7 Outstanding Politicians
Masagus Syaiful Fadli Aktif Berorganisasi dan Tak Ada Garis Politik Keluarga
Politikus muda lintas partai bermunculan di berbagai daerah untuk duduk di kursi legislatif pada pemilu, hal ini juga ada di DPRD Sumsel.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Politikus muda lintas partai bermunculan di berbagai daerah untuk duduk di kursi legislatif pada pemilu, hal ini juga ada di DPRD Sumsel.
Kehadiran mereka beriringan dengan fakta, mayoritas pemilik hak suara saat ini berusia tidak lebih dari 40 tahun.
Ongkos politik yang mahal dan birokrasi berlapis-lapis disebut sebagai dua hal yang dapat menjegal niat anak-anak muda ini.
Keberhasilan mereka dalam konstelasi politik pun akhirnya kerap ditentukan dua hal pragmatisme atau idealisme. Namun hal ini tidak berlaku bagi politisi PKS, H Mgs Saiful Padli, yang kembali duduk di kursi DPRD Sumsel untuk periode keduanya (2019-2024).
Saiful sendiri menjadi salah satu dari tujuh orang penerima penghargaan Outstanding Politicians in South Sumatra yang diberikan Tribun Sumsel.
Piagam penghargaan diterima langsung Saiful pada acara puncak Outstanding 7th HUT Tribun Sumsel, di Hotel Excelton, Palembang.
Tribun Sumsel menilai, Saiful adalah sosok muda yang memiliki kiprah luar biasa di bidang politik dan bisnis khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel).
Selain Saiful, enam orang lainnya yang menerima penghargaan serupa dari Tribun Sumsel adalah Anita Noeringhati (Anggota DPRD Sumsel dari Partai Golkar), M Aliandra P Gantada (Ketua DPRD Sumsel dari PDI Perjuangan), Giri Ramanda N Kiemas (ketua DPD PDI P Sumsel), Nasrul Halim (Anggota DPRD Sumsel dari Partai Kebangkitan Bangsa), Ishak Mekki (Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel), dan Saefudin Aswari Rivai (Ketua DPD Partai Gerindra Sumsel).
Atas penghargaan itu sendiri, Saiful mendapat apresiasi dari politisi senior PKS di pusat, Hidayat Nur Wahid, yang mengucapkan selamat dan bisa menjadi berkah kedepannya.
Meski masih muda, Saiful sendiri berjuang dari nol, mengingat ia sendiri tidak ada keturunan dari keluarga berdarah politisi atau ekonom, melainkan orang tua seorang guru PNS. Namun karena pengalaman beberapa organisasi sejak duduk dibangku kuliah, hal itu menjadi dirinya lebih matang.
"Dari keluarga saya tidak ada darah politik, orang tua semuanya pendidik. Dari situlah saya aktif organisasi termasuk belajar berbisnis, karena saya pikir harus keluar zona nyaman mengingat orang tua saya susah saat itu," katanya.
Dunia politik diakui Saiful merupakan panggilan hati, karena sejak di kampus sudah aktif berorganisasi dan ikut kegiatan sosial.
"Jadi terjun ke politik kita anggap panggilan hati, jadi mengurus masyarakat sejak mahasiswa. Seperti gelar bakti sosial dan kegiatan mahasiswa yang peduli terhadap layanan masyarakat. Terkadang kami dulu nginap di kampung- kampung merasakan kehidupan masyarakat," jelasnya.
Hal kedua, dengan terjun politik ia bisa ikut berpartisipasi dalam memberikan perubahan yang harus masuk sistem, "Dengan duduk DPRD saya bersama rekan, bisa merancang perda insiatif yang pro kerakyat, dan bisa mengangkat derajat mereka,"capnya.
Namun kesuksesan yang ia capai saat ini bukanlah tanpa perjuangan, mengingat di dua pemilu sebelumnya ia sempat gagal lolos menjadi anggota DPRD Sumsel, akan tetapi dengan kegagalan tertunda itu menjadi dirinya lebih mengenal strategi yang ada.