Berita Gubernur Sumsel
Rencana Strategis Gubernur Sumsel Herman Deru Tahun 2019 : Siapkan Proyek Raksasa
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pada tahun 2019 ini berbagai proyek strategis dijalankan oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Penulis: Linda Trisnawati |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pada tahun 2019 ini berbagai proyek strategis dijalankan oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Bahkan Herman Deru menyebutkan akan ada beberapa proyek raksasa nantinya.
Proyek-proyek apa saja yang akan dikerjakan di roda kepemerintahan Herman Deru?
Berikut hasil wawancara khusus Tribunsumsel.com dengan Herman Deru di Ruangan VIP Bandara SMB II Palembang, Rabu (24/7/2019).
TS : Proyek strategis apa saja yang akan ada di Sumatera Selatan?
HD : Pengertian proyek strategis itu, tidak semata-mata berupa fisik tapi ada juga yang sifatnya non fisik.
Contoh proyek strategis kita itu membangun rumah tahfidz di setiap desa.
Ternyata animo masyarakat begitu kencang dan derasnya animo masyarat.
Bahkan sampai kemarin saya baru meresmikan rumah tahfidz di Lapas Pakjo (LP). Karena masyarakat menginginkan sekali adanya rumah tahfidz.
Lalu bentuk-bentuk pelayanan keagamaan seperti sudah diresmikan lebih dari 3.000 petugas penghubung urusan keagamaan desa (P2UKD) sesuai dengan jumlah desa dan kelurahan yang ada di Sumsel.
Ini termasuk proyek-proyek strategis yang kita rencanakan dan sudah dieksekusi (dikerjakan).
Kemudian Posyandu kita ada Forum Posyandu, bukan hanya keorganisasiannya saja yang kita tata tapi tupoksinya juga dan bahkan uniforum sudah berjalan. Tiga itu termasuk proyek strategis kita.
Dan baru tahun ini PKK-nya yang di desa dan kelurahan secara khusus mendapatkan pendanaan, itu juga dari Provinsi.
Lalu baru tahun ini juga karang taruna dapat pendanaan dan posyandu juga dapat dana oprasionalnya dari kita.
TS : Lalu proyek stategis apa yang berupa fisik?
Untuk yang fisik target kita di 2019, bahwa seluruh infrastruktur kewajiban Provinsi Sumsel berupa jalan itu jadi mantap dan bisa dilalui.
Alhamdulillah on the proses, Insya Allah sebelum tutup tahun 2019 semua sudah nyaman untuk dilalui. Bahkan pada tahun ini juga kita triger.
Kabupaten/Kota, ada yang penanganan khusus dan ada juga yang bantuan khusus berupa keuangan.
Kalau saja ini sinergi antara kabupaten/Kota terus berkesinambungan saya yakin target untuk menurunkan kemiskinan 1 persen per tahun akan sangat mungkin tercapai.
Karena dalam hal ini apa yang kita programkan ini disambut baik oleh masyarakat.
Ini di luar proyek-proyek raksasa seperti kita harus punya masjid yang besar, kita harus punya pelabuhan yang besar dan kita harus punya jembatan penghubung antar pulau yaitu Jembatan Penghubung Pulau Bangka dan Sumsel.
Tapi ini kan harus ada beberapa komponen yang terlibat langsung, baik dari Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat dan tentu juga bantuan pusat.
Pusat ini yang kita harapkan bantuannya. Untuk itu bagaimana kita memaparkan kebutuhan daerah ke pusat.
Terlepas dari itu ada proyek yang ditunggu-tunggu masyarakat yaitu jalan tol Palembang-Betung. Karena di daerah ini yang macet, sebab dia jadi battel nite dari semua penjuru.
Baik masyarakat Palembang sendiri maupun tumpahan dari Jawa, Lampung yang menuju ke Musi Rawas dan Jambi tertumpu di situ.
Belum lagi kegiatan masyarakat lokal. Itulah kehadiran saya kementri PU memboyong Kabupaten/Kota agar tahun ini bisa terlaksana.
Harus pakai kebijakan apa ketika sudah beberapa kali gagal tender. Apakah harus melalui keputusan Mentri atau bila perlu mintak Kepres dan tahun ini juga saya minta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Kementrian PU meneruskan proyek tol Palembang-Betung.
Untuk segmen Kayu Agung Palembang bisa dikatakan tinggal menunggu peresmian saja.
Tapi Palembang-Betung nya tahun ini saya mintak dikerjakan. Bahkan untuk aksesoris-aksesoris tertentu kita tunda dulu yang penting long segmennya, sehingga tol Palembang-Betung bisa terlaksana.
TS : Untuk target tol Palembang-Betung kapan selesai?
Saya minta itu pengerjaan paling lama 1 tahun setengah sudah berjalan.
TS: Kalau jembatan penghubung Pulau Bangka dan Sumsel itu ide siapa?
Itu ide bersama antara Pemerintah Provinsi Sumsel dengan Pemerintah Babel karena kita sama-sama punya kepentingan.
Seperti untuk mengakses pariwisata, hasil bumi dan lain-lain. Contohnya mereka nggak punya sayur, mereka sayurnya dari kita dan mereka juga tidak begitu banyak punya beras jadi beras juga dari kita. Jadi kita juga punya kepentingan.
Mereka juga mengharapkan turis yang turun dari Bandara SMB II Palembang untuk ke sana.
• Melihat Rencana Pembangunan Jembatan Sumsel-Babel, Butuh Rp 15 Triliun, Lebih Panjang dari Suramadu
TS : Bagaimana dengan laporan dari BPS terkait angka kemiskinan di Sumsel?
Laporan dari BPS terakhir ada penurunan angka kemiskinan, walaupun memang belum signifikan. Artinya ada dampak apa yang kita perbuat ini dan masyarakat menantikan.
Kalau saya itu orangnya detail, bahkan soal sinyal handphone saja jadi masalah bagi saya. Lalu sinyal internet juga, saya harapkan seluruh provider sudah saya kirimi surat, bahwa Sumsel semuanya harus tercover dengan sinyal. Untuk proyek internet masuk desa juga sudah mulai berjalan.