Energi Adil Mengalir di Gas Bumi
Pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi bagi rumah tangga merupakan satu wujud energi berkeadilan yang diberikan pemerintah.
Penulis: Prawira Maulana | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi bagi rumah tangga merupakan satu wujud energi berkeadilan yang diberikan pemerintah.
Lina, warga Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang mengaku senang bukan kepalang ketika pipa gas bumi tersambung di rumahnya. Rasa senang itu menjadi dua kali lipat saat tahu dirinya tak perlu menggelontorkan sepeser pun untuk biaya pemasangan hingga api dari gas karena sudah ditanggung pemerintah.
“Saya sudah tahu dari lama manfaat gas bumi ini karena ada keluarga di Kawasan Bukit yang pakai. Ketika di kawasan rumah saya mau dipasang tentu senang, apalagi gratis,” katanya.
Perempuan yang sehari-hari berdagang kelontong itu telah merasakan langsung manfaat gas alam yang menunjang tugasnya di dapur sejak lima bulan lalu, tepatnya setelah jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga di kawasan itu diresmikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
Lina mengatakan memasak dengan gas alam tak lagi membuatnya risau jika kehabisan energi itu karena lebih mudah dibandingkan tabung LPG. Selain itu, dirinya bisa menghemat ‘uang dapur’ karena gas bumi cenderung lebih murah.
“Suami saya pernah keliling, muter-muter cari tabung LPG, susah dapatnya. Sekarang gak pelru lagi, karena kalau gas habis kami langsung beli token saja kayak isi listrik dan api kompor sudah bisa nyala lagi,” katanya.
Menurut Lina, dari sekian banyak program yang digulirkan pemerintah, jargas merupakan satu program yang berdampak langsung dan membawa perubahan dalam kehidupan sehari-hari warga.
Diketahui, Lina adalah satu dari 4.315 warga di Kota Palembang yang mendapat sambungan rumah (SR) jargas yang pembangunannya disokong penuh APBN 2018.
Palembang merupakan kota pertama selain Surabaya yang mendapat pembangunan jargas oleh pemerintah pada 2009 lalu. Sebagai ibukota Sumatra Selatan, provinsi penyokong suplai gas alam nasional, sudah sepatutnya masyarakat kota itu menikmati aliran energi tersebut.
Pemerintah pusat bersama Pemkot Palembang memang memfokuskan pembangunan untuk Kawasan Seberang Ulu, tujuannya untuk memeratakan program yang lebih dulu dimulai di Kawasan Seberang Ilir Kota Palembang.
Selanjutnya pada tahun 2018, pemerintah menugaskan kepada PT Pertamina (Persero) untuk melaksanakan pembangunan, pengoperasian serta pengembangan jargas Palembang melalui afiliasinya PT Pertamina Gas dan PT Pertagas Niaga.
Sekretaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa, mengatakan pemkot menginginkan setiap kecamatan di kota itu dapat aliran jargas.
“Oleh karena itu kami telah mengusulkan kembali pembangunan jargas hingga 100.252 SR sampai dengan tahun 2023 ke pemerintah pusat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda memastikan pembangunan jargas bakal berlanjut tahun ini karena Kementerian ESDM berkomitmen untuk mendukung program tersebut lagi.
“Ini adalah tahun ketiga kita menerima bantuan pemasangan Jaringan Gas dari Kementrian ESDM,” katanya baru-baru ini.
Dengan diterimanya pembangunan jaringan gas 2019, total SR yang tersambung jargas sampai dengan tahun ini 13.660 SR. Rinciannya, tahun 2009 ada 3.311 SR, tahun 2018 ada sekitar 4.315 dan 2019 ada 6.034 SR.
“Tahun ini ada lima Kecamatan yang menerima, wilayah Sematang Borang, Seberang Ulu (SU) Satu dan Dua, Sako sampai Jakabaring,” ujarnya.
Fitri berharap, masyarakat tidak perlu takut menerima bantuan jargas tersebut, karena program itu diberikan secara gratis kepada masyarakat alias tidak dipungut biaya.
“Masyarakat tidak perlu khawatir atas pemasangan Jargas karena biayanya pemakaianya tidak mahal. Karena kami dapat informasi masyarakat takut untuk memasang jaringan gas ini karena alasan keamanan,” katanya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Igansius Jonan mengatakan pihaknya berupaya mendorong setiap daerah yang memiliki sumur gas dan infrastruktur seperti pipa transmisi bisa menyediakan jargas bagi masyarakat sekitar.
"Setiap tahunnya pemerintah mengeluarkan APBN untuk jargas di berbagai daerah, sehingga makin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Volumenya akan kita tambah ke depan. Sumber Daya Alam harus bisa dinikmati oleh warga setempat,” katanya saat peresmian jargas Kota Palembang, (31/3).
Menurut Jonan, selain bisa menghemat pengeluaran masyarakat, jargas merupakan bentuk nyata pemanfaatan gas bumi domestik yang dapat mengurangi impor LPG.
Kementerian ESDM mencatat impor LPG saat ini masih 70% atau setara RP40 triliun per tahun, jika pengembangan jargas dilakukan secara massif maka bisa menghemat devisa negara setidaknya separuh dari jumlah impor LPG selama ini.
“Selain negara berhemat, penggunaan jargas membuat masyarakat juga hemat dibandingkan menggunakan LPG. Sehingga daya beli masyarakat akan meningkat,”katanya.
Selain itu, pelanggan juga dapat memanfaatkan gas alam sebagai energi yang bersih, praktis, ekonomis dengan suplai 24 jam dan juga aman.
"Gas kota yang memiliki berat jenis ringan dan tekanan rendah, sehingga dipastikan aman dipergunakan di rumah. Juga lebih praktis, ibu-ibu tidak perlu repot membeli dan mengganti tabung LPG nya jika habis," tambahnya.
Sejak dibangun pertama kali pada tahun 2009, kini total SR jargas yang dibangun dengan dana APBN mencapai 325.773 SR yang terdistribusi di 16 provinsi, 40 kabupaten/kota.
Pada tahun 2019, pemerintah melalui Kementerian ESDM, rencananya akan dibangun sebanyak 78.216 SR jargas di 18 lokasi. (pma)