Kasus Penyiksaan SMA Taruna
Wiko Korban Kekerasan Orientasi SMA Taruna Indonesia Belum Sadarkan Diri, Dirujuk ke RS Charitas
Wiko Jerianda (16 tahun), siswa SMA Semi militer plus Taruna Indonesia Palembang diduga menjadi korban kekerasan saat mengikuti Masa Orientasi Siswa
Penulis: Shinta Dwi Anggraini |
"Saya sempat curiga kok demam panas tinggi sampai begini. Memang anak saya suka ngingau kalau sakit demam tinggi tapi gak sampai seperti ini ngingaunya berkali-kali," ungkap dia.
Bahkan ia curiga dengan kata-kata anaknya yang mengingau seperti itu.
Ditambahkan Firli, saat ini pihaknya sudah melaporkan kasus ini ke pihak Polresta Palembang.
"Kami sudah laporkan dan diterima secara lisan oleh Kanit PPA karena yang bersangkutan belum sadarkan diri," tegasnya.
Satu Tersangka
Polresta Palembang telah menetapkan tersangka terkait meninggalnya Delwyn (14) pada saat mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA Taruna Indonesia, Palembang.
Hal ini diungkapkan Kapolda Sumatera Selatan Irjen Firli, saat gelar rilis yang dilaksakan di lobi Polresta Palembang, senin (15/7/2019) sekira pukul 16:00 WIB.
Dikatakan Kapolda berdasarkan hasil pemeriksaan hasil labforensik di RS Bhayangkara dan terbukti korban mengalami kekerasan benda tumpul pada tubuhnya.
Polisi juga memanggil sebanyak 21 orang saksi untuk melakukan pemeriksaan dan dimintai keterangan.
"Berdasarkan alat bukti yang ada baik keterangan saksi, alhamdulillah tidak lebih dari 27 jam usai laporan, pelaku berhasil kita identifikasi tepatnya kemarin sore kita sudah melakukan kajian mendalam kita yakini bahwa Obi Frisma (24) yang melakukan kekerasan terhadap korban," ungkapnya.
Lebih lanjut Kapolda mengatakan, pelaku melakukan kekerasan terhadap korban dengan benda tumpul di bagian kepala sebelah kanan korban
"Kita mencari barang bukti dan ditemukan barang bukti tersebut yaitu bambu sepanjang lebih kurang 1 meter," ujarnya.
Pelaku sendiri pada saat kejadian berstatus sebagai pembina atau pengawas pada kegiatan tersebut dilaksanakan.
"Pada saat kejadian korban dipukul dan jatuh, korban juga sempat ditolong pelaku dengan dibacakan ayat-ayat suci selanjutnya dan dibawa ke Rumah Sakit. Menurut keterangan dokter forensik, sebelum sampai ke Rumah Sakit, korban sudah meninggal," paparnya.
Akibat ulahnya ini, pelaku dijerat UU RI No. 35 Tahun 2014 pasal 80 ayat (3) dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.