Penjual Rujak Nabung Rp 5 Ribu Setiap Hari Bisa Naik Haji, Sempat Difitnah Karena Jualannya Laris

Penjual Rujak Nabung Rp 5 Ribu Setiap Hari Bisa Naik Haji, Sempat Difitnah Karena Jualannya Laris

(KOMPAS.com/IDHAM KHALID)
Aktifitas Sahyun calon jamaah haji, saat berjualan rujak di taman Selong, Lombok Timur. 

"Duka yang saya paling ingat itu, pernah dibilang saya pakai jampi-jampi karena laris. Anak-anak kalau melihat rombong rujak saya menangis minta untuk dibelikan," tutur Sahyun.

Sementara itu, Kaidah, istrinya selalu setia menemani hidup Sahyun bertugas membuat bumbu rujak dan pergi ke pasar membeli buah setiap harinya.

Sebelum berjualan rujak, bapak empat anak ini pernah menggeluti bermacam-macam pekerjaan dari buruh, berjualan es, hingga berjualan bakso.

Tetapi hal itu dirasanya bukan jalan terbaik untuk mengais rezeki, hingga pada 2012 ia beralih menjadi tukang rujak sampai saat ini.

"Sebelum berdagang rujak, pekerjaan saya serabutan, dari tukang gergaji kayu, nyangkul di sawah orang, berjualan bakso sampai es, udah saya kerjakan, tapi itu tidak lancar sehingga saya merasa nyaman berjualan rujak sampai sekarang," tutur Sahyun.

Rihayah (40), anak sulung Sahyun dan Kaidah, menyebut bapaknya adalah pahlawan bagi hidupnya yang sudah membesarkan dirinya bersama adik-adiknya yang lain.

"Bagi kami, bapak adalah pahlawan kami. Dia yang membesarkan kami. Setiap hari dia mendorong gerobak rujaknya, berangkat dari rumah menuju pangkalan di taman kota Selong," kata Rihayah.

Selama ini, Rihayah tidak mengetahui bahwa kedua orangtuanya menabung untuk haji dari hasil berjualan rujak.

"Kami tidak tahu bapak itu nabung untuk naik haji. Kami sangat kaget melihat dia, ternyata namanya sudah dipanggil dari Jakarta untuk menunaikan ibadah haji," lanjut Rihayah.

Dikabarkan, pasangan suami istri ini dijadwalkan akan berangkat haji pada kloter terakhir.

Depan rumah Sahyun dan Kaidah ditata apik seperti biasanya dalam tradisi masyarakat Lombok.

Terlihat sebuah tenda klansah atau tenda beratapkan daun kelapa sudah dipersiapkan sebagai lokasi zikir dan doa keberangkatan pasangan Sahyun dan Kaidah.

Terlihat juga baliho besar yang dipasang di depan gang rumah Sahyun dengan tulisan ucapan selamat menunaikan ibadah haji Bapak Sahyun dan Kaidah, semoga menjadi haji yang mabrur.

Sebelumnya, kisah mengharukan orang naik haji juga dialami oleh seorang tukang becak sekitar dua tahun lalu.

Melansir Tribunnews.com (27/7/2017), Maksum, tukang becak asal Bangkalan, Madura berhasil menggapai mimpi untuk beribadah haji.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved