Karhutla 2019

274.502 Orang Sumsel Terkena ISPA, Kenali Ciri dan Cara Antisipasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan mencatat sejak Januari hingga Juni 2019 penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Penulis: Linda Trisnawati |
Tribun Sumsel/ Linda Trisnawati
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Lesty Nurainy 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan mencatat sejak Januari hingga Juni 2019 penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Sumatera Selatan mencapai 274.502 orang.

Kepala Dinkes Provinsi Sumsel Lesty Nurainy menjelaskan, penderita ISPA terbanyak tercatat pada April 2019 dengan jumlah 54.409 orang.

Kemudian total penderita paling sedikit terjadi pada Juni dengan jumlah 30.418 orang.

Sementara lainnya yakni Januari 44.142 orang, Februari sebanyak 50.837 orang, Maret sebanyak 54.237 orang, dan Mei sebanyak 40.459 orang.

Nyaris Disambar Api, Santri Ponpes At Tauhid Ogan Ilir Bahu-membahu Padamkan Api Kebakaran Lahan

"Dari total tersebut tercatat paling banyak berasal dari Kota Palembang yang mencapai 80.162 orang."

"Palembang terbanyak sebab jumlah penduduknya juga paling banyak dibanding Kabupaten/Kota lainnya yang ada di Sumsel," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (7/8/2019).

Sementara itu untuk Kabupaten/ Kota di Sumsel yang rawan kabut asap berada di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Lahat, dan Palembang.

"Palembang ini juga termasuk karena asap kiriman dari daerah-daerah lain. Dalam kondisi biasapun ISPA tetap ada, maka yang paling penting itu masyarakat harus sadar dan tahu cara untuk menghindari ISPA," katanya.

Ia menjelaskan, tanda dan gejala ISPA yaitu demam, suhu bisa mencapai 39,5-40,5 celcius.

Lalu Anorexia, susah minum dan bahkan tidak mau minum. Kemudian Vomiting, biasanya muncul dalam priode sesaat.

Herman Deru Segera Kumpulkan Bupati dan Walikota Untuk Bahas Pencegahan Karhutla di Sumsel

Kemudian diare, abdominal pain atau nyeri pada abdomen, sumbatan pada jalan nafasn batuk dan suara nafas.

Upaya pencegahan dan penaggulangan ISPA yaitu menjaga keadaan gizi agar tetap baik, immunisasi, menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan serta mencegah agar tidak berhubungan langsung dengan penderita ISPA.

Lalu upaya penanggulangannya dengan istirahat minimal 8 jam per hari, makan makanan bergizi, bila demam beri kompres dan banyak minum.

Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tanggan yang bersih.

Ketika badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat dan bila terserang pada anak tetap berikan makanan serta ASI, jika masih menyusui.

Pengobatan ISPA seperti mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan mengkompres.

Beredar Info Pemadaman Listrik di Palembang, LRT Sampai Siang Ini Tetap Beroperasional Normal

Untuk mengatasi batuk dengan tarik nafas yang dalam dan perhatikan etika batuk yang benar.

Lalu bisa juga dengan ramuan jeruk nipis peras dan ditambah kecap manis atau madu. Kemudian untuk mengatasi pilek dengan inhalasi uap atau penguapan sederhana.

Lesty menambahkan, sehubungan dengan musim kemarau dan antisipasi dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan bagi kesehatan, maka disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan langkah-Iangkah pencegahan dan pengendalian.

Langkah-langkahnya yaitu mensosialisasikan dampak buruk dari kabut asap dan kekeringan akibat musim kemarau terhadap kesehatan terutama gangguan pada sistem pernapasan, sistem pencernaan dan konjungtivitis pada masyarakat terutama pada kelompok resiko yang rentan terkena penyakit.

Melakukan rapat koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait sebagai bentuk kesiapsiagaan penanggulangan dampak buruk asap terhadap kesehatan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menjaga kebersihan tangan dengan seri mencuci tangan pakai sabun, memperbanyak minum air putih serta menerapkan etika batuk ketika sakit.

Menggunakan masker jika berpergian keluar rumah untuk mengurangi paparan partikel kabut asap.

Bagi Kabupaten/Kota yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan untuk menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan (Poskesdes, Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit) untuk antisipasi masyarakat dan petugas yang membutuhkan layanan kesehatan.

Bila terjadi peningkatan kasus ISPA, Pneumonia, konjutivitis, diare dan lain-Iain untuk dilakukan surveilans kesehatan di daerah tersebut dan melakukan langkah-langkah pengendalian dengan cermat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved