Anggota Paskibraka Tangerang Meninggal, Dispora Sumsel Kontrol dan Ajak Pelatih Sama Persepsi
Kepergian Aurellia Qurrota Ain, anggota Paskibraka asal Tangerang terasa begitu mendadak dan tiba-tiba.
Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kepergian Aurellia Qurrota Ain, anggota Paskibraka asal Tangerang terasa begitu mendadak dan tiba-tiba.
Penyebab kematian gadis kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar BSD tersebut masih menyisakan tanda tanya.
Beberapa pihak menduga kematian anggota paskibraka tersebut disebabkan oleh kelelahan akibat latihan.
Terkait hal ini Wakil Ketua Koordinator Paskibraka Sumsel Hunce J Hamzah turut berbela sungkawa dan terus mengingatkan agar tidak ada lagi perpeloncoan.
"Memang pelatihan paskibraka ini dari tahun ke tahun mengalami perubahan dalam arti sejak reformasi tidak ada lagi perpeloncoan memberikan pemahaman bahwa adalah kegiatan rutin tapi didukung fisik yang kuat," ujarnya.
"Kami juga turut berbela sungkawa dan ajal ya siapa yang tahu, tapi secara umum kalau perpeloncoan tidak ada. Mereka ini mulai pukul 05.00 bangun pagi dan salat, kemudian olahraga pagi sudah olahraga sarapan kemudian latihan lapangan sampai pukul 12.00," katanya.
Setelah itu istirahat makan salat, pukul 14.00 latihan lagi sampai pukul 15.00 rehat untuk makan snack (memenuhi kalori 4500 sehari) anggota paskibraka ini juga diberi vitamin 3-4 hari pada malam hari menjelang tidur.
"Di Sumsel kami kontrol seluruh pelatih kami undang rapat untuk menyamakan persepsi bahwa tidak ada lagi perpeloncoan apalagi pelatihan yang keras. Dan terkait buku, kami juga berikan buku panduan di belakang ada notes (tidak diwajibkan menulis) diakhir kegiatan kami beri mereka dokumentasi kegiatan mereka," ujarnya.
Wakil Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Sumsel Mauludin mengatakan bahwa almarhum Aurel ini kelelahan. "Kayaknya di sana memang kelelahan dan mereka kan belum masuk karantina ya dan udah latihan kalau di Sumsel baru hari ini turun lapangan tetapi sudah masuk pemondokan di wisma atlet dari 31 Juli lalu," katanya.
"Di sana mereka latihan dasar, kemudian baru turun ke lapangan perdana hari ini Senin (5/8/2019) dan terkait kejadian ini kami tidak terlalu memporsir latihan dan tentunya tidak ada namanya body fisik dan tidak diperbolehkan juga," katanya.
Dia juga mengatakan kalau senioritas itu ada hanya tidak sampai menyiksa apalagi body fisik. "Ya lihat saja di sini senior mereka ini mengajari tidak ada yang sampai perpeloncoan," katanya.
Sementara itu, salah satu peserta Paskibraka Sumsel Febi Tri Darma asal SMA Negeri 1 Tanah Abang Pali tidak menyangka bisa lolos masuk ke dalam pasukan pengibar tingkat Sumsel.
Selain mendapatkan dukungan dari orang tua, dia juga menyiapkan kondisi fisik yang kuat. "Saya tidak menyangka akan lolos, saya sangat bangga dan memaksimalkan latihan ini lebih baik lagi," ujar gadis dengan tinggi 167 centimeter ini. (Elm)