Dukun Palsu di Palembang
BREAKING NEWS, Polisi Bekuk Dukun Palsu di Palembang, Modus Iming-iming Ubah Beras Jadi Emas
Warga tertipu karena percaya saat diiming-imingi beras bisa diubah menjadi emas batangan seberat 1 kg
Penulis: M. Ardiansyah |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Sejumlah warga Palembang tertipu oleh ulah dukun palsu.
Warga tertipu karena percaya saat diiming-imingi beras bisa diubah menjadi emas batangan seberat 1 kg.
Dukun palsu bernama Fitra (41 tahun) itu sekarang dibekuk polisi.
Warga Pekanbaru ini menjanjikan bisa mengubah segenggam beras menjadi emas.
Modusnya, Fitra yang bekerja sebagai buruh bangunan ini mengaku bisa mengubah beras menjadi sebatang emas.
"Jadi saya bilang, kalau mau sebatang emas siapkan kaleng dan segenggam beras. Itu untuk mengubah beras, belum termasuk mahar," ujarnya saat diamankan di Polsek IT 2 Palembang, Senin (26/8/2019).
Usai dipersiapkan semuanya, Fitra mengungkapkan bila ingin berhasil harus ada mahar yang diberikan.
Setiap korban, harus memberikan mahar Rp 700 ribu perorang.
• Cerita Sedih Ali Pindahkan Makam Ibu Gegara Beda Dukungan Calon Kepala Desa di Kayuagung OKI
Untuk meyakinkan korbannya, tersangka membaca mantra di depan korbannya.
Dengan membaca mantra, menurut tersangka nanti akan datang Nyi Roro Kidul yang akan mengubah beras menjadi sebatang emas seberat 1 kg.
Dengan aksi terasangka yang begitu menyakinkan, para korbannya percaya bila beras yang sudah diletakan di dalam kaleng berbalut kain putih bisa berubah menjadi emas batangan.
"Saya bilang, nanti setelah 41 hari baru dibuka. Beras tadi berubah jadi sebatang emas," ujarnya.
• Waspada Dukun Cabul Incar Ibu Muda, Ada 5 Kasus Pemerkosaan Modus Ini di Lahat
Tak hanya menipu dengan modus menjadi dukun mengubah beras menjadi emas, tetapi Fitra juga mengungkapkan bila dirinya juga bisa mengobati orang.
Semua penyakit, bisa diobatinya dengan bantuan Nyi Roro Kidul.
Syarat ia bisa mengobati orang, harus dengan mahar minimal Rp 400 ribu dan tak terhingga tergantung dari penyakit.
"Laki-laki perempuan semuanya saya bilang bisa diobati. Kalau perempuan, saya minta izin dulu memandikannya dengan keluarga pasien. Saat memandikan, juga tidak berdua saja tetapi disaksikan keluarganya," ujarnya.
• Mengenal Sosok Jenni Sandiah, Ketua DPRD Perempuan Pertama di Pagaralam