Berita Palembang

Seusai Tembak Ibu Hamil, Jambret di Sumsel Bunuh Wanita Penopang Tulang Punggung Ekonomi Keluarga

Seusai Tembak Ibu Hamil, Jambret di Sumsel Bunuh Wanita Penopang Tulang Punggung Ekonomi Keluarga

tribunsumsel.com/khoiril
Ilustrasi Jambret 

Seusai Tembak Ibu Hamil, Jambret di Sumsel Bunuh Wanita Penopang Tulang Punggung Ekonomi Keluarga

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Beberapa hari lalu seorang wanita hamil di begal oleh warga Sumatera Selatan, kini aksi jambret membuat seorang wanita tewas.

Bahkan, wanita yang menjadi seorang tulang punggung keluarga itu tewas mengenaskan karena dibunuh oleh jambret.

Lidia Septiani (36 tahun), diduga menjadi korban tewas akibat jambret di kawasan Sako, Sabtu (18/7/2019).

Andre Pranama (37 tahun), suami korban menuturkan, kejadian nahas tersebut terjadi saat Lidia pulang dari membeli pulsa token di kawasan R E Martadinata, Lemabang.

"Istri saya pamit jam 8 pagi, terus beli token pulsa di RE Martadinata,"ujarnya saat ditemui di rumah duka, Minggu (18/8/2019)

Setelah itu, Lidia sempat mampir ke rumah orang tuanya yang berada di Jalan Serda KKO Usman Ali Lemabang.

Kemudian dia kembali pulang ke rumahnya di Perumahan Griya Suka Mulya Indah II di jalan Husein Basri, kelurahan Sako Baru kecamatan Sematang Borang Palembang.

Lidia pulang dengan mengendarai sepeda motor seorang diri.

"Nah di tengah perjalanan pulang itu diduga istri saya jadi korban jambret. Informasi yang saya terima lokasi kejadiannya di Jalan kampung meranjat, tepatnya di dekat bengkel,"ucapnya.

Andre menuturkan, sejak beberapa tahun belakangan ini, Lidia memang mencari uang tambahan dengan cara menjual pulsa dan token di rumah.

Selain santai dan bisa dilakukan di rumah, menjual token juga dipilih pas sebagai tambahan penghasilan bagi Lidia yang sudah menjadi ibu rumah tangga seutuhnya.

"Dulu istri saya ngajar di Bayung Lencir Musi Banyuasin. Tapi berhenti mengajar dan fokus urus keluarga sejak tahun 2017. Sekarang jadi ibu rumah tangga saja,"ucapnya.

Sementara itu, kakak kandung korban, Radius Susanto mengatakan pihak keluarga belum membuat laporan akan peristiwa tersebut.

"Kami belum membuat laporan karena tadi masih sibuk mengurus jenazah. Tapi sudah ada perwakilan dari Polsek Sako yang datang ke sini,"ujarnya.

"Tapi secepatnya kami juga akan membuat laporan ke pihak kepolisian. Biar pelaku segera ditemukan,"sambungnya.

Foto semasa hidup Lidia Septiani (36) diduga tewas karena jadi korban jambret dan Andre Pranama (37) saat menunjukkan foto sang istri.
Foto semasa hidup Lidia Septiani (36) diduga tewas karena jadi korban jambret dan Andre Pranama (37) saat menunjukkan foto sang istri. (TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA DWI ANGGRAINI)

Kronologi

Tewasnya Lidia Septiani (36) diduga menjadi korban tewas akibat jambret sangat tidak diduga oleh pihak keluarga.

Kakak kandung korban, Radius Susanto (45) menuturkan Lidia mengalami luka parah. Khususnya di bagian wajah sebelah kiri.

"Dia mengalami luka benturan yang parah di kepala. Khususnya di wajah sebelah kiri."

"Ada juga lecet-lecet di dengkul sama patah gigi. Itu yang saya dapat dari orang-orang yang memandikan jenazah adik saya,"ucap Radius saat ditemui di rumah duka, Minggu (18/8/2019).

"Dokter di rumah sakit juga bilang adik saya mengalami luka parah di kepala khususnya di bagian wajah,"ujarnya.

Radius mengaku belum mengetahui secara pasti Kronologi tewasnya Lidia.

Namun berdasarkan informasi yang beredar, Lidia sempat melakukan perlawanan saat menjadi korban jambret.

Dia diduga nekat mengejar pelaku yang telah menjambretnya.

"Nah disaat mengejar itu, diduga motor adik saya diterjang pelaku sampai dia jatuh dan mengalami luka parah,"ucap Radius.

"Tapi informasi itu belum bisa dipastikan. Sampai saat ini kami tidak tahu bagaimana kronologi sebenarnya,"sambungnya.

Lanjut Radius, adiknya itu tolong oleh warga dan dibawa ke rumah sakit Charitas Sako Palembang.

Saat itulah warga menemukan foto copy kartu keluarga (KK) milik korban.

"Motornya tidak hilang, masih ada. Tapi tasnya yang sudah tidak ada lagi. Isi tas itu HP merek Nokia, kartu BPJS serta uang dan kartu-kartu identitas adik saya,"ujarnya.

Untuk itu, pihak keluarga sangat berharap agar pelaku segera ditangkap.

"Tentunya kami sangat berharap pelaku segera ditangkap agar kejadian serupa tidak lagi terjadi,"ujarnya.

Anak Belum Diberi Tahu

Tewasnya Lidia Septiani (36) yang diduga menjadi korban jambret meninggalkan kesedihan mendalam di hati pihak keluarga.

Apalagi, Lidia memiliki dua anak yang masih kecil dan sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu dalam tumbuh kembangnya.

"Kami punya dua anak yang masih kecil. Paling besar umur 7 tahun dan paling kecil umur 4 bulan,"ujar Andre Pranama (37) suami Lidia saat ditemui di rumah duka di jalan Serda KKO Usman Ali, Minggu (18/8/2019).

Dengan suara lesu, Andre menuturkan dirinya belum sanggup mengatakan hal yang terjadi pada Lidia ke anak mereka yang paling besar.

Dia mengaku bingung harus menjelaskan mengenai hal tersebut.

"Kasihan juga sama yang paling kecil. Ibunya sudah tidak ada lagi,"ucap Andre sembari menarik nafas panjang menahan tangis.

Meskipun terlihat tegar, Andre mengaku sangat terpukul dengan kejadian buruk yang menimpa istrinya.

Untuk itu dia sangat berharap agar pelaku yang menyebabkan istrinya meninggal bisa segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal.

"Saya mohon sama pihak polisi, segera kejar pelaku yang jambret dan buat istri saya meninggal. Anak saya kehilangan ibunya."

"Saya mohon keadilan supaya pelakunya bisa ditangkap dan mendapat hukuman setimpal,"ujar Andre dengan mata berkaca-kaca menahan kesal.

Firasat Suami

Sebelum mendapat kabar tewasnya Lidia Septiani (36) yang diduga karena menjadi korban jambret, sang suami sempat merasa adanya firasat buruk.

Andre Pranama (37) suami Lidia menuturkan hatinya tiba-tiba merasa tidak tenang saat sang istri meminta izin akan pergi mengisi saldo token dikawasan R.E Martadinata, Sabtu (17/8/2019).

"Entah kenapa, tiba-tiba saya merasa gelisah dan tidak tenang. Biasanya tidak seperti itu,"tutur Andre saat ditemui di rumah duka orang tua Lidia, Minggu (18/8/2019).

Andre mengatakan, pada Sabtu pagi sekira pukul 08.00 WIB, Lidia pamit dari rumah mereka di Perumahan Griya Suka Mulya Indah II jalan Husein basri kelurahan Sako kecamatan Sematang Borang.

"Waktu pamit, dia belum sarapan tapi langsung mau pergi. Biasanya tidak seperti itu. Sehabis kasih susu anak kami yang paling kecil, dia pergi. Disitu saya mulai merasa gelisah,"ucapnya.

"Terus biasanya kalau beli pulsa token, dia bawa anak kami yang paling besar. Tapi syukurlah kemarin tidak dibawa,"sambungnya
Kegelisahan Andre semakin memuncak dikarenakan sang istri pergi dengan waktu yang cukup lama.

Hingga akhirnya, sekitar pukul 11.00 WIB, Andre mendapat kabar buruk mengenai apa yang terjadi pada Lidia.

"Saya dapat telpon dari adik, katanya Lidia sudah ada di rumah sakit cabang Charitas. Tapi nyawanya tidak tertolong,"ujarnya.

Tewasnya Lidia Septiani (36) yang diduga menjadi korban jambret meninggalkan kesedihan mendalam di hati pihak keluarga.

Apalagi, Lidia memiliki dua anak yang masih kecil dan sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu dalam tumbuh kembangnya.

Ibu Hamil Dibegal

Begal sadis beraksi di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Seorang ibu hamil menjadi korban begal bersenjata api. Pelaku merampas Motor Yamaha Nmax dan kalung perhiasan.

Ternyata di boks motor itu terdapat uang arisan sebesar Rp 70 juta.

Kay, seorang tersangka begal ibu hamil ini dibekuk Polda Sumsel, Kamis (15/8/2019) dini hari. Kakinya ditembak polisi.

Sementara ibu hamil yang jadi korban bernama Suharni alias Arni (35 tahun), warga Desa Sungai Kedukan, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin.

Kanit 2 Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Bahtiar menjelaskan kronologi perampokan itu.

Awal mulanya korban Suharni (35 tahun), yang saat saat itu pulang bersama temannya Neli Pikayanti (36 tahun), Rabu (19/6), sekitar pukul 12.00, .

Di saat melintas di Desa Tanah Lembak, tepatnya di ujung Desa Tanah Lembak mereka dihadang oleh tiga orang pelaku.

Dua pelaku menggunakan penutup muka dan satu lagi menggunakan helm motor.

Seorang pelaku mengarahkan senjata api laras pendek secara langsung kepada korban.

Korban mengatakan mengenal salah satu pelaku yaitu Ujang.

Kay, seorang pria yang merampok uang arisan milik ibu hamil dibekuk Polda Sumsel, Kamis (15/8/2019) dini hari.
Kay, seorang pria yang merampok uang arisan milik ibu hamil dibekuk Polda Sumsel, Kamis (15/8/2019) dini hari. (Sripo/ Haris Widodo)

Lalu pelaku memaksa korban turun dari motornya.

Pelaku Ujang menembak sebanyak dua kali ke arah atas dan satu kali ke arah bawah kaki korban.

Ujang langsung merampas kalung dari leher Arni sehingga mereka berhasil kabur mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion.

Pelaku lainnya yang dikenali korban, membawa kabur Motor Yamaha Nmax warna putih milik korban. Di box motor itu terdapat uang Rp 70 juta.

“Kami kenal dengan pelaku Pak. Salah satunya pelaku Ujang. Aku masih ingat betul dengan pelaku,” ujar korban kepada Sripoku.com (Grup Tribun), Jumat(15/8/2019) siang.

Korban menuturkan bahwa uang Rp70 juta tersebut adalah uang arisan yang dibawa dan disimpan korban di bawah jok motor korban.

“Duit itu duit tagihan arisan, kami baru balik. Pelaku bawa kabur motor dan duit, dompet dan Hp yang ada dalam box motor itu Pak. Dan total kerugian Jumlah kerugiannya Rp115 juta,” katanya

Sementara itu kepada penyidik, tersangka Kay mengatakan saat melakukan aksi bersama temannya menggunakan senjata api rakitan yang diperoleh dari temannya.

“Korban kami adang terus kami suruh turun. Ujang yang nembak ke arah pucuk dan ke bawah jaraknyo sekitar satu meter dengan korban,” ujar petani karet ini meringis kesakitan dan sempat BAB di celana saat dimintai

Ia memaksa korban turun dari motornya.

“Kami kenal dengan pelaku Pak. Salah satunyo yang sudah ditangkap ini dan pelaku Ujang. Aku masih ingat dengan pelaku,” ujar korban saat dimintai keterangan penyidik, Kamis (15/8/2019) siang.

Menurut Kompol Bahtiar, tersangka yang diamankan merupakan satu dari tiga pelaku yang melakukan perampokan dengan menggunakan senjata api rakitan.

“Pelaku yang kita amankan mengakui seluruh aksinya. Saat ini masih dalam penyelidikan untuk mengejar pelaku lainnya,” ujar Bahtiar. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved