4 Tahun Enzo Zenz Allie Bakal Ditempa Jadi Anggota TNI, Jenderal Andika Perkasa Akui Bisa Gugur
Enzo Zenz Allie taruna akmil yang sempat jadi pro-kontra lantaran diduga terpapar radikalisme.Enzo Zenz Allie dinyatakan terlepas dari tudingan ters
TRIBUNSUMSEL.COM -- Enzo Zenz Allie taruna akmil yang sempat jadi pro-kontra lantaran diduga terpapar radikalisme.
Enzo Zenz Allie dinyatakan terlepas dari tudingan tersebut dan tetap dipertahankan dalam satuan TNI.
Kendati demikian Enzo Zenz Allie bakal melalui serangkaian ujian selama lebih kurang 4 tahun.
Pendidikan calon perwira anggota TNI aktif ini ditenggarai bakal memungkinkan sang calon taruna 'Gugur'.
Jenderal Andika perkasa dalam pesannya, menegaskan kepada seluruh taruna Akmil,
Termasuk Enzo bahwa jalannya hingga lulus sebagai perwira tidak mudah.
Lamanya pendidikan selama empat tahun akan menghasilkan seleksi alam yang dapat menggugurkan para taruna satu per satu.
"Mereka (Taruna Akmil) ini kan calon periwira belum jadi anggota TNI aktif.
Penilaian pada masa pendidikan empat tahun ini juga ada penilaian dan tidak semua berhasil," terang Andika saat jumpa pers di Mabes AD, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Sebelumnya Jenderal Andika Perkasa buka-bukaan data terkait jumlah Taruna Calon Perwira yang telah dikeluarkan saat menjalani masa pendidikan di Akademi Militer sejak tahun 2014.
Hal itu diungkapkan Andika menyusul keputusannya untuk mempertahankan Taruna Akmil berdarah Perancis yang sempat viral karena diduga terpapar ideologi radikal dari ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia, Enzo Zenz Allie.
Andika membeberkan, berdasarkan data sejak 2014 terdapat 15 Taruna Akmil yang sudah dikeluarkan sebelum dilantik menjadi Perwira TNI Angkatan Darat.
"Contoh saya ambil data lima tahun terakhir.
2014 itu ada tiga orang Taruna Akmil yang kita drop alias kita keluarkan sebelum mereka dilantik menjadi perwira TNI AD.
Ada yang di tahun kedua ada juga yang di tahun ketiga. Kemudian 2015 ada satu orang yang kami keluarkan.
Tahun 2016 itu empat orang 2017 kebetulan tidak ada. Tahun 2018 ada lima orang dan tahun ini 2019 sudah ada dua orang yang kami keluarkan," kata Andika.
Andika menjelaskan, seluruh calon Perwira yang dikeluarkan sebelum dilantik tersebut dikeluarkan dengan sejumlah alasan.

"Itu semua dengan berbagai alasan. Ada yang karena kesehatannya. Ada yang tidak bisa mengikuti standard. Ada yang karena jasmaninya dan juga ada yang karena mental dan ideologinya," kata Andika.
Namun Andika menjelaskan, di antara mereka yang dikeluarkan sebelum dilantik paling banyak karena mentalnya.
"Dari yang sudah dikeluarkan sejak lima tahun terakhir itu lebih banyak mental. Jadi ada yang kesehatan, fisik, tapi mental banyak juga.
Bervariasi, ada yang di tahun kedua dilakukan, ada yang di tahun keempat dan bahkan ketika mereka sudah dilantik. Jadi perwira pun tidak berhenti.
Penilaian terus dilakukan. Dan sudah banyak contoh mereka yang terpaksa harus dipecat dari dinas aktif pun sudah banyak," kata Andika.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa memutuskan TNI Angkatan Darat tetap mempertahankan Taruna Akmil berdarah Perancis yang sempat viral
karena diduga terpapar ideologi radikal dari ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia, Enzo Zenz Allie.
Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta Pusat pada Selasa (13/8/2019).
"Kami memutuskan, TNI Angkatan Darat memutuskan untuk mempertahankan Enzo Zenz Allie dan semua Taruna Akademi Militer yang kami terima beberapa waktu lalu sejumlah 364," tegas Andika.
Keputusan tersebut diambil Andika karena pihaknya telah memberikan penilaian tambahan khusus untuk Enzo dan beberapa Taruna lainnya secara acak terkait ideologi.
"Kami tidak akan mengklaim bahwa alat ukur yang kami miliki itu sudah valid. Maka kami juga mengambil salah satu alternatif alat ukur yang memang selama ini sudah dikembangkan
digunakan cukup lama, akurasi, validasinya bisa dipertanggungjawabkan karena sudah digunakan selama 8 tahun," kata Andika.
Andika menjelaskan, penilaian tersebut dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu 10 dan 11 Agustus 2019 lalu.
Setelahnya, hasilnya kemudian dianalisis pada Senin (12/8/2019) kemarin.
"Kesimpulannya Enzo Zenz Allie dilihat dari indeks moderasi bernegara ternyata kalau dikonversi menjadi persentase memiliki nilai 84% atau nilainya di situ adalah 5,9 dari maksimum 7.
Jadi indeks moderasi bernegaranya cukup bagus," kata Andika.
Sebelumnya, Andika menjelaskan dalam proses rekrutmen pihaknya memiliki sejumlah alat ukur
yang memang sudah diterapkan mulai dari akademik, kesehatan, jasmani, kondisi psikologi sampai mental ideologi.
"Dari hasil alat ukur yang kami lakukan, kami tidak menemukan adanya keraguan terhadap seluruh taruna akademi militer 364 orang yang kami terima beberapa waktu lalu.
Tetapi karena kemudian ada info tambahan tentang salah satu taruna kami, Enzo, maka kami pun juga berusaha untuk objektif," kata Andika.
Namun demikian, menurut Andika, penilaian terhadap Taruna calon Perwira tidak hanya berhenti di tahap awal.
Namun penilaian tersebut dilakukan selama masa pendidikan.
Andika pun tidak menutup kemungkinan bahwa para Taruna calon Perwira tersebut bisa gagal selama proses pendidikan di Akademi Militer.
"Maka selama empat tahun itu pula penilaian berlaku dan tidak semuanya berhasil," kata Andika.
Ia berharap agar orang tua, keluarga, dan lingkungan Enzo dan Taruna lainnya dapat membantu mereka dalam menjalani perjalanan karirnya sehingga mereka dapat menjadi perwira TNI AD yang bisa menjada keutuhan NKRI
menjaga kehidupan beragama yang beragam, dan bisa menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, serta persatuan.
Jadi kalo memamg orang tua dan smeua yang menyayangi mereka ingin melihat Enzo dan teman-temannya sukses di karirnya di TNI
mereka harus bisa membantu saat mereka pulang, saat mereka dalam keadaan susah maupun dalam keadaan yang senang semua harus membantu agar mereka tetap pada jalurnya," kata Andika.
Reaksi MENHAN Ryamizard Ryacudu
Sementara itu Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu tidak keberatan Enzo tetap dipertahankan sebagai taruna Akmil.
Namun, dalam perjalanan pendidikan di Akmil, Enzo perlu membuktikan dirinya setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan ideologi Pancasila.
“Kalau dia tetap mempertahankan khilafah dan yang lain-lain itu dia harus keluar, tidak ada tawar-menawar lagi. Pancasila harus nomor satu,” kata Ryamizard.
Sebelumnya Menteri pertahanan (MENHAN) Ryamizard Ryacudu meminta TNI untuk memberhentikan Enzo.
Jika dalam penyelidikan Enzo ternyata benar-benar pendukung dari HTI.
"Kalau benar (simpatisan HTI), saya suruh berhentiin," kata Ryamizard dilansir dari kompas, Rabu (7/8/2019).
Ryamizard mendapatkan informasi, saat ini TNI sedang menelusuri latar belakang Enzo.
Mantan KSAD itu yakin, TNI tidak akan memberikan toleransi jika Enzo benar-benar terbukti merupakan simpatisan HTI.
"Makanya dicek dulu. Kalau dia benar-benar khilafah, ya enggak ada urusan," ujar dia.

Pensiunan jenderal bintang empat itu menegaskan, tindakan tegas ini tidak hanya berlaku bagi Enzo.
Namun, seluruh prajurit TNI yang terindikasi mendukung khilafah juga akan langsung dipecat.
"Pecat saja. Orang mendukung Pancasila kok. Itu (pendukung khilafah) namanya pengkhianat," kata dia.