Cerita Khas Palembang
Sejarah Berdirinya Masjid Agung Palembang, Bukti Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam
Masjid Agung Palembang yang sekarang menjadi kebanggaan warga Sumsel merupakan bukti peninggalan kesultanan Palembang Darussalam
Penulis: Irkandi Gandi Pratama |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Masjid Agung Palembang yang sekarang menjadi kebanggaan warga Sumsel merupakan bukti peninggalan kesultanan Palembang Darussalam.
Sejarah berdirinya Masjid Agung dimulai dengan peletakan batu pertamanya pada Senin 1 Jumaidil Akhir 1151 H (1738 H).
Sedangkan peresmian Masjid Agung Senin 28 Jumaidil Awal 1161 H atau 26 Mei 1748.
Sejarah berdirinya Masjid Agung Palembang diceritakan Kms Andi Syarifuddin saat acara seminar Haul Syaikh Abdus Samad Al-Palimbani dan Ulama Ulama Palembang, mengenal lebih dekat sejarah perjuangan pendiri Masjid Agung Palembang dan Ulama pencetak Al Quran pertama di Asia Tenggara, Kamis (18/7/2019).
"Memiliki arsitektur khas dan spesifik adalah Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, sebagai Sultan Palembang pendiri Masjid Agung," kata Andi.
• Melihat Alquran Tulis Tangan Berusia 170 Tahun, Terdapat Watermark Setiap Lembarnya
Ia menambahkan bahwa, Manaqib Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo merupakan salah satu Sultan Palembang yang alim, bijaksana, tokoh pembangunan yang modernis, agamis, dan pragmatis.
Selain itu, beliau juga sebagai ulama.
Disebutkan nama lengkapnya ialah Pangeran Ratu Jayo Wikramo, Raden Lambu, bergelar Sultan Mahmud Badaruddin.
Setelah wafat barulah ia dikenal dengan sebutan Sunan Lemabang.
Ayahnya bernama Sultan Muhammad Mansur bin Suhunan Abdurarahman bin Pangeran Sido Ing Pesarean bin Pangeran Manca Negara Cirebon bin Pangeran Adipati Sumedang bin Pangeran Wira Kesuma Cirebon bin Sunan Giri.
Sedangkan ibunya bernama Nyimas Sengak binti Dipo Anom Priayi Jambi.
• Bekraf Pilih Pagaralam untuk Kembangkan Ekonomi Lokal
"Ia dilahirkan dalam tahun 1103 H atau 1690 H dilingkungan Keraton Palembang," terangnya.
Sementara itu, Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo wafat pada usia 68 tahun dan dimakamkan di Astana Gubah Kawah Tengkurep Lemabang 3 Ilir Palembang
"Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (SMB I), memiliki dua belas orang isteri, dari pernikahannya ini, beliau dikaruniai sekitar 33 orang anak," ucapnya.