada Desa Muara Siban, Selawi, Jati, semua di Kecamatan Pulau Pinang. Satu lagi ada Desa Muara Temiang di Kecamatan Merapi Barat," jelas Sepriadi kepada Tim Ekspedisi Sriwijaya Sripo-Tribun, Selasa (27/8/2019).
Desa Pagar Batu, Kecamatan Pulau Pinang terletak di arah barat kota Lahat, Jalan Lintas Lahat-Pagaralam.
Di desa yang berpenduduk 600 orang ini, kata Sepriadi, semuanya keturunan Raden Fatah.
Warga Desa Pagar Batu bekerja sebagai petani karet dan kopi.
Ada juga yang bekerja sebagai penambang batu di Sungai Lematang, persis di dekat Desa Pagar Batu.
"Kami semua keturunan Raden Fatah dinamakan suku Lima. Lima itu diambil dari lima waktu salat fardu," jelasnya.
• Gubernur Sumsel Lepas Keberangkatan Tim Ekspedisi Sriwijaya Sripo-Tribun Sumsel
Tim juga tim ekpedisi bertemu dengan warga sekitar dan bertanya dimana letak makam Istri Raden Fatah.
Namun warga sekitar menyarankan ke tempat ketua adat yang bernama Zainul Abidin
Lagi-lagi tim tak bisa bertemu dengan beliau dikarena sedang sakit, dan beliau menyarankan bertemu dengan seorang warga yang ditunjuknya ketua adat dan Kepala desa untuk menjelaskan sejarah makam tersebut yang bernama Herdiansyah
"Makam tersebut jaraknya 1 kilometer dari pemukiman dan terdapat di dalam hutan Bete. Dan makam ini sendiri merupakan istri ke 3 Raden Fatah bernama Raden Penate Kumala Dewa yang kuburannya bersama ke-3 anaknya,"ujar Herdiansyah
Makam Istrinya ini disusun berdampingan dengan ketiga anaknya dan telah ada sejak abad ke 15, masuk bersama dengan Raden Fatah yang menyebarkan agama islam
Kuburannya sendiri menghadap kiblat dan motif nisannya sendiri berbeda-beda Istrinya sendiri bertulisan huruf arab gundul yang bertuliskan Lailahailllah dan anaknya bermotif bunga.
Dari keterangannya banyak yang berkunjung makam tersebut mulai dari kerurunannya sampai bupati.
Bahkan pada saat pilkada banyak yang ke sana memohon doa restu.